NovelToon NovelToon
Masinis, I Love You!

Masinis, I Love You!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Redchoco

Pernikahan Serena dan Sabir terjalin karena keduanya sepakat untuk pulih bersama setelah dikhianati kekasih masing-masing. Terbiasa berteman selama ini membuat perasaan cinta tumbuh serta-merta. Namun, di saat semua nyaris sempurna, Tuhan memberikan Sabir cobaan dalam urusan kerja. Di mulai dari sini, akan mereka temukan arti cinta, pertemanan dan keluarga yang sebenarnya.

Mari, ikuti lika-liku perjalanan Bapak Masinis dan Ibu Baker yang ingin menjadi pasutri apa adanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redchoco, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Ulangtahun yang menarik

"Terus kamu balas apa?"

"Cuma iya."

"Yaaaahhhh!" Jizzy berseru kecewa seraya menepuk meja.

Jam makan siang, Serena menghubungi 'sahabat sesat' yang satu ini. Entah Sukhoi mana yang dia curi untuk meloloskannya dari lalu-lintas yang padat. Intinya, dia muncul setelah Serena berkata bahwa Janu Baskara mengirimi pesan, tepat lima menit kemudian.

"Memangnya, aku harus balas kayak apa?"

"Bertahun-tahun hilang-kontak sama crush, apa enggak kangen? Bisalah basa-basi sedikit."

"Iya, kalau aku enggak ingat udah punya suami." Serena mau-mau saja bertanya banyak hal pada Janu, tapi saat menyadari cincin di jari manis, ia jadi enggan. "Lagian dia udah enggak berpengaruh. Biasa aja. Apalagi sejak dia lihat aku nyari rongsokan zaman SMP. Malunya sampai ke ubun-ubun. Mana bisa aku menaruh harap sama dia lagi."

"Jadi, udah cinta sama bapak suami?" Bahunya mengedik sebagai balasan. "Yakin sama orang kayak Sabir kamu belum cinta, Er?"

"Emang dia kayak apa?"

"Kayak merek rokok." Jizzy bersedekap. Serena ini buta atau bagaimana, sih? Masa berlian di depan mata tidak bisa dilihat sama dia? "Entah apa yang salah dengan otak kamu, Er. Sabir itu udah paket komplit. Gampang banget kalau cinta sama dia. Enggak bakal makan hati."

"Kalau gitu kamu cinta sama dia?" Hal ini praktis membuat Jizzy menggebrak meja, agak berang.

"Ya enggak lah! Kenapa jadi aku yang cinta?"

"Katamu dia gampang dicintai...."

"Maksudku itu buat kamu. Bukan buat aku, Er." Sabir boleh saja masuk daftar suami masa depan banyak perempuan di zaman SMA, tapi Jizzy tidak termasuk orang yang menulis nama dia di daftar calon suaminya. Entahlah kalau Serena. "Walaupun dia Mi Ayam favorit yang tampilannya menggugah selera, aku enggak bakal mau nyicip kalau udah dimakan orang lain."

"Enggak ada perumpamaan lain selain mie ayam?" Agak kesal, Serena menopang dagu. Masa' suaminya yang kata Jizzy mirip merek rokok—sempoerna, malah disamakan dengan Mi Ayam? Serena tidak terima lah! Walaupun Mi Ayam enak juga, sih.

"Perumpamaan itu enggak penting. Yang penting kamu dapat poin kalimat tadi. Aku enggak mungkin mau, dan enggak bakal mau merebut milik orang lain, apalagi milik sahabat sendiri."

"Oh... kamu sama adiknya Sabir tapi, kan?" Pemilik mata di depan sana melotot, keliatan sekali tidak senang. "Dengar-dengar dari Nana, kamu udah mulai PDKT sama Saman."

"Enggak, ya! Mulut adikmu perlu dikasih lakban. Berani-beraninya dia asal ngomong."

Serena geleng-geleng. Malas menyahuti tatkala mendengar lonceng di atas pintu masuk bakeri, berbunyi. Di sana, ada seorang kakek tua berpakaian lusuh, memandangi sekeliling ruang yang sepi siang ini.

"Sebentar...." Serena memberi kode agar Jizzy diam di tempat, ia kemudian bangkit.

"Selamat datang..." Wajah orang di depannya nampak letih. "Kakek butuh sesuatu?"

"Saya... mau beli kue ulang tahun untuk cucu saya, tapi yang... paling murah, ada?" Tangan si kakek bergetar mengulurkan selembar uang kertas. "Yang harganya dua-puluh ribu rupiah, Nak."

