NovelToon NovelToon
Warm Life

Warm Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Wanita Karir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ariadna Vespera

Farah adalah seorang psikolog muda yang energik dan penuh dedikasi. Setiap pagi dimulai dengan keceriaan, berinteraksi dengan penjaga gedung sebelum menuju tempat kerjanya di lantai enam. Sebagai seorang psikolog yang sudah berpraktik selama empat tahun, Farah menemukan kebahagiaan dalam mendengarkan dan berbagi tawa bersama pasien-pasiennya.

Pada suatu hari, saat makan siang, Farah mendengar kabar bahwa ada seorang psikiater baru yang bergabung di rumah sakit tempatnya bekerja. Jantungnya berdebar-debar, berharap bahwa psikiater baru tersebut adalah kakaknya yang telah lama tak ia temui. Di tengah-tengah rasa penasaran dan kekecewaannya karena belum mendapat kepastian, Farah bertemu dengan seorang pria misterius di kantin. Pria itu, seorang dokter psikiater dengan penampilan rapi dan ramah, membuat Farah penasaran setelah pertemuan singkat mereka.

Apakah pria itu akan berperan penting dalam kehidupannya? Dan apakah akhirnya Farah akan menemukan kakaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15

Ada lagi orang yang masuk tanpa mengetuk pintu.

"Xargus..." ucap Iplan dengan nada cerita

memanggil Farah.

"Apakah masih sakit, mau ku ajak jalan-jalan

agar tidak bosan atau aku panggilkan pelawak agar bisa menghiburmu?" Tanya

Iplan.

"Tidak perlu, aku baik-baik saja

sekarang." jawab Farah.

Ada suara ketukan pintu akhirnya ada orang yang

mengetuk lagi bukannya asal masuk saja. Rendi pun membuka pintu untuk melihat

siapa yang mengetuk, ternya itu Ega.

Sudah lama Farah tidak bertemu Ega Karna terlalu

sibuk dengan urusannya akhir-akhir ini.

"Halo Farah, apakah kamu baik-baik saja?"

Tanya Ega.

"Iyah, aku baik-baik saja." Jawab Farah.

Ega pun menyerahkan bunga dan buah yang dia bawa.

Farah hanya tertawa saat menerimanya, beberapa orang yang datang sebelum Ega

tidak membawa apapun untuk Farah.

"Kakak maaf, aku benar-benar lupa." Ucan

Namu.

"Kakak aku tadi sangat panik dan langsung

kesini hingga tidak sempat membawa apa-apa." Ucap Cici.

"Baby, sorry yah aku pikir kamu akan

menolaknya jika aku membawakan sesuatu." Ucap Pera.

"Kenapa kau menatap ku, aku kesini hanya untuk

mencari Pera." Ucap Ical.

"Kamu mau aku Melikan apa, katakan saja."

Ucap Iplan.

"Aku sudah memesankan makan siang ku pikir

sebentar lagi sampai." Ucap Rendi.

Dan benar ada kurir yang mengetuk pintu kamar

membawakan makanan. Tapi tidak hanya satu kurir melainkan tujuh. Rendi memesan

berbagai jenis makanan dari restoran yang berbeda.

Sekarang kamar itu terlihat seperti rumah makan

bergaya kamar pasien. Makanan yang Rendi pesan tidak mungkin bisa Farah

habiskan sendirian, jadi Farah mengajak semua yang ada di kamar untuk makan

bersama.

Disaat mereka semua sedang asik makan tiba-tiba

pintu kamar terbuka ada orang yang berdiri di pintu tapi tidak masuk,

kehadirannya membuat semua orang yang sedang makan terdiam. Situasi saat ini

benar-benar berubah menjadi menakutkan.

Farah yang tidak bisa melihat siapa yang ada di

depan pintu pun kebingungan, siapa yang ada di sana sebenarnya. Farah ingin

menanyakan kepada mereka semua tapi seketika mereka semua menundukkan kepala

seolah-olah mereka sedang tertangkap basah telah melakukan kesalahan.

Dan saat orang itu masuk menghampiri Farah,

akhirnya Farah mengerti situasi ini kenapa terjadi. yang masuk adalah dokter

Reno. Sebenarnya Reno hanya datang untuk memeriksa tapi aura yang dia keluar

sangat dominan dan tatapan andalannya yang sangat mengerti itu membuat semua

orang terdiam.

Reno benar-benar tidak bisa mengekspresikan diri,

Farah sangat tidak menyukai hal itu.

"Bisakah kau lebih bersikap ramah, bukannya

dokter itu harus ramah yah. Jangan memberikan tatapan seolah-olah kau akan

memakan mereka. Aku tahu itu memang hak mu tapi jika sampai mengganggu

ketenangan orang lain berarti ada yang salah pada dirimu." Ucap Farah.

Reno hanya terdiam tanpa merespon dan kembali

setelah memeriksa semua keadaan Farah baik-baik saja.

Suasana pun kembali seperti semula.

"Lanjutkan makan kalian." Ucap Farah.

Setelah mereka semua selesai makan, satu persatu

dari mereka mulai berpamitan pulang.

"Aku balik duluan yah, cepat sembuh orang

cantik." Ucap Ega berpamitan.

"Kakak, aku juga mau lanjut latihan. Kakak

cepat sehat yah." Ucap Cici berpamitan.

"Kakak, aku juga pulang dulu yah. Cepat sembuh

yah, soalnya banyak tamu yang gak jadi Konsul tuh." Ucap Namu berpamitan.

"Aku pamit dulu yah, kalo ada apa-apa telepon

aja." Ucap Rendi berpamitan.

"Gw mau balik ke kamar dulu deh." Ucap

Ical berpamitan.

