NovelToon NovelToon
Switch World

Switch World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Tokyo Revengers / Dunia Lain / Perperangan / Anime / Fantasi Isekai
Popularitas:770
Nilai: 5
Nama Author: Mz Arip

Dari dunia nyata menuju dunia lain, sedangkan dari dunia lain menuju dunia nyata?

Itulah yang dirasakan oleh seorang berandal bernama Arip Suhardjo dan seorang Peri kegelapan bernama Sabilia Von Kurayami dimana meski mereka adalah sosok nakal, mereka berkiblat ke arah yg berlawanan setelah mereka pindah dunia! Penasaran dengan kehidupan mereka di dunia yang berbeda? Ayo ikuti terus kisah Arip dan Sabilia!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mz Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 - Peperangan di dua Dunia yang berbeda (3) - Sudut pandang Dunia Peri

Di Dunia Peri, seluruh Peri dari berbagai wilayah, mereka membentuk satu fraksi untuk melawan Sabilia yang semakin hari semakin tidak terkendali. Begitu juga dengan Pasukan monsternya yang makin banyak dan makin kuat dan tak bisa dihentikan. Kini, mereka mengungsi di sebuah Bukit yang jauh dari sana dan menciptakan pemukiman sementara untuk para Peri selagi tempat mereka hancur tak tersisa dan dibanjiri banyak api, monster, dan mayat pastinya. Itu semua karena ulah Sabilia.

Beberapa hari kemudian, setelah mereka pulih dan bangkit dari keterpurukan yang semakin merajalela, kini mereka akan memulai penyerangan kepada Sabilia. Salah satu Peri bernama Wara kemudian berdiri di atas mereka.

"SEMUA PERI! BERKUMPUL!" teriak Wara.

Mereka yang sedang makan, mereka yang sedang sedih, mereka yang sedang membangun pemukiman baru, kini teralihkan.

"Ada apa Wara?" tanya beberapa Peri.

"Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa saya berdiri disini, berteriak, dan menyuruh kalian untuk berkumpul. Tapi sebenarnya, kalian tahu jawabannya! MELAWAN BALIK!" teriak Wara.

"Apa maksudnya, Wara? Kami tidak mengerti?"

"Melawan balik apanya?"

Suasana semakin ricuh dan heboh dikarenakan mereka tak mengerti maksud Wara.

"Bangkitlah dari keterpurukan kalian! Yang sanggup berperang, ikutlah dengan saya! Kami akan bertarung melawan Sabilia!" kata Wara.

Mendengar itu, mereka semakin kaget.

"Apakah kalian tidak sadar? Peri kegelapan sialan itu telah merenggut segalanya dari kita! Keluarga, harta benda, tempat tinggal, kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, pokoknya banyak yang direnggut oleh Sabilia. Dia bahkan nekat memanggil monster untuk menghancurkan segalanya yang penting bagi kami! Saya tahu kalian sedih ditinggal mati orang yang kalian sayangi. Daripada terus bersedih, bangkitlah! Anggap saja, ini adalah pembalasan dendam agar orang-orang yang kalian sayangi bisa tenang di alam surga! Mereka bisa tertawa bahagia melihat kemenangan kita berhasil menghancurkan Sabilia!"

Kata-kata Wara membukakan mata hati mereka. Mereka sepertinya mempunyai alasan untuk bertarung sekarang. Tujuan mereka adalah satu, yaitu menghancurkan Sabilia beserta Pasukannya dan membangun kembali Desa itu.

"Siapa yang bersamaku? Tunjukkan kemampuan kalian dalam berbagai kekuatan! TUNJUKKAN BAHWA KITA BISA MENGALAHKAN PERI BRENGSEK ITU DAN MEMBANGUN KEMBALI DESA TERCINTA KITA!" teriak Wara.

Semua orang kemudian bersemangat dan dengan semangat yang membara, mereka akan ikut bersama Wara untuk berperang melawan Sabilia beserta para Pasukan monsternya.

Untuk dua hari, mereka akan mempersiapkan apa yang harus mereka gunakan untuk berperang. Dimulai dari meriam dan mortir sebagai pelengkap, dan mereka juga melatih sihir mereka. Tak lama kemudian setelah semuanya jadi, dan semua orang sudah pada siap, mereka akhirnya memulai peperangan mereka. Mula-mula, akan ada Pasukan Wara sekitar 65 orang. Sedangkan jumlah Monster terdiri atas ratusan Monster.

"Cih, jumlah yang sedikit itu takkan mampu menandingiku! Akan kubunuh saja mereka!" kata Sabilia.

Sabilia kemudian menciptakan serangan kegelapan sekuat mungkin. Sedangkan Wara, memerintahkan seluruh Pasukan menciptakan dinding.

"MAJU!" teriak Wara.

Wara dan beberapa Pasukan Peri lainnya maju untuk menghadapi Monster-Monster itu. Ternyata, di belakang Wara sudah ada beberapa Peri lainnya yang menggunakan meriam dan mortir.

"A-Apa?" tanya Sabilia tidak percaya.

"KEJUTAN!" teriak Wara.

Beberapa penembak mortir dan meriam kemudian menembakan seluruh isi dari dua senjata raksasa itu dan berhasil membunuh sebagian Monster. Sementara itu, Wara dan beberapa Pasukannya yang di garis depan mulai berhadapan dengan para Monster-Monster itu. Satu persatu dari mereka berhasil di tumbangkan.

"HEMBUSAN NAGA API!" teriak Wara.

Wara mengeluarkan serangan apinya karena dia adalah Peri api.

"BRUWSH!"

Beberapa api berhasil menghanguskan para Monster. Selain Wara, ada rekannya yang bernama Hikari sang peri cahaya yang menyerang para Monster dengan cahayanya.

"Bangkit dan bersinar!" teriak Hikari yang membuat penglihatan para Monster jadi terganggu.

Saat mereka merasa silau, Wara kemudian menyerang mereka dengan tornado api.

"TORNADO API!" teriak Wara.

Hikari kemudian menjauh dari sana untuk mengeluarkan serangan terkuatnya.

"Pasti Hikari akan mengeluarkan kartu asnya." kata salah satu Pasukan.

Hikari kemudian bersinar lalu mengeluarkan jurusnya.

"Serangan aurora!" teriak Hikari.

Serangan itu menciptakan cahaya aurora yang kemudian menembak beberapa Monster hingga membunuhnya. Seluruh monster berhasil mereka bunuh tanpa sisa sedikit pun. Kini, hanya tersisa Sabilia seornag.

"Menyerahlah Sabilia Von Kurayami! Kau sekarang ga bisa ngapa-ngapain!" kata Wara.

"Cih! Dasar Peri rendahan! Aku tak mau tunduk pada sosok seperti kalian!"

Sabilia kemudian akan menyerang mereka. Akan tetapi, Hikari menghentikan serangannya dan mencoba menyelesaikan semua ini secara kepala dingin. Hikari adalah sahabat terbaik bagi Sabilia. Semasa dulu, Sabilia di ajarkan untuk tidak memilih teman meski Sabilia berdarah biru (Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang bangsawan atau keluarga kerajaan.) Ia berteman baik dengan Peri cahaya yaitu Hikari yang merupakan Rakyat jelata. Maka dari itulah, Sabilia sangat sangat disegani oleh Rakyat karena meski ia Permaisuri, dia tidak mau membandingkan dirinya dengan lain.

"Sabilia, kau adalah temanku. Kenapa kamu seperti ini? Kenapa kita jadi bermusuhan seperti  ini?" tanya Hikari.

Para Pasukan menyuruh Hikari untuk kembali.

"Hikari! Apa yang kau lakukan? Kembalilah! Kau akan mati, kau tahu?" tanyanya.

Wara menghentikan para Pasukan yang ingin Hikari kembali.

"Jangan. Hikari adalah sahabat masa kecil dari Sabilia. Aku yakin, dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Kita semua, hanya berjaga di belakang!" perintah Wara.

Sementara itu, Hikari mencoba berbicara pada Sabilia baik-baik. Dirinya yakin bila Sabilia masih punya hati.

"Sabilia, temanku, kenapa kamu melakukan hal bodoh seperti ini sehingga memicu jatuhnya korban? Padahal, kau adalah orang yang baik." kata Hikari.

Hikari juga mengungkit kenangan masa kecil mereka dimana mereka selalu bermain bersama.

"Dahulu, kita tak sengaja bertemu di Desa saat Ayahmu melakukan kunjungan ke Desa. Aku tak sengaja menyenggolmu. Kau sangat ingin berteman dengan Rakyat jelata sepertiku. Terima kasih..."

Kata-kata itu membuat Sabilia sedikit luluh. Ia tiba-tiba menghentikan serangannya.

"Hi... Ka... Ri..." katanya.

"Iya Sabilia, ini aku." kata Hikari.

Sementara itu, beberapa Pasukan meragukan tindakan dari Hikari.

"Wara, apa benar ini akan berhasil?" tanya Pasukan.

"Ga tau. Lihat aja. Semoga aja segalanya berhasil." kata Wara dengan optimis.

Akan tetapi, keadaan berbalik karena Sabilia menyerang Hikari dengan menembak aura kegelapan sehingga Hikari terluka.

"Lebih baik kau mati saja! Aku tidak butuh sosok munafik seperti kalian! Pasti ada maksudmu untuk membunuhku kan?" tanya Sabilia.

Sabilia kemudian kembali menyerang.

"Bukan begitu, Sabilia!" kata Hikari.

Hikari yang 'terlalu baik' mencoba untuk tetap menyelesaikan segalanya secara baik-baik. Akan tetapi, Wara mencoba untuk menghentikan aksi dari Hikari yang sama saja dengan bunuh diri.

"Hikari! Kau tidak bisa terlalu baik seperti ini! Nyawamu akan terancam!" kata Wara.

"Tapi dia temanku, aku akan tetap menghentikannya! Dan aku tidak akan melukainya maupun membunuhnya!" ngotot Hikari.

Sabilia mencoba untuk kabur dikarenakan seluruh kekuatan maupun Monsternya, tidak mampu menghadapi mereka. Sementara itu, Hikari dengan cepat mengejar Sabilia. Pengejaran tiada henti itu juga diiringi dengan adu serangan. Sabilia menyerang dan memanggil beberapa Monsternya, sedangkan Hikari hanya menghindar dan menyerang para Monster.

"SABILIA HENTIKAN SEMUA INI!" teriak Hikari.

"Diam kau! DIAM DIAM DIAM!"

Akhirnya, mereka sampai di sebuah Hutan. Kebetulan, disana ada monster yang sedang tertidur. Karena aksi kejar-kejaran dan saling tembak menembak, membuat tidur monster itu terbangun dan menyerang mereka. Monster itu ternyata bisa menembakan laser dari matanya. Laser itu mengenai Hikari dan Sabilia.

Baik Sabilia maupun Hikari berlari tunggang langgang dari monster itu. Hikari berhasil melarikan diri dalam keadaan terluka parah dan dia memutuskan untuk istirahat.

Sedangkan Sabilia ia berhasil berlari ke arah yg berlawanan entah kemana.

Kemanakah Sabilia pergi?

Bersambung

1
Harbinger
keren mas R novelnya
Andra Rafiansyah: thanks kawan
total 1 replies
Kakashi Hatake
Mantap jiwa!
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!