NovelToon NovelToon
I Love You, Paman

I Love You, Paman

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Beda Usia / Cinta Murni / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:20.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

"Papa tidak setuju jika kamu menikah dengannya Lea! Usianya saja berbeda jauh denganmu, lagipula, orang macam apa dia tidak jelas bobot bebetnya."

"Lea dan paman Saga saling mencintai Pa... Dia yang selama ini ada untuk Lea, sedangkan Papa dan Mama, kemana selama ini?."

Jatuh cinta berbeda usia? Siapa takut!!!

Tidak ada yang tau tentang siapa yang akan menjadi jodoh seseorang, dimana akan bertemu, dalam situasi apa dan bagaimanapun caranya.

Semua sudah di tentukan oleh sang pemilik takdir yang sudah di gariskan jauh sebelum manusia di lahirkan.

Ikuti ceritanya yuk di novel yang berjudul,

I Love You, Paman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6 - Preman jahat

Lea memutar pandangannya ke sekitar tempat yang dituju, kumuh dan menyeramkan.

"Paman, kenapa kita pergi ke sini? Mana papa dan mama Lea?" tanya Lea dengan suara sedikit takut.

Pria itu tersenyum dingin. "Mama dan papamu tidak ada di sini, tapi semua temanmu ada di sini."

Lea menghentikan langkahnya ketika beberapa preman muncul di hadapannya.

"Aku dapat satu lagi. Cepat, satukan dia dengan anak-anak yang lain," seru pria yang membawa Lea tadi pada rekan preman-nya.

"Paman, siapa mereka? Lea takut," Lea merapatkan diri pada pria tadi.

"Ayo ikut!," paksa salah satu preman sambil menarik Lea dengan kasar.

"Gak mau! Lea mau pulang!," teriak Lea seraya mencoba berontak dan lalu menggigit tangan preman tadi.

"Arrrgggh! Sialan! Kau menggigit tanganku! Berani kau ya?!," Preman itu meringis kesakitan sambil mengusap tangannya yang berdarah.

Melihat kemarahan sang preman, Lea pun ketakutan lalu mencoba melarikan diri dengan langkah kecilnya. Dia berlari sekuat tenaga, mencoba mencari tempat bersembunyi di antara bangunan kumuh dan barang-barang bekas yang berserakan.

"Larilah anak sialan! Kau tidak bisa pergi dariku!," teriak preman tadi, masih meringis kesakitan.

Lea berlari di sekitar tempat itu, seolah bermain petak umpet dengan para preman. Dia bersembunyi di balik tumpukan kayu, merangkak di bawah meja tua, dan mencoba mengecoh mereka dengan berlari zig-zag.

Namun, seberusaha apapun seorang anak kecil seperti Lea, akhirnya dia ditemukan juga oleh preman tadi setelah beberapa preman lain membantunya. Mereka mengelilingi Lea dan membuatnya tidak bisa lagi melarikan diri.

"Ah, akhirnya kita bertemu lagi, ya?" kata preman yang tangannya digigit Lea seraya menatapnya dengan mata penuh kemarahan.

Lea gemetar ketakutan, matanya penuh air mata. "Tolong, paman, jangan sakiti Lea. Lea mau pulang ke mama dan papa," isaknya.

Preman itu pun tertawa dingin. "Sayangnya, di sini tidak ada yang peduli pada tangisanmu, Nak. Sekarang ikut kami dengan baik-baik, atau kau akan menyesal."

Dengan kasar, preman-preman itu menarik Lea dan memaksanya mengikuti mereka. Lea pun tidak berdaya, hanya bisa menangis dan berharap ada seseorang yang akan datang menyelamatkannya.

Lea dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap dan pengap. Di sana, dia melihat pemandangan yang sangat memprihatinkan.

Anak-anak lain yang sudah lebih dulu menjadi korban penculikan nampak duduk berjejer dengan wajah putus asa. Beberapa dari mereka terlihat cacat, ada yang tangannya patah, kakinya tidak sempurna, atau jari-jarinya hilang.

