Suatu hari, Andi tidak sengaja menemukan cincin misterius setelah tersandung oleh orang gila yang rebahan di jalan.
Namun, orang gila itu bangun dan tiba-tiba sudah berada di belakangnya.
"Cincin ini bukan cincin biasa!" ucapnya.
Setelah Andi memakainya, ia pun mendapat sistem cheat dan kehidupannya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richieus El Velerira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 15
...Perubahan Si Murid Bodoh....
Ketika sedang dalam perjalanan pulang, Andi dikejar sekelompok geng preman berjumlah 8 orang.
"Luar biasa!" puji Andi saat seseorang datang dan membantu mengalahkan mereka semua.
Sosok tersebut ternyata adalah si pria gila yang dulu rebahan di jalan dan bicara aneh tentang cincin.
"Sepertinya dia menggunakan kekuatan semacam tenaga dalam," pikir Andi.
Si pria gila itu barusan menghempaskan semuanya sekaligus tanpa melakukan apapun.
"Tapi, apa dia beneran gila?" gumam Andi bingung menilai situasinya yang aneh.
Pria tersebut berpenampilan seperti gembel, lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.
"Orang-orang ini pingsan," ucap Andi memeriksa para preman yang masih tergeletak di jalan.
"Apa aku harus menolongnya?" gumam Andi ragu.
"Biarkan saja deh!" ucap Andi seraya kembali ke motornya. "Aku hubungi polisi saja nanti."
Namun, mobil petugas kepolisian ternyata tiba-tiba datang ke lokasi tersebut.
"Ada apa ini?" tanya Andi saat dirinya malah ikut ditangkap oleh Polwan bernama Kirana.
"Bicaranya nanti saja setelah tiba di kantor!" ucap Kirana memborgol tangan Andi.
Beberapa waktu kemudian, Kirana tampak diomeli oleh Pak Budi karena menangkap Andi.
"Maaf, Pak. Saya tidak tahu bahwa orang ini adalah tunangan putri Andi," ucap petugas Kirana.
"Mentang-mentang punya hubungan dengan orang yang penting, dia pasti sengaja mengadu agar saya dimarahi," pikir Petugas Kirana kesal.
Petugas Kirana belum tahu saja bahwa Andi bukan sekadar tunangan putrinya Pak Budi, tapi ia sudah resmi menjadi anggota tim khusus mirip intel.
Tentu saja, tugas Andi adalah melindungi Luna, dan mencari tahu pihak-pihak mana saja yang mengincar atau membahayakan putrinya Pak Budi tersebut.
Dan jika boleh dikatakan, Pak Budi juga belum tentu sepenuhnya sudah menyetujui keinginan Luna. Jadi, diam-diam, Pak Budi itu masih melihat dan menilai sejauh mana kelayakan Andi untuk putrinya.
...Perubahan Si murid Bodoh....
"Sekarang ada hari kemerdekaan RI, pasti banyak perlombaan nih," gumam Andi semangat.
Ia pun mengikuti lomba agustusan di lingkungannya, seperti lomba makan kerupuk, balapan karung, dan juga lomba lainnya.
...[-5 poin telah digunakan]...
...[-5 poin telah digunakan]...
...[-5 poin telah digunakan]...
...[-5 poin telah digunakan]...
...[+500poin]...
...[+500poin]...
...[+500poin]...
...[+500poin]...
"Hehe. Lumayan buat mendapat tambahan poin," gumam Andi senang.
"Kau memang hebat bro!" puji si Mohawk alias si Udin yang sekarang bergaya rambut cepak.
Si Udin kagum melihat Andi yang telah berhasil memenangkan semua perlombaannya.
"Sekarang waktunya tanding bola, kan?" tanya Andi masih sangat semangat.
"Iya," jawab Udin. "Tapi kita akan melawan tim dari daerah lain!"
"Aku ikut!" ujar Andi kian bersemangat.
Pertandingan pun akhirnya dimulai, Andi langsung memimpin timnya sebagai kapten.
...[-5 poin telah digunakan]...
Andi berhasil menangkap tendangan lawan karena ia berposisi sebagai kiper.
"Apa-apaan refleknya itu?" ujar tim lawan sangat terkejut dengan kehebatan Andi.
Meski begitu, tim Andi masih belum bisa mencetak gol karena mereka tak pandai main bola.
"Cepat hadang dia!" ujar tim lawan saat melihat Andi menggiring bolanya sendiri ke pertahanan lawan.
...[-5 poin telah digunakan]...
...[-5 poin telah digunakan]...
...[-5 poin telah digunakan]...
...[-5 poin telah digunakan]...
Satu per satu berhasil Andi lewati dengan mudah, bola di kakinya bergulir dengan lincah. Lalu, dengan tendangan halilintar dia pun mencetak gol.
Saat itu, dialah pahlawan bagi kemenangan timnya dan berkali-kali mencetak gol.
"Kau itu penjaga gawang! Kenapa maju ke depan?" protes kapten tim lawan.
"Memangnya kenapa?" tanya Andi heran kenapa tim dari lawannya tak terima.
