Farah adalah seorang psikolog muda yang energik dan penuh dedikasi. Setiap pagi dimulai dengan keceriaan, berinteraksi dengan penjaga gedung sebelum menuju tempat kerjanya di lantai enam. Sebagai seorang psikolog yang sudah berpraktik selama empat tahun, Farah menemukan kebahagiaan dalam mendengarkan dan berbagi tawa bersama pasien-pasiennya.
Pada suatu hari, saat makan siang, Farah mendengar kabar bahwa ada seorang psikiater baru yang bergabung di rumah sakit tempatnya bekerja. Jantungnya berdebar-debar, berharap bahwa psikiater baru tersebut adalah kakaknya yang telah lama tak ia temui. Di tengah-tengah rasa penasaran dan kekecewaannya karena belum mendapat kepastian, Farah bertemu dengan seorang pria misterius di kantin. Pria itu, seorang dokter psikiater dengan penampilan rapi dan ramah, membuat Farah penasaran setelah pertemuan singkat mereka.
Apakah pria itu akan berperan penting dalam kehidupannya? Dan apakah akhirnya Farah akan menemukan kakaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Ada lagi orang yang masuk tanpa mengetuk pintu.
"Xargus..." ucap Iplan dengan nada cerita
memanggil Farah.
"Apakah masih sakit, mau ku ajak jalan-jalan
agar tidak bosan atau aku panggilkan pelawak agar bisa menghiburmu?" Tanya
Iplan.
"Tidak perlu, aku baik-baik saja
sekarang." jawab Farah.
Ada suara ketukan pintu akhirnya ada orang yang
mengetuk lagi bukannya asal masuk saja. Rendi pun membuka pintu untuk melihat
siapa yang mengetuk, ternya itu Ega.
Sudah lama Farah tidak bertemu Ega Karna terlalu
sibuk dengan urusannya akhir-akhir ini.
"Halo Farah, apakah kamu baik-baik saja?"
Tanya Ega.
"Iyah, aku baik-baik saja." Jawab Farah.
Ega pun menyerahkan bunga dan buah yang dia bawa.
Farah hanya tertawa saat menerimanya, beberapa orang yang datang sebelum Ega
tidak membawa apapun untuk Farah.
"Kakak maaf, aku benar-benar lupa." Ucan
Namu.
"Kakak aku tadi sangat panik dan langsung
kesini hingga tidak sempat membawa apa-apa." Ucap Cici.
"Baby, sorry yah aku pikir kamu akan
menolaknya jika aku membawakan sesuatu." Ucap Pera.
"Kenapa kau menatap ku, aku kesini hanya untuk
mencari Pera." Ucap Ical.
"Kamu mau aku Melikan apa, katakan saja."
Ucap Iplan.
"Aku sudah memesankan makan siang ku pikir
sebentar lagi sampai." Ucap Rendi.
Dan benar ada kurir yang mengetuk pintu kamar
membawakan makanan. Tapi tidak hanya satu kurir melainkan tujuh. Rendi memesan
berbagai jenis makanan dari restoran yang berbeda.
Sekarang kamar itu terlihat seperti rumah makan
bergaya kamar pasien. Makanan yang Rendi pesan tidak mungkin bisa Farah
habiskan sendirian, jadi Farah mengajak semua yang ada di kamar untuk makan
bersama.
Disaat mereka semua sedang asik makan tiba-tiba
pintu kamar terbuka ada orang yang berdiri di pintu tapi tidak masuk,
kehadirannya membuat semua orang yang sedang makan terdiam. Situasi saat ini
benar-benar berubah menjadi menakutkan.
Farah yang tidak bisa melihat siapa yang ada di
depan pintu pun kebingungan, siapa yang ada di sana sebenarnya. Farah ingin
menanyakan kepada mereka semua tapi seketika mereka semua menundukkan kepala
seolah-olah mereka sedang tertangkap basah telah melakukan kesalahan.
Dan saat orang itu masuk menghampiri Farah,
akhirnya Farah mengerti situasi ini kenapa terjadi. yang masuk adalah dokter
Reno. Sebenarnya Reno hanya datang untuk memeriksa tapi aura yang dia keluar
sangat dominan dan tatapan andalannya yang sangat mengerti itu membuat semua
orang terdiam.
Reno benar-benar tidak bisa mengekspresikan diri,
Farah sangat tidak menyukai hal itu.
"Bisakah kau lebih bersikap ramah, bukannya
dokter itu harus ramah yah. Jangan memberikan tatapan seolah-olah kau akan
memakan mereka. Aku tahu itu memang hak mu tapi jika sampai mengganggu
ketenangan orang lain berarti ada yang salah pada dirimu." Ucap Farah.
Reno hanya terdiam tanpa merespon dan kembali
setelah memeriksa semua keadaan Farah baik-baik saja.
Suasana pun kembali seperti semula.
"Lanjutkan makan kalian." Ucap Farah.
Setelah mereka semua selesai makan, satu persatu
dari mereka mulai berpamitan pulang.
"Aku balik duluan yah, cepat sembuh orang
cantik." Ucap Ega berpamitan.
"Kakak, aku juga mau lanjut latihan. Kakak
cepat sehat yah." Ucap Cici berpamitan.
"Kakak, aku juga pulang dulu yah. Cepat sembuh
yah, soalnya banyak tamu yang gak jadi Konsul tuh." Ucap Namu berpamitan.
"Aku pamit dulu yah, kalo ada apa-apa telepon
aja." Ucap Rendi berpamitan.
"Gw mau balik ke kamar dulu deh." Ucap
Ical berpamitan.
"Baby, sorry banget nih kayanya aku dalam
masalah. Nanti kalo udah selesai aku kesini lagi kok janji." Ucap Pera
berpamitan.
"Kamu gak pulang juga?" Tanya Farah.
Iplan menggelengkan kepalanya. Setelah mereka semua
pulang dan hanya tersisa Iplan yang menemani Farah.
Tapi sepertinya Iplan lembur kemarin malam, dia
ketiduran di sofa setelah semua orang pamit pulang.
Farah yang bosa di kamar pun akhirnya keluar kamar,
meski kepalanya masih terasa pusing tapi dia tetap memaksakan diri.
Saat ini ketaman rumah sakit, Farah melihat ada
begitu banyak wartawan. Farah bertanya-tanya apakah karna Ical masuk rumah
sakit.
Farah keluar dengan santai, dia hanya ingin ke
taman saat itu. Ternyata semua wartawan yang sedang berkumpul itu langsung
menghampiri Farah.
Farah sangat terkejut dengan semua gerombolan
wartawan itu dan kamera di mana-mana. Kondisi Farah masih belum sepenuhnya
pulih. Farah hampir pingsan lagi saat itu, tapi tiba-tiba ada orang yang
berjubah dokter menggendongnya menjauh dari gerombolan wartawan itu.
Wajah Farah ditutupi menggunakan jubah dokter itu
agar tidak disorot oleh kamera.
Saat sudah jauh dan aman dari wartawan Farah di
turunkan dari gendongannya.
"Kamu tidak papa?"
Saat Farah menatap orang itu ternyata dia adalah
Ruel. Ruel menggenggam kedua tangan Farah. "Apakah kamu tidak tahu semua
wartawan itu sedang mencari mu?" Ucap Ruel dengan ekspresi yang seolah
marah.
Farah kebingungan bukan karna kenapa wartawan
mencarinya tapi karna kenapa Ruel marah. Padahal Ruel sama sekali tidak
mengingat siap Farah.
"Apakah anda tau siapa saya?" Tanya
Farah.
"Iya, tentu saja aku tahu. Kamu adalah kekasih
atlet yang terkenal itu." Jawab Ruel.
Ekspresi kecewa menyelimuti wajah Farah, Ruel
benar-benar tidak mengenalinya. Tapi kenapa dia perduli dengan kekasih orang
lain, bukankah itu aneh pikiran Farah.
Farah benar-benar tidak ingin mengigat kenangannya
bersama Ruel dulu. Meski Ruel adalah penyelamatnya tapi jika Farah memaksakan
untuk di anggap ada dalam kehidupan Ruel itu akan menyakiti kedua belah pihak.
Saat ini Farah kembali merasakan hangatnya genggam
tangan itu, dia sungguh berpikir untuk melepaskannya namun, tidak bisa.
"Aku ingin memeluknya." Ucap Farah dalam hati sambil menatap dalam
Ruel.
"Bukankah kamu masih di rawat, kenapa
berjalan-jalan sendirian di mana kekasihmu?" Tanya Ruel.
"Dia baru saja pulang karna harus melanjutkan
latihannya." Jawab Farah.
Entah mengapa Farah mengakui bahwa dia adalah
kekasih Rendi padahal mereka berdua tidak ada hubungan apapun.
Ruel membantu Farah untuk berbaring di kakinya lalu
dia memijit kepala Farah. Apa ini, kenapa dia melakukan ini, bukankah dia tau
kalau wanita yang sedang bersamanya sudah memiliki kekasih, ini sangat aneh
pikir Farah.
Farah sangat ingin keluar dari situasi yang aneh
itu tapi dia tidak bisa karna bersama Ruel itu terlalu menghangatkan.
Lalu Ruel memberikan kartu namanya kepada Farah,
Ruel berkata bahwa jika kamu ingin bertemu dengan ku hubungi lah.
Pernyataan konyol macam apa itu, apakah dia suka
mendekati orang yang sudah memiliki kekasih. Ini benar-benar tidak masuk akal.
Tidak lama setelah itu Ruel mendapatkan panggilan darurat, akhirnya Farah
ditinggal untuk kesekian kalinya.
Farah masih tidak habis pikir, apa yang sebenarnya
ingin Ruel lakukan. Memang Farah tau kalau Ruel berbeda dari kebanyakan orang
lainnya. Di pertemuan pertama Meraka saja Ruel bisa menyandarkan kepalanya
kepada orang asing dengan santainya lalu menggenggam tangan orang asing itu
tanpa tahu namanya.
Seharusnya aku tidak berharap akan di ingat olehnya
pikir Farah.
Menyesal? Iyah, sedikit Karna berharap tapi jika
mengulang kembali waktu Farah masih akan melakukan hal yang sama saat pertama
kali bertemu dengan Ruel.
Dan akhirnya Farah kembali ke kamarnya, saat di
kamar Farah baru mengingat kenapa dia bisa di kejar oleh wartawan bukan hanya
satu atau dua wartawan yang datang tapi puluhan.
Farah membuka handphonenya untuk melihat berita
terkini seputar actor dan model. Berita yang lagi beredar adalah skandal antara
Ical dengan seorang desainer terkenal.
Artikel itu mengatakan bahwa 'seorang model yang
baru saja debut menjadi actor dan singer terlihat sedang dirawat di rumah
sakit, diketahui bahwa ada seorang desainer yang sering kali mengunjunginya di
duga itu adalah kekasihnya'
"Apakah yang di maksud itu adalah Pera."
Gumang Farah.
Tapi kenapa Farah yang di kejar wartawan? Apakah
karna aku adalah sahabat Pera pikir Farah. Saat itu Iplan terbangun.
"Berbicara dengan siapa Xargus?" Tanya
Iplan.