Anak-anak itu duduk diam dalam ketakutan, tubuh mereka lemah dan tidak berdaya. Pakaian mereka lusuh dan kotor, mata mereka pun kosong seolah sudah tidak ada harapan lagi.

Melihat hal itu, Lea hanya terus menangis dan memanggil orang tuanya. "Mama! Papa! Lea takut! Tolong bawa Lea pulang!," jeritnya. Meski ia disuruh diam oleh para preman, Lea tidak peduli dan terus menangis.

Lalu seorang preman mendekatinya dengan wajah marah. "Diam kau! Jangan ribut!," bentaknya, tetapi Lea masih saja menangis.

Hingga akhirnya Lea terdiam ketika dia melihat pemandangan yang menyeramkan. Seorang anak laki-laki diseret kasar di lantai, lalu ditendang beberapa kali dengan keras hingga berteriak kesakitan.

"Ahhh! Tolong! Jangan...!" teriak anak itu, suaranya menggema di seluruh ruangan.

Jeritan anak itu membuat Lea terpaku dan terkejut. Dia terus menatap anak tadi yang kesakitan namun si preman terus memukulinya hingga pingsan.

"Dengar kalian semua!," teriak si preman dengan suara menggelegar. "Jika kalian berani membantah, atau kalian tidak pulang membawa uang, maka nasib kalian akan sama seperti dia! Mengerti?!." Preman itu menatap ke seluruh anak yang menunduk ketakutan.

Lea gemetar ketakutan dengan air mata mengalir deras di pipinya. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, dia ingin melawan dan kabur dari tempat itu, tapi di sisi lain, dia terlalu takut melihat kekejaman yang dilakukan oleh para preman.

Setelah memberikan ancaman, preman itu meninggalkan ruangan dan meninggalkan anak-anak dalam ketakutan yang mencekam. Lalu Lea duduk di sudut ruangan sambil memeluk lututnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Kemudian, seorang anak perempuan yang lebih tua mendekati Lea dan duduk di sampingnya. "Hei, kamu baik-baik saja?," tanyanya lembut.

Lea mengangguk pelan, meski air mata masih mengalir di pipinya. "Lea ingin pulang... Lea ingin mama dan papa..."

Anak perempuan itu mengelus rambut Lea dengan lembut. "Aku juga ingin pulang... Tapi di sini kita harus kuat. Kita harus bertahan dan mencari cara untuk keluar dari sini."

Lea menatap anak perempuan itu dengan mata penuh harapan. "Kamu tahu cara untuk keluar dari sini?."

Anak perempuan itu menggeleng. "Belum, tapi kita harus tetap berusaha. Nama aku Rina. Kamu siapa?."

"Azalea...," jawab Lea lirih.

"Baik, Lea, kita harus saling membantu di sini. Jangan pernah menyerah, ya?," ujar Rina dengan senyum tipis yang mencoba memberikan semangat.

Lea mengangguk pelan lalu menangis kembali. "Mama... Papa... Lea pengen pulang... Paman baik, tolong Lea...," gumam Lea dalam tangisnya hingga akhirnya dia ketiduran.

Keesokan harinya...

Pagi yang suram. Ruangan tempat anak-anak ditahan masih dipenuhi dengan suasana ketakutan. Preman-preman jahat masuk dengan kasar, lalu membangunkan anak-anak dengan tendangan dan teriakan. Lea yang masih mengantuk pun langsung terbangun dengan ketakutan.

"Bangun semua! Hari ini kalian harus menghasilkan uang lebih banyak!," teriak salah satu preman dengan suara menggelegar.

Anak-anak langsung berdiri dengan tubuh mereka yang gemetar ketakutan. Adapun Lea, yang baru pertama kali menghadapi situasi ini, ia merasa sangat terintimidasi.

Sementara Rina, anak perempuan yang sebelumnya menghibur Lea, ia mendekati dan memegang tangan Lea erat-erat seraya berkata, "Tenang saja, Lea. Ikuti apa yang mereka katakan, jangan melawan," bisik Rina.

