Hai ketemu lagi sama karya terbaru mommy, yang suka bisa lanjut baca ya, kalau memang tidak suka dan lainnya kasih komentar ya, jangan di rate terima kasih.
Pernikahan akbar anak keluarga terkaya dan terpandang namun nyatanya tidak menjanjikan akan berjalan lancar. Tepat di hari H Galih di tinggalkan oleh calon istrinya.
"Tidak ada, kak," ucap Gina adik dan juga sahabat calon istrinya setelah mencari ke ruangan make up.
"Bagaimana ini, Lih! Acara satu jam lagi!" Bingung dan panik Mulan sebagai orang tua.
"Cepat cari sekali lagi! Jika memang tidak ada terpaksa kita batalkan!" perintah Galang sang Papa pada asisten dan anak buahnya disana.
Setelah 30 menit tidak ada hasil, Galih yang sudah sangat kacau saat ini. Melihat seorang gadis yang masuk dari pintu samping bertepatan dengan matanya mengarah padanya.
"Tidak akan ku biarkan dia menghancurkan dan mempermalukan keluargaku! Dia akan menjadi istriku!" tekad Galih yang menuju ke arah wanita itu.
"Maukah kamu menikah dengan ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Ros, Ros, Ros," ucapnya yang dalam tidur.
"Rosa kamu kejam!!!" terus saja Dirga meracau hingga pagi.
Tubuhnya yang sudah tidak bisa bekerja sama saat ini menopangnya. Akhirnya tertidur juga dia di sofa depan.
Melupakan tugas yang selama ini tidak pernah ia lalai. Dari mulai dia mengambil sumpah jabatan sebagai Dokter, namun kali ini dia yang melupakan tugasnya. Dering hp yang sudah berapa kali berdering tapi yang punya tidak terbangun juga.
Bahkan Dr. Panji dan Dt. Irna bergantian menghubunginya tetap hasilnya sama nihil. Berdering tapi tidak di angkat. Banyak operasi dan tinjauan yang harusnya menjadi tanggung jawabnya yang sudah biasa dia lakukan secara profesional. Namun kali ini lalai, dan terpaksa Dr. Panji yang menggantikan mencari Dokter lain yang mengurus tanggung jawabnya.
"Rosa izin dan Dirga kabur dari tugasnya. Benar benar cocok mereka!" keluh Dr. Irna saat makan siang bersama suaminya.
"Kita harus mengerti posisi mereka, Sayang. Ini tidak mudah di terima baik keduanya dan terlebih masih ada cinta yang dalam disana." jelaa Dr. Panji.
"Kamu bisa melihat semalam saat Rosa dan Dirga saling memandang bukan. Cinta mereka masih ada bahkan sama besarnya, tapi karena alasan yang di miliki Rosa akhirnya menyakiti hubungan itu. Dirga perlu waktu menerima ini yang sangat mendadak, terlebih amarahnya yang tertahan Sayang. Aku akan ke apartemennya dulu, kamu pulang kerumah sendiri ya, aku mengkhawatirkannya." ucap Dr. Panji.
Yang aku takutkan dia kembali pada kebiasaannya itu. Itulah yang aku takutkan dia yang patah hati seperti ini. Bahkan keluarganya saja tidak mampu mencegahnya. Batin Panji.
*
Malam harinya saat lepas tugas Dr. Panji yang sendiri langsung menuju apartemen mewah Dirga. Membuka dengan pin yang dia ketahui, masuk dan sudah ia duga sebelumnya. Memilih sendiri ke tempat tinggal sahabatnya karena alasan yang ini juga.
"Sungguh tidak berubah sikap kasarmu, Ga! Sangat arogan dan berantakan," oceh Panji yang berjalan dengan melangkah hati hati. Banyak pecahan botol yang bekas di minumnya dan barang barang yang sudah berserakan.
Entah sudah berapa botol ia tenggak dari semalam. Yang jelas sudah banyak bekas botol kosong di lihat Panji.
Di papahnya Dirga masuk ke dalam kamarnya yang beruntung belum porak poranda seperti yang di luar.
"Sayang, art kita dua orang tolong minta kemari sekarang," telp Panji pada istrinya.
Setelah itu dengan mengecek tubuh sahabatnya yang telah tertidur.
"Beruntung tubuhmu kuat, Ga!" ucap Panji seorang diri disana.
"Aku paham posisimu saat ini tidak bersalah namun jadi korban. Entah kamu bisa menerima kenyataan ini kapan? Yang jelas aku harus bisa menyakinkan bahwa sumpah tugasnya tidak bisa di abaikan karena masalah pribadinya saat ini," lanjut Panji.
Tidak lama artnya datang dan langsung membersihkan tempat Dirga yang sangat berantakan.
*
"Bang, kenapa aku disini. Aku harus bekerja," tanya Rosa yang ternyata bangun kesiangan pagi ini.