Itu wajar saja sih. Gawangnya susah dijebol, dia juga cetak gol terus, padahal timnya buruk.
"Kalian terima saja kekalahan kalian!" ujar Udin membela Andi.
Tim lawan terlihat kesal dan kedua tim mulai ribut karena kebanyakan adalah mantan preman.
"Berhenti kalian semua!" ujar petugas Kirana yang datang untuk mengamankan.
Petugas Kirana bersama timnya datang karena dihubungi oleh salah satu warga di lokasi.
"Lagi lagi kamu!" ujar petugas Kirana saat melihat Andi bersama salah satu tim yang ribut.
"Jangan harap orang itu bisa menolong kamu karena kali ini kamu benar-benar bersalah," ujar Kirana.
"Ya sudah. Tangkap saja aku!" ucap Andi segera menyerahkan diri.
Meski demikian, Andi kembali lolos karena banyak saksi yang mengatakan bahwa ia hanya korban.
"Aku harus memberi pelajaran pada bocah tengil ini!" gumam Kirana masih kesal atas kejadian kemarin.
"Kau memang tak bersalah dan tidak akan dihukum, tapi keributan itu terjadi karena kau!" ujar Kirana.
"Terus?" tanya Andi tidak paham.
"Saya akan mendisiplinkan kamu dengan sedikit hukuman!" jawab petugas Kirana.
"Kamu personal banget deh!" singgung Andi heran.
"Diam!" ujar petugas Kirana tampak kesal. "Cepat push up 100 kali!"
"Galak sekali!" singgung Andi. "Nanti kamu susah dapat pacar loh!"
Petugas Kirana tampak melotot, Andi pun segera memenuhi perintahnya.
"Segini mah tak berasa!" ujar Andi menyelesaikannya tanpa berkeringat sama sekali.
"Tambah lagi seratus!" ujar petugas Kirana menambahkan hukumannya.
"Hehehe... apa sudah cukup?" tanya Andi masih terlihat tidak kelelahan dan santai.
"Coba 1000 kali saja sekalian!" ujar petugas Kirana kian jengkel karena Andi tidak kesulitan.
"Boleh saja," jawab Andi setuju. "Tapi, kalau aku bisa menyelesaikannya, kamu harus jalan sama aku!"
"Kau itu masih bocah dan saya itu sudah dewasa!" jawab Petugas Kirana ingin menolak.
"Aku lihat kamu mungkin baru berumur 20-23 tahun," tebak Andi.
"Aku 21 tahun," jawab Petugas Kirana keceplosan.
"Hanya beda 4 tahun," ucap Andi terus saja menggodanya.
"Berisik! Cepat push up!" ujar petugas Kirana terlihat makin kesal pada Andi.
997,998, 999, 1000. Andi benar-benar push up sebanyak itu dan terlihat tidak kelelahan.
"Apakah nanti kita bisa jalan-jalan?" tagih Andi setelah menyelesaikan hukumannya.
"Aku tidak pernah bilang menyetujui hal tersebut," jawab Petugas Kirana menolak.
"Ya sudah, kalau begitu, apa sekarang sudah boleh pergi?" tanya Andi mengalah.
"Sana! Pergi saja ke Jupiter!" jawab Petugas Kirana yang tak mau lagi meladeni Andi.
"Aku maunya pergi ke hatimu!" jawab Andi, malah menggodanya lagi.
Melihat wajah petugas Kirana merah terbakar karena marah, Andi pun buru-buru pergi.
"Suruh siapa kau menangkap aku terus!" ujar Andi sebelum pergi.
"Lama-lama, aku bisa menjadi penjahat yang ingin mencuri hatimu!" tambahnya.
Setelah itu, Andi tidak tahu apakah nanti dia akan berurusan dengan Polwan cantik itu lagi.
...Perubahan Si Murid Bodoh....
Esok harinya, Andi kembali bersekolah dan sekolah mengadakan perlombaan juga.
"Ah, aku jadi penonton saja," gumam Andi tak tertarik untuk ikut perlombaan lagi.
Namun, tidak ada angin atau hujan, tiba-tiba ada seorang murid meminta bantuannya.
"Andi, apakah kamu bisa bernyanyi atau main gitar?" tanya murid tersebut.
"Memangnya kenapa?" tanya Andi penasaran.
"Salah satu personil band kami tiba-tiba mengalami sakit perut jadi kami kekurangan orang," jawab murid tersebut, namanya adalah Santi.
"Oh, bukankah kalian itu yang akan tampil setelah perlombaannya selesai?" tanya Andi.
"Benar," jawab Santi terlihat bingung.
"Baiklah, mungkin aku bisa main gitar sedikit," jawab Andi tampak bisa membantu.
Ya, Andi sebenarnya enggak bisa main gitar, tapi dia bisa membeli skill dari Sistem.
"Aku juga bisa bernyanyi, kurasa," tambah Andi.
"Itu bagus!" ucap Santi senang. "Kita berdua bisa duet nanti!"
"Bocah itu mau ngapain ikut naik ke panggung?" ujar semua orang heran melihat Andi.
...Bersambung....
