Mempunyai Bos yang super galak, jutek, nyebelin dan kampret banget mungkin tak pernah terpikirkan oleh Safea Alexander apalagi harus terjebak dalam menjalankan pernikahan terpaksa pada kesepakatan?Berawal dari Safea Alexander yang tak sengaja mengetahui rahasia Bosnya yang bernama Lucas Dirgantara itu, kini dirinya harus berakhir menjadi istri dari Tuan Lucas.
Ini adalah cerita sekretaris konyol dalam menghadapi Bos nya yang galak. Rasanya udah jatuh ke timpa tangga pula. Dapatkan Safea bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Viona Dan Safea
"Ayolah sayang, jangan seperti itu. Papih kemarin itu tiba - tiba ada urusan yang mendadak," ucap Lucas memberikan alasan.
"Maksud Papih urusan sama para perempuan - perempuan yang tidak berguna itu?" jawab Viona seenaknya dan dengan nada suaranya yang ketus dan hal itu sukses membuat Lucas tak percaya jika anaknya itu bisa mengeluarkan kata - kata yang seperti itu di usianya yang masih kecil.
"Oke, jangan di bahas. Besok Papih ada waktu untuk kamu. Kamu mau kan main ke time zone bareng Papih?" tanya Lucas.
"Ya, aku mau main ke time zone lalu nanti Viona akan tunjukkan ke Papih kalau Viona itu jago banget memainkan semua permainan yang ada di sana!" ucap Viona bersemangat menjawabnya. Lucas tersenyum saat melihatnya betapa semangatnya Viona untuk pergi bersamanya.
"Oke. Ayo kita pergi besok." ajak Lucas dan hal itu membuat Viona begitu bahagia.
"Beneran, Pih? Papih gak bakal ingkar janji lagi kan?"
"Iya dong, sayang?"
"Yeay, besok aku mau jalan-jalan sama, Papih. Makasih ya, Pih." ucap Viona sambil memeluk Ayahnya.
***
Keesokan harinya Lucas akhirnya memenuhi janjinya pada Viona untuk menemaninya tapi di tengah perjalanan Lucas mendadak harus ke kantor sehingga tidak bisa ikut dengan anaknya untuk pergi tempat time zone yang sudah ia janjikan semalam pada putri semata wayangnya itu.
Dan hal itu membuat Viona sangat kesal dan kecewa, dengan ekspresi wajah yang di tekuk akhirnya Viona hanya pergi bersama dengan asisten dan pengasuhnya saja. Padahal, hari ini hari libur, Viona mendengus kesal karena lagi - lagi Ayahnya itu selalu melanggar janjinya.
Viona pun terus memasang wajah jutek meskipun sudah berada di time zone, ia jadi tidak bersemangat lagi karena papihnya selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya. Viona menghela nafas. Ya anak gadis Lucas Dirgantara itu baru berusia enam tahun. Dan pada akhirnya hanya bisa menghabiskan waktu weekend nya sendirian lagi.
Viona kemudian menghampiri gadis dewasa yang sedari tadi Viona lihat dan amati saat bermain permainan capit boneka. Dan gadis dewasa itu kini sedang membawa banyak keranjang yang berisi boneka, Viona takjub dengan perempuan itu yang sekarang sudah berada di dekatnya, padahal sulit bagi Viona untuk menaklukkan permainan capit boneka.
"Kakak hebat deh. Boleh ajarin aku, Kak?" Viona meminta dengan penuh semangat pada gadis dewasa itu.
Perempuan itu berbalik menatap ke arah Viona dengan tersenyum. "Oh kamu, mau Kakak ajarin ya? Eh, kita belum kenalan siapa namamu, sayang?"
"Viona, Kak?" Viona menjawabnya sambil terpana.
"Nama yang cantik seperti orangnya." pujinya dengan tulus.
"Kakak juga cantik, mata Kakak juga sangat indah." ucap Viona berkata jujur.
"Oh ya, perkenalkan nama saya Safea. Viona bisa panggil Kakak dengan sebutan Kakak Safea." ucap Safea memperkenalkan dirinya sambil tersenyum.
"Kak, ajarin Viona yah?" rengek Viona dengan manja.
"Oke sini, sayang. Karena kamu sangat manis dan lucu. Kakak hanya memberikan trik ini untuk Viona saja yah?" ucap Safea sambil berbisik hingga membuat Viona begitu senang dan bersemangat.
Ya, Viona kini sangat bahagia karena baru kali ini dia mendapatkan dua keranjang boneka. Karena biasanya Viona sangat susah sekali untuk mendapatkan boneka. Namun hari ini ia tidak menyangka jika pertemuannya dengan Safea membuat Viona sangat bahagia dan kekesalannya pada Papihnya itu menjadi hilang.
"Kak Safea, Viona lapar?" rengek Viona tiba - tiba dan Safea juga menyadari bahwa Viona sedari tadi hanya fokus bermain saja. Dan kini memang sudah waktunya untuk makan siang.
"Ayo! Kita langsung makan siang. Nanti biar Kakak Safea yang traktir kamu." ajak Safea kemudian menggandeng tangan Viona menuju ke arah food court dan Viona pun mengangguk senang dan dengan mata yang berbinar.
"Sayang, kamu sering main kesini ya?" tanya Safea.