Di Memoria, sebenarnya tidak menjual kue untuk ulang tahun. Mereka hanya menyediakan roti. Tapi, tanpa pikir panjang, Serena mengangguk. "Tunggu sebentar, ya, Kek. Biar saya ambilkan." Ia berjalan menuju kulkas belakang. Di sana, ada satu kue yang paling istimewa karena baru tadi pagi Serena buat untuk ulang tahunnya sendiri nanti malam.

Segera ia bungkus bersama dengan lilin, kemudian dibawa ke depan. Si kakek masih berdiri di tempat semula dengan keadaan kaki telanjang tanpa sandal. Di depan toko, alas kaki satu itu sengaja ditinggalkannya.

"Ini ya, Kek. Semoga cucunya suka." Barangkali, cucu si kakek belum tentu bisa mencicipi kue di setiap pertambahan umurnya. Makanya, Serena tidak keberatan kalau kue untuknya sendiri ia berikan kepada kakek ini.

"Ini saya punya dua-puluh ribu. Apa cukup untuk kuenya?"

"Kebetulan, besok pun saya berulang tahun. Sejak hari ini hingga besok, roti-roti di sini digratiskan untuk siapa pun, Kek. Jadi, kakek tidak usah bayar."

"Ah, begitu? Betulan?" Serena mengangguk. "Terima kasih, ya, Nak. Semoga berkah usiamu, sehat, dan jalan rezekinya dilancarkan. Sudah menikah?"

"Sudah, Kek."

"Semoga rumah tangganya diberkahi Tuhan. Sudah punya anak?" Eng? Serena menggeleng kikuk. "Ah, kalau begitu semoga segera diberi momongan." Yang kemudian di-aamiin-kan oleh si kakek, dan Serena mengikuti dengan senyum tertahan.

"Kenapa tadi?" Jizzy tidak kuat menahan rasa penasaran. Jadi saat Serena kembali, ia langsung mencecar dengan banyak pertanyaan, "Dengar-dengar bilang soal momongan, ya? Momongan siapa? Kamu dan Pak Suami?" Agak malas, Serena memberi deham singkat.

Jizzy kontan tertawa-tawa.

"Gimana mau punya, kalau dicoblos aja belum. Eh, atau udah?" Sedetik kemudian, dia sukses mendapatkan cubitan di lengan. "Aw! Semut rangrang! Panas banget kulitku, Tuhan...!"

Kalau tidak berlebihan, bukan Jizzy Elvina namanya. Serena hanya mencubit gemas, tidak kasar, tapi reaksinya seperti adegan kena tembak dari drama prindavan.

"Eh, tapi tadi kamu kasih kakeknya kue, ya?" Serena mengiyakan. "Siapa yang ulang tahun?"

"Cucunya."

"Besok bukannya kamu juga?"

"Ya, jangan lupa kadonya, Mbak Banker." Serena menyorot wajah Jizzy pada kartu identitas khas salah satu Bank yang dikenakannya. Di sana dia nampak anggun. Lewat foto itu, orang lain tidak akan sadar bahwa dia simpanse yang lepas dari habitatnya.

"Kado apa ya enaknya...? Kutang satu lusin aja, gimana? Enggak yang ecek-ecek, kok. Aku belikan yang premium. Lembut dan kualitas terjamin. Supaya kalau si bapak meraba-raba, kerasa tekstur halusnya. Bahhh... mantap banget itu." Tuh, kan! Coba beritahu Serena, kebun binatang mana yang kehilangan monyet satu? Sini, langsung angkut Jizzy Elvina.

"Coba install filter sama akhlak dulu sana, Jizz." Ia muak mendengar kata-kata penuh sensor tersebut. "Barangkali, kalau udah dipasang filternya, kamu langsung dilamar pangeran Arab."

"Skip dulu, mau yang kebarat-baratan aja. Kata orang, itunya pada gede-gede."

Gila, memang gila. Orang yang tidak kuat iman, jangan coba-coba dekat Jizzy. Bisa-bisa numpuk dosa bersama.

"Eh, tapi ya... balik lagi pembahasan ulang tahun, kamu besok nambah umur tapi Pak Suami lagi dinas, kan, ya? Enggak ngerayain bareng, dong? Atau dia pulang nanti malam?"

Ah, untuk hal itu... Serena juga tidak tahu. Kemungkinan besarnya, ia akan melewati pergantian hari dan bertambahnya usia tanpa suami.

