NovelToon NovelToon
Puncak Pesona

Puncak Pesona

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Di SMA Gemilang, geng syantik cemas dengan kedatangan Alya, siswi pindahan dari desa yang cantik alami. Ketakutan akan kehilangan perhatian Andre, kapten tim basket, mereka merancang rencana untuk menjatuhkannya. Alya harus memilih antara Andre, Bimo si pekerja keras, dan teman sekelasnya yang dijodohkan.

Menjadi cewek tegas, bukan berarti mudah menentukan pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu dan Hukuman

Bab 14

Tiba-tiba, Rina berjalan mendekati Alya dengan senyum licik di wajahnya. Rina mengenakan gaun merah menyala yang mencolok, membuatnya tampak seperti ratu malam itu. Senyum puas menghiasi wajahnya, seperti sudah merencanakan sesuatu yang besar.

 

“Kamu pikir kamu bisa mengalahkan aku, Alya?” Rina berkata dengan nada mengejek, suaranya nyaris tenggelam oleh dentuman musik yang mengalun.

 

Alya menatap Rina dengan tegas, tidak sedikit pun tergoyahkan oleh kehadiran gadis itu. “Aku tidak perlu mengalahkanmu, Rina. Kebenaran akan mengungkap segalanya,” jawabnya dengan tenang, tetapi penuh keyakinan.

 

Rina tertawa kecil, tawa yang terdengar dingin dan penuh kesombongan. “Kita lihat saja nanti,” katanya sambil berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Alya yang tetap berdiri tegak.

 

Seiring dengan kepergian Rina, Alya merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Ia tahu bahwa Rina pasti merencanakan sesuatu, dan ia harus siap menghadapi apa pun itu. Namun, di balik kegelisahannya, ada semangat yang membara. Alya yakin, kebenaran akan berpihak padanya.

 

Lita juga ada di pesta itu, dan ternyata datang bersama Arga yang menggunakan kursi roda akibat jatuh kena jebakan dari geng syantik tempo hari. Lita terlihat cemas dan berusaha membuat Arga nyaman di tengah keramaian. Alya yang melihat itu dari kejauhan tersenyum, mungkin Lita ada perasaan pada Arga?

 

Alya berusaha tetap tenang dan terus mengawasi geng syantik dari kejauhan. Dia tahu, malam ini tidak akan berakhir dengan mudah. Di sudut lain aula, geng syantik yang terdiri dari Rina, Sari, Siska, dan Gea sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Mereka ingin membuat Alya malu besar di depan semua orang. Rina memberikan instruksi terakhir kepada teman-temannya, dengan mata berkilat penuh niat jahat.

 

“Pastikan Alya kena malam ini. Kita harus bikin dia kapok dan keluar dari sekolah ini,” bisik Rina dengan penuh semangat.

 

Ketika pesta semakin meriah, Rina melihat kesempatan untuk menjalankan rencananya. Dia menaruh cairan licin di lantai di dekat meja minuman, tempat yang sering didatangi para siswa, dengan harapan Alya akan terpeleset dan jatuh di depan semua orang.

 

“Ingat! Kalian harus menjaga area itu. Jangan sampai ada orang lain yang menginjak lantai yang udah kita kasih jebakan buat Alya. Kebodohan waktu itu jangan terulang lagi!” Rina sang ketua geng memberi peringatan pada anak buahnya.

 

Namun, nasib berkata lain. Saat Siska hendak memancing Alya ke arah meja minuman, seorang siswa lain, yang tidak tahu apa-apa tentang rencana jahat itu, tiba-tiba dengan langkah cepat menuju meja untuk mengambil minuman. Hal itu tidak dapat dikontrol oleh geng syantik. Padahal mereka berjaga di sana. Siswa itu datang begitu cepat.

 

Alhasil siswa itu terpeleset dan jatuh dengan keras, menciptakan keributan dalam pesta, hal tersebut menarik perhatian semua orang, termasuk guru-guru yang langsung menuju ke arah kejadian. Alya, yang menyaksikan semuanya dari kejauhan, merasa lega karena tidak menjadi korban, tetapi juga khawatir karena siswa lain yang tak bersalah menjadi korban. Ini seperti kejadian pada Arga, batin Alya.

 

Rina dan gengnya panik. Mereka tidak menyangka rencana mereka akan berbalik arah seperti ini. Alya, yang menyadari ini adalah kesempatan emas, segera menuju ke tempat kejadian dan membantu siswa yang jatuh. Dia dengan tenang menjelaskan kepada guru-guru bahwa cairan licin itu tidak seharusnya ada di sana. Mana mungkin pesta yang diatur oleh event organizer, bakal seteledor ini.

 

Guru-guru mulai curiga, dan dengan cepat menyelidiki siapa yang bertanggung jawab. Alya dengan cerdik memberikan petunjuk bahwa hanya geng syantik yang selalu berada di dekat meja minuman sebelum kejadian. Hal ini membuat guru-guru menginterogasi Rina dan gengnya.