Wajahnya yang masih sembab dan bengkak kedua matanya. Galih menatap penuh luka pada istrinya. Walau dia berusaha akan kuat tapi tetap saja bisa jelas di lihat olehnya.
"Tetaplah disini sampai kamu bisa tenang. Untuk pekerjaanmu sudah aku wakilkan mengurus izinnya. 3 hari kedepan kita tetap disini. Aku berharap kita bisa jujur satu sama lainnya. Tapi sebelum itu sebaiknya kamu membersihkan diri dulu, makanan sudah datang nanti bisa dingin jika kita terus saja berbicara," jelas Galih.
Tanpa menjawab Rosa turun dari ranjang dan melangkah ke arah kamar mandi.
"Walau berat harus aku pertanggung jawabkan ini. Bagaimanapun dia sekarang sudah menjadi tanggung jawabku dan harus aku menjaganya dengan baik. Terlanjur janjiku yang telah terucap, kini waktunya membuat dia yakin akan pernikahan ini walau tanpa didasari cinta," ucap Galih seorang diri yang menunggu Rosa.
Sedangkan Rosa yang berendam di dalam bathtub dengan aroma terapi lavender membuat sedikit relax tubuhnya, walau pikirannya masih kacau.
Bagaimana kondisimu, Mas. Aku harap kamu bisa jaga dirimu tanpaku bersama denganmu lagi. Aku sudah tidak bisa melakukan hal yang sama seperti dulu, kini aku menjadi istri orang lain. Mas, tidak berharap bisa di maafkan tapi tetap menjadi diri Mas yang baik dan peduli sekitar. Batin Rosa.
Mengingat potongan demi potongan kisah masa lalunya bersama Dirga. Tiga tahun bukan waktu yang singkat, selama perjalanan percintaannya itu di lalui dengan suka dan duka saling mendukung dan menguatkan satu masa lainnya.
Mas, ini mungkin sudah suratan takdir yang mengharuskan kita tidak bersama. Hanya belajar bagaimana membangun rumah tangga yang baik, terima kasih sudah selalu ada untukku. Menemani sepanjang waktu yang sulit untuk ku lalui. Batin Rosa.
"Ros, Ros," panggil Galih dari luar karena sudah satu jam tidak keluar dari kamar mandi.
"Ya Bang, tunggu," ucap Rosa yang bergegas mandi dan memakai baju santai yang sudah ia bawa ke dalam.
"Maaf lama, Bang," ucap Rosa yang baru saja keluar.
"Duduklah, lain kali jangan di lakukan lagi. Tidak baik berlama lama di dalam sana," pinta Galih.
"Iya, Abang." jawab Rosa.
Akhirnya keduanya memakan sarapannya tanpa berbicara, dan Galih terus saja memandang dalam sarapannya itu. Wajah yang tampak sembab istrinya menjadi tidak bernafsu dalam makan pagi ini.
"Abang kenapa ga habis?" Tanya Rosa saat selesai sarapan.
Ya Rosa makan banyak kali ini, energinya sudah banyak terkuras dan rasa sedihnya masih sangat sakit di hatinya. Dengan makan yang banyak pasti akan bisa meluapkan kembali rasa sesak dk hatinya.
"Buatmu saja, Ros." jawab Galih.
"Bang, walau sedih tetap saja makan jangan di lupakan," ucap Rosa.
"Tapi aku tidak bisa, Ros. Wajahmu selalu ada di luka yang sudah aku torehkan. Aku gagal membuatmu bahagia, Ros. Aku jadi ragu apakah bisa memenuhi janjiku ini?" risau Galih.
"Bukannya Abang yang bilang padaku dan menyakinkan padaku juga jika Abang akan membuatku bahagia? Jika ini awal dari jalan aku bisa bahagia, kenapa tidak aku lalui? Aku memang saat ini sangat terluka Bang, kasihlah aku obat darimu!" pinta Rosa.
"Apakah Abang lupa, memaksa aku menikah! Tanpa pernah bertanya sebelumnya tentangku dahulu? Menyakinkan padaku jika abang tidak pernah meninggalkanku! Hatiku memang belum ada Abang! Masih namanya yang sudah aku lukai karena pengkhiatan ini. Bantu aku Bang! Aku butuh Abang!" lirih Rosa.
"Kemarilah, Ros!" pinta Galih yang merentangkan tangannya.
"Menangislah! Karena aku kalian terluka! Karena aku pula yang merusak hubungan kalian! Maafkan aku Ros, yang menarikmu dalam luka di hatiku ini." memeluk istrinya sangat erat.
Menangis keduanya dalam berpelukan. Meluapkan rasa masing masing yang tersakiti.
...****************...
Terima kasih semuanya yang selalu setia menanti up dari mommy.
Like dan komentarnya ya di tunggu.
komen ya
temukan kebahagian mu...