"Baby, sorry banget nih kayanya aku dalam

masalah. Nanti kalo udah selesai aku kesini lagi kok janji." Ucap Pera

berpamitan.

"Kamu gak pulang juga?" Tanya Farah.

Iplan menggelengkan kepalanya. Setelah mereka semua

pulang dan hanya tersisa Iplan yang menemani Farah.

Tapi sepertinya Iplan lembur kemarin malam, dia

ketiduran di sofa setelah semua orang pamit pulang.

Farah yang bosa di kamar pun akhirnya keluar kamar,

meski kepalanya masih terasa pusing tapi dia tetap memaksakan diri.

Saat ini ketaman rumah sakit, Farah melihat ada

begitu banyak wartawan. Farah bertanya-tanya apakah karna Ical masuk rumah

sakit.

Farah keluar dengan santai, dia hanya ingin ke

taman saat itu. Ternyata semua wartawan yang sedang berkumpul itu langsung

menghampiri Farah.

Farah sangat terkejut dengan semua gerombolan

wartawan itu dan kamera di mana-mana. Kondisi Farah masih belum sepenuhnya

pulih. Farah hampir pingsan lagi saat itu, tapi tiba-tiba ada orang yang

berjubah dokter menggendongnya menjauh dari gerombolan wartawan itu.

Wajah Farah ditutupi menggunakan jubah dokter itu

agar tidak disorot oleh kamera.

Saat sudah jauh dan aman dari wartawan Farah di

turunkan dari gendongannya.

"Kamu tidak papa?"

Saat Farah menatap orang itu ternyata dia adalah

Ruel. Ruel menggenggam kedua tangan Farah. "Apakah kamu tidak tahu semua

wartawan itu sedang mencari mu?" Ucap Ruel dengan ekspresi yang seolah

marah.

Farah kebingungan bukan karna kenapa wartawan

mencarinya tapi karna kenapa Ruel marah. Padahal Ruel sama sekali tidak

mengingat siap Farah.

"Apakah anda tau siapa saya?" Tanya

Farah.

"Iya, tentu saja aku tahu. Kamu adalah kekasih

atlet yang terkenal itu." Jawab Ruel.

Ekspresi kecewa menyelimuti wajah Farah, Ruel

benar-benar tidak mengenalinya. Tapi kenapa dia perduli dengan kekasih orang

lain, bukankah itu aneh pikiran Farah.

Farah benar-benar tidak ingin mengigat kenangannya

bersama Ruel dulu. Meski Ruel adalah penyelamatnya tapi jika Farah memaksakan

untuk di anggap ada dalam kehidupan Ruel itu akan menyakiti kedua belah pihak.

Saat ini Farah kembali merasakan hangatnya genggam

tangan itu, dia sungguh berpikir untuk melepaskannya namun, tidak bisa.

"Aku ingin memeluknya." Ucap Farah dalam hati sambil menatap dalam

Ruel.

"Bukankah kamu masih di rawat, kenapa

berjalan-jalan sendirian di mana kekasihmu?" Tanya Ruel.

"Dia baru saja pulang karna harus melanjutkan

latihannya." Jawab Farah.

Entah mengapa Farah mengakui bahwa dia adalah

kekasih Rendi padahal mereka berdua tidak ada hubungan apapun.

Ruel membantu Farah untuk berbaring di kakinya lalu

dia memijit kepala Farah. Apa ini, kenapa dia melakukan ini, bukankah dia tau

kalau wanita yang sedang bersamanya sudah memiliki kekasih, ini sangat aneh

pikir Farah.

Farah sangat ingin keluar dari situasi yang aneh

itu tapi dia tidak bisa karna bersama Ruel itu terlalu menghangatkan.

Lalu Ruel memberikan kartu namanya kepada Farah,

Ruel berkata bahwa jika kamu ingin bertemu dengan ku hubungi lah.

Pernyataan konyol macam apa itu, apakah dia suka

mendekati orang yang sudah memiliki kekasih. Ini benar-benar tidak masuk akal.

Tidak lama setelah itu Ruel mendapatkan panggilan darurat, akhirnya Farah

ditinggal untuk kesekian kalinya.

Farah masih tidak habis pikir, apa yang sebenarnya

ingin Ruel lakukan. Memang Farah tau kalau Ruel berbeda dari kebanyakan orang

lainnya. Di pertemuan pertama Meraka saja Ruel bisa menyandarkan kepalanya

kepada orang asing dengan santainya lalu menggenggam tangan orang asing itu

tanpa tahu namanya.

Seharusnya aku tidak berharap akan di ingat olehnya

pikir Farah.

Menyesal? Iyah, sedikit Karna berharap tapi jika

mengulang kembali waktu Farah masih akan melakukan hal yang sama saat pertama

kali bertemu dengan Ruel.

Dan akhirnya Farah kembali ke kamarnya, saat di

kamar Farah baru mengingat kenapa dia bisa di kejar oleh wartawan bukan hanya

satu atau dua wartawan yang datang tapi puluhan.

Farah membuka handphonenya untuk melihat berita

terkini seputar actor dan model. Berita yang lagi beredar adalah skandal antara

Ical dengan seorang desainer terkenal.

Artikel itu mengatakan bahwa 'seorang model yang

baru saja debut menjadi actor dan singer terlihat sedang dirawat di rumah

sakit, diketahui bahwa ada seorang desainer yang sering kali mengunjunginya di

duga itu adalah kekasihnya'

"Apakah yang di maksud itu adalah Pera."

Gumang Farah.

Tapi kenapa Farah yang di kejar wartawan? Apakah

karna aku adalah sahabat Pera pikir Farah. Saat itu Iplan terbangun.

"Berbicara dengan siapa Xargus?" Tanya

Iplan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!