Kemudian para preman membagi anak-anak ke dalam kelompok-kelompok kecil, lalu membawa mereka keluar dari ruangan tersebut. Lea dan Rina berada dalam satu kelompok yang dipimpin oleh seorang preman berbadan besar dan berwajah garang.

Mereka dibawa ke sebuah sudut jalan yang ramai di pusat kota. Lalu preman itu memberikan instruksi dengan kasar. "Kalian harus meminta-minta di sini. Jika kalian tidak mendapatkan cukup uang, kalian tahu akibatnya!," ancamnya.

Lea yang masih kebingungan kini berdiri kaku di tempatnya. Rina pun mencoba membantu dengan memberikan contoh. "Lea, begini caranya. Kamu harus menunjukkan wajah sedih dan meminta-minta kepada orang-orang yang lewat."

Lea mencoba meniru apa yang dilakukan Rina. Dengan wajah polosnya, dia mulai meminta-minta kepada orang-orang yang lewat. Namun, banyak yang mengabaikannya atau bahkan mengusirnya.

Lalu, seorang pria paruh baya dengan tampang sinis menghampiri Lea. "Hei, anak kecil! Pergi dari sini! Jangan ganggu orang-orang!," hardiknya.

Lea pun ketakutan dan melangkah mundur bahkan hampir terjatuh. Namun Rina segera menghampirinya dan memegang tangannya. "Tidak apa-apa, Lea. Jangan takut."

"Kak Rena, Lea sangat takut... Kenapa semua orang jahat sama Lea? Hiks hiks hiks...."

Bersambung...

1
Tarwanto Wanto
/Coffee//Coffee//Rose/
Aurora
Wkwkwk... Boleh tuh 🤣🤣🤣😅
Aurora
Wkwkwk... Boleh tuh 🤣🤣🤣😅
Suanti
saga di jodoh kan sama nadia aja sama2 dewasa 🤣🤣🤣
Aurora
Udah update lagi kakak... Yuk lanjut baca, makin seru lho... 😍😍👉
Ima Aulia Ima
lnjt kak jangan sedikit" jd bikin penasaran
Aurora: Sabar ya kak... Kalau penasaran kan jadi lebih seru bacanya 😍
Jangan lupa kasih dukungan like nya juga ya, biar othor makin semangat nulisnya... 💪😍❤️
total 1 replies
Ima Aulia Ima
LG seru tp mlh bersambung 😌
Aurora: Siap-siap kak... Bentar lagi meluncur 😍
total 1 replies
Nisa Fatimah
hampir sama jalan ceritanya sama kisah q pas masih remaja /Grievance/
Aurora: Wah masa kak? Kebetulan sekali ya... Semoga kakak di kasih yang terbaik... Aamiin..
total 1 replies
Nisa Fatimah
dari awal baca sampai bab ini,,,q mau kasih /Good//Good//Good/ sama kakak author /Kiss//Kiss//Kiss/
Aurora: Terima kasih banyak kakak... Jangan lupa like juga di akhir episode nya ya kak, biar karya ini makin banyak yang baca 😍😘🙏
total 1 replies
shanum
sampai sini dlu, mampir di "cinta dibalik heroin"
Aurora: Terima kasih sudah mampir kakak... ❤️
total 1 replies
Rina Yuniarsih
Luar biasa
Aurora
Siap kak... Di tunggu ya... 😍🙏
Ima Aulia Ima
lanjut dong kelanjutan ny aku LG seru nie
Ima Aulia Ima
aku TDK sabar untuk kelanjutan ny
Aurora: Ok kak... Di tunggu update selanjutnya ya... 😘
total 1 replies
Rahayu Anam
hadir thor baru mulai baca😚
Aurora: Terima kasih kakak...😍 Ter love love pokoknya, semoga suka ya... 😘❤️
total 1 replies
I'm Girl
Luar biasa
Nomber 1
Karya baru, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!