Tidak apa-apa.

Ya, tidak apa-apa.

Apanya yang tidak apa-apa?!

Pukul sebelas malam, belum juga mendapatkan kabar dari Sabir. Apakah dia menginap atau pulang, Serena tidak tahu. Argh! Mana dia belum ada tanda-tanda mengucapkan selamat ulang tahun, lagi!

"Sebenarnya dia lagi berbuat apa, coba?" Tidak salah kalau Serena mengharapkan orang yang pertama mengucapkan ulang tahun adalah suaminya, kan? Biar bagaimana pun, Sabir adalah imamnya. Orang pertama yang wajib Serena hormati sejak menikah.

"Masa' enggak ada waktu sebentar aja buka WA?"

Tadi, sekitar jam sembilan malam, Serena telah menanyakan dia di mana. Namun, tidak kunjung mendapat balasan.

Detik berlalu, hari semakin larut dan tidak terasa... sudah pukul sebelas lebih lima-sembilan. Kemudian saat itulah, pesan yang sejak tadi Serena pandangi, menunjukkan centang biru.

"Baru dibaca!" Kesal. Serena jelas memberengut masam. Ia melempar ponsel ke kasur lalu menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi sebelum tidur. Terserah suaminya membalas pesan tadi atau tidak. Sekarang ia tidak butuh jawaban karena sudah menebak bahwa dia tidak akan pulang malam ini.

Begitu kembali dengan wajah segar, ia menemukan sebuah pesan baru dari—tidak-lain-dan-tidak-bukan—suaminya sendiri.

Eh, sebentar. Itu bukan pesan teks melainkan sebuah video. Penasaran, Serena membukanya.

"Musikkkkkk... on!"

Serena melongo. Ada lebih dari lima orang laki-laki berseragam masinis berada di satu ruangan. Salah satunya memegang kerincing, ada pula yang memegang gitar mainan, kemudian sebuah meja dijadikan kendang.

"Selamat ulang tahun, kami ucapkan! Selamat panjang umur, kita akan doakan! Selamat sejahtera, sehat, sentosa...! Selamat panjang umur dan bahagia!"

"Teng-teng-tereng teng-teng-tereng. Hey! Hey!"

Kemudian lagu berganti menjadi lagu ulangtahun dalam bahasa Inggris.

"Happy birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you... yeayy!!!"

"Selamat ulang tahun, Mbak Serena. Semoga selalu sehat dan dilimpahkan rezekinya."

"Semoga senantiasa bahagia."

"Langgeng bersama Mas Sabir!"

"Akur-akur sama suami ya, Mbak."

"Oh iya, Mas Sabir sebenarnya pengin pulang, tapi lokomotif ada masalah. Jadi menginap di rumah dinas. Padahal udah kangen berat katanya, Mbak." Dalam sekejap, laki-laki yang bicara itu ditepuk pakai topi oleh Sabir.

Masih tidak terganggu, orang tadi melanjutkan, "Ponakan unyu kami tunggu. Kalau bisa, tiga sekaligus." Hal ini langsung disambut keriuhan oleh yang lain.

"Mbak, Mas Sabir dari tadi muter lagu Armada terus, lho. Konon katanya pergi pagi pulang pagi betulan rela ia lakukan demi Mbak Serena seorang."

"Acieeee, musikkkk!!!" Nampak wajah suaminya yang syok saat rekan-rekannya malah lanjut menyanyi, "Mas Sabir rela! Pergi pagi pulang pagi~ hanya untuk Embakkk Serena~ doakan saja suaminya pergi... semoga pulang dompetnya terisi, tereng-tereng-teng!"

"Udah, woi! Enggak ada di briefing itu!" protes Sabir.

"Eren, jangan terlalu didengerin. Harap maklumi, semuanya jomblo ngenes." Sekarang, giliran Sabir yang dilempar topi oleh rekan-rekannya.

Semua orang dalam video tertawa-tawa.

Termasuk Serena. Hilang segala kekesalan akibat pesannya terabaikan tadi. Tidak pernah menyangka kalau Sabir ternyata ingat hari ulang tahunnya dan menyiapkan kejutan sederhana yang berhasil bikin terharu

Sejurus kemudian, panggilan video pun masuk. Serena tersenyum lebar saat menerimanya.

Dalam posisi yang nampak seperti di dalam selimut, Sabir tersenyum. "Maaf, ya, udah mengabaikan pesan kamu."

"Enggak apa-apa pa-pa. Makasih videonya. Itu gimana caranya ngumpulin mereka?"

Sabir terkekeh, "Kebetulan aja mereka di rumah dinas dan rata-rata juniorku. Jadi gampang lah buat disuruh." Ah, menyalahgunakan jabatan, ternyata. Tapi tidak apa. Toh, keliatannya orang-orang itu tidak tertekan.

"Bilang makasih juga buat yang udah nyanyi-nyanyi itu, ya. Oh, aku baru tahu suara kamu bagus."

Serena merebahkan diri ke kasur.

"Kamu enggak pernah denger aku nyanyi, sih. Padahal aku berbakat banget."

"Iya-iya... berbakat," cibir Serena.

Sabir menguap di seberang sana, nampak sekali sangat kelelahan dan mengantuk. "Selamat ulang tahun, ya, Er. Mau kasih doa yang banyak, tapi itu urusannya nanti sama Tuhan aja, biar yang di langit merestui. Kalau ke kamu, aku intinya pengin kamu selalu bahagia."

"Penginnya kita bahagia sama-sama."

Sabir tersenyum.

"Maaf karena enggak di sana."

"Enggak apa-apa pa-pa. Istirahat, ya. Udah larut banget. Besok pulang, kan?" Di sana, Sabir mengangguk, dan dengan begitu saja, keduanya pun tersenyum lalu memutus sambungan setelah saling mengucap selamat tidur.

***

1
Mamaqilla2
udah end kah ini cerita nya 🤧
Sriza Juniarti
kereenn, saya suka ,alur dan penggalan ktanya bagus
Mamaqilla2
missyuuuu somuch much sama couple ini 🥰
sehat selalu ya othor biar bisa update tiap hari 😍
Mamaqilla2
ternyata udah end ya kak ceritanya 🥴
Sabir kecelakaan kereta dahlah gabisa dilanjutkaaah selallu menunggu lho update mu🤦‍♀️
wattpad: maaf baru balas, kak. akhir-akhir ini lagi sibuk banget sampai lupa update :) hari ini aku post bab baru deh ya...
total 1 replies
Mamaqilla2
kq tumben belum up akak 😌
Nining Chili
wkwkwkwkwkwk....mmg pasangan ini luarr biasaaa 😁
Nining Chili
pstiii si ningsih yg moto 😴😴
Nining Chili
terytaaaaa.... januuu dtgg sabirrr 😁😁
Nining Chili
hahahahaahahahh😂😂😂
Nining Chili
senengnx 🥰
Mamaqilla2
ga usah datanglah Sab ngapain juga aelaaah pikir2 lagiii dah mending berkabar sama bu Eren gasih 😌
Mamaqilla2
hwaaaa ada gasih laki2 seperti Sabir demi apa idaman sekali 🥲
jadinya berkhayal kan akunya🤣
eh btw thor km nulisnya di PF mana nih aku mau baca karya2 mu nih masha allah 😍
Mamaqilla2
eh aku udh suudzon aja nih sma si Ning 🤣
maapkeun ya Ning ternyata km anak baik2 weei 🤣🔨
Mamaqilla2
taraaaa mak jrreeennngggg 😂
akankah terjadi huru hara.. semoga tyduuck😂
Mamaqilla2
boleh lebay gasih ini dibikin drama series tu baguuuussss😂🥰🥰
wattpad: Waduhh, Kak... jadi salting aku😂 makasihhh dukungannya🥰
total 1 replies
Mamaqilla2
keren kata aku mah nih novel duuuuuh sip lah kata2nya 👏
good job thor sukses selalu yaaakk🤗
Mamaqilla2
finally up jugaaa 😂
beruntung nya kamu Serena dapet Sabir duuuuh pak suami idaman istri dan menantu idaman mertua weeeiii 🤣
Mamaqilla2
tumben belum update kaka
Mamaqilla2
𝒘𝒊𝒅𝒊𝒊𝒊𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏 𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒌 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒊𝒊𝒓𝒓𝒓𝒓 😍
𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒈 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒎𝒍𝒆𝒚𝒐𝒐𝒐𝒕𝒕... 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒈𝒊 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒊𝒉𝒊 😂
𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒚𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏.. 𝑺𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒕𝒂𝒈𝒂𝒂𝒂 🥰
𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒉𝒐𝒐𝒓 𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 ❤
Mamaqilla2
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒔𝒂𝒋𝒂..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!