 

Bukan Rina namanya kalau tidak bisa mengelak, dia pintar memanipulasi keadaan. Rina juga tahu, pihak guru tidak mungkin begitu saja bisa menghukum Rina. Dia memanfaatkan posisi ayahnya di sekolah itu. Ya, benar dugaan Rina. Pihak guru posisinya serba salah, sebab yang dihadapi adalah anak dari orang berpengaruh di SMA Gemilang.

 

Namun, jika tidak diproses, maka para siswa akan melihat ketidak adilan di sekolah tersebut. Diakusi pembuktian Rina si pelaku dan bukan, berjalan alot. Karena memang tidak ada bukti nyata. Semua saksi hanya menduga dan mencocokkan kemungkinan dari analisa saja. Ditambah dengan Rina yang pandai berdebat.

 

Di saat itulah, Bimo muncul dari kerumunan. Ternyata dia tidak datang ke pesta sebagai tamu, tetapi sebagai petugas kebersihan tambahan malam itu. Dia mendengar semua percakapan Rina dan gengnya tentang rencana mereka, tentang dilengkapi dengan bukti rekaman dan foto.

 

Rina dan gengnya tak bisa berbuat apa-apa lagi. Mereka tertangkap basah dengan bukti yang jelas. Alya berhasil membuktikan kejahatan geng syantik dan menyelamatkan dirinya dari rencana jahat mereka. Meski malam itu penuh dengan ketegangan, Alya merasa puas karena kebenaran akhirnya terungkap.

 

Meski pun belum cukup untuk membuktikan keseluruhan tragedi yang terjadi di SMA Gemilang adalah ulah geng syantik. Setidaknya dengan adanya Alya sebagai korban incaran geng syantik kali ini, dia bisa membuktikan satu persatu pada umum,  bagaimana sepak terjang geng tersebut.

 

Pesta kembali berlanjut, tetapi kali ini dengan suasana yang lebih tenang. Alya dan teman-temannya menikmati malam itu, sesekali Lita dan Arga juga bergabung. Terkadang mereka hanya diam di tempat yang tidak begitu banyak orang. Sebab Arga merasa takut terganggu bagian tubuhnya yang masih terasa sakit.

 

Alya, meskipun masih sedikit tertekan setelah insiden sebelumnya, berusaha untuk biasa saja. Ia mengenakan gaun yang anggun, dan wajahnya berseri meski sedikit lelah. Ia berdiri di pinggir lantai dansa, berbincang dengan teman-temannya sambil mengamati kerumunan yang tampak lebih rileks.

 

Andre, yang masih mengenakan jas dansa hitamnya, berbisik pada Alya dengan mendekatkan bibirnya pada telinga gadis di sampingnya. “Alya, mau dansa?” tanyanya dengan nada ceria.

 

Alya tersentak, menolak tidak enak, menerima juga tidak nyaman sepertinya. Dia tidak terbiasa terlalu dekat dengan lawan jenis.

 

“Ayo....” tiba-tiba Andre menarik Alya ke lantai dansa. “Ikuti saja langkahku, perlahan,” bisik Andre, kini mereka sudah saling berhadapan.

 

Mereka melangkah ke tengah lantai dansa, dan musik yang lembut mulai mengalun. Andre dan Alya bergerak dengan harmonis, seolah-olah mereka telah berlatih untuk ini sejak lama. Alya merasa begitu kaku, untung cahaya lampu tidak begitu terang, mungkin orang-orang tidak akan memperhatikannya yang tidak pandai berdansa. Tidak enak dilihat pastinya.

 

Bimo berdiri di sudut ruangan, matanya tertuju pada Alya dan Andre yang sedang berdansa. Rasa cemburu menghampiri hatinya, ‘Mengapa dia yang harus berdansa dengan Alya? Ah sudahlah. Tidak penting,’ gumam Bimo dari kejauhan.

 

 Bimo bisa menahan diri untuk tidak mengganggu. Ia tahu posisinya, seorang pemuda dari keluarga sederhana yang tidak bisa berbuat banyak. Namun, hatinya terasa berat melihat Alya bahagia dengan orang lain. “Satu-satunya yang bisa kulakukan adalah memastikan dia aman,” gumam Bimo pada dirinya sendiri.

 

Bersambung...

1
Sodikin Jin
hmmmm...kak, saya lebih suka, cerita tentang kultifasi. 🙏
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tapi sayang, sepertinya tidak dilanjutkan. Jika ingin audionya dilanjut, harus banyak yang beri saran langsung pada pihak Mangatoon
Sodikin Jin: tidak apa kak... saya tunggu setiap audio kakak tentang kultifasi.
total 3 replies
Kamaya
kenapa ya, geng cewek ky gini merasa harus memiliki cowok populer di sekolahny. pdhal aslinya dia gak dilirik samsek ma tuh cowok. tapi ttp aja mngklaim jgn direbut org lain. hm.,..
Kamaya
Pasti jodoh Alya cowok. Iya kan tor? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!