Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 33
Via kembali ke rumah sore hari. Eve mengajaknya ke rumah utama untuk menemui Mama dan Papa mertuanya. Via begitu senang hari ini.
Via mulai menapaki memasuki rumah. Ia menduga suaminya masih di kantor saat ini. Bibirnya tersungging ketika menatap rantang makanan yang ia bawa dari rumah utama.
Ya, hari ini Via memasak bersama Mama mertuanya. Ia membawa makanan hasil buatannya dan Mama mertuanya. Via bermaksud untuk memamerkannya kepada Bintang nanti.
Namun Via mengerutkan keningnya ketika melihat sosok suaminya di ruang tengah. Suaminya tertidur pulas di atas sofa dengan laptop yang masih menyala di pangkuannya. Via berjalan mendekati Bintang.
Via kembali tersenyum menatap wajah Bintang yang tertidur. Suaminya nampak begitu lelah. Mungkin Bintang tertidur karena saking lelahnya bekerja. Ia pun mulai memindahkan laptop yang masih menyala di pangkuan suaminya, dan menaruhnya di atas meja. Ia juga menaruh rantang makanan yang ia bawa di atas meja.
Kakinya mulai melangkah menuju ke kamarnya. Via mengambil selimut untuk menyelimuti tubuh Bintang. Kemudian iapun menyelimuti Bintang dengan sangat hati-hati.
Via duduk di samping Bintang. Menatap wajah tampan suaminya saat sedang tertidur. Mengusap rambut Bintang perlahan seraya mencium wangi rambut suaminya.
Hanya mengusap rambut Bintang saja, membuat jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Ujung bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. Perlahan Via mendekatkan wajahnya dan mengecup kening Bintang seraya memejamkan matanya. Menikmati setiap detik keindahan yang ia rasakan saat ini. Rambut Bintang sangat harum. Via menikmatinya walaupun hanya sedetik saja.
"Seandainya kita adalah pasangan suami istri yang sesungguhnya, maka Aku tidak akan mencuri-curi hanya untuk mengecup keningmu saja. Seandainya kita saling mencintai, Aku tidak perlu bersusah payah untuk menyimpan kata cinta dalam hati ku. Namun kenyataannya hanya Aku yang mencintaimu. Cinta ini hanya Aku yang merasakannya. Apakah semuanya hanya akan menjadi andai. Seandainya Kau mencintai ku, seandainya Kau tahu bagaimana Aku sangat mencintaimu. Ada begitu banyak rasa ragu dalam hatiku, namun Aku ingin tetap bertahan bersama mu. Walaupun Aku tidak yakin dengan akhir kisah cinta ini. Aku hanya ingin bersamamu, hingga Kau tak menginginkan ku lagi." Via menatap sendu wajah suaminya. Ia tersenyum, namun hatinya menangis merasakan sebuah arti cinta yang begitu semu dalam hatinya.
***
Bintang mulai terbangun. Tubuhnya terasa begitu hangat. Ia mulai menyadari bahwa ia tengah memakai selimut. Ia pun mengerutkan keningnya.
"Siapa yang menyelimuti ku? Selimut ini milik...." Bintang menyadari bahwa selimut tersebut milik Via. Ia mulai mengedarkan pandangannya. Mencari sosok yang sudah ia tunggu sampai dirinya tertidur.
Bintang menyibakkan selimutnya dan berjalan mencari dimana Via. Ia tersenyum ketika melihat Via sedang menyiapkan makanan di atas meja makan. Menatanya dengan begitu rapi.
Bintang mulai berdehem. Membuat Via sontak saja menatap ke arahnya.
"Kau sudah bangun? Ayo kita makan, Aku sudah sangat lapar," ajak Via.
Via memang belum makan sejak siang. Ia ingin makan di rumah bersama suaminya.
Bintang menganggukkan kepalanya dan langsung duduk di meja makan. Ia menarik kursinya dan duduk, menunggu Via mengambilkan makanan untuknya. Bintang sudah mulai terbiasa dengan hal tersebut. Dan tentunya masakan Via juga sangatlah enak. Bahkan untuk makan siangnya di kantor saja, Bintang selalu membawanya dari rumah. Dan harus masakan Via tentunya.
Bintang mulai menyendok kan makanan ke mulutnya. Merasakan setiap kelezatan dari makanan tersebut. Dan seperti biasanya, masakan Via memang sangatlah enak.
"Kapan Kau pulang?" Bintang memulai percakapan ketika ia sudah selesai menghabiskan makanannya.
"Belum lama tadi, Eve mengajak ku untuk bertemu dengan Mama dan Papa. Kau tahu apa yang Aku lakukan di rumah Mama dan Papa? Aku dan Mama memasak bersama. Dan makanan ini adalah hasil masakan ku dan Mama. Bagaimana rasanya? Enak tidak?" Via menatap Bintang dengan berbinar. Berharap Bintang memuji masakannya.
Namun Bintang begitu gengsi untuk mengakuinya. "Rasanya biasa saja, seperti makanan pada umumnya. Kenapa?"
Seketika binar itu pun surut. Via menghembuskan nafasnya. Kecewa? Sudah pasti. Via begitu mengharapkan pujian suaminya. Wajah Via pun berubah menjadi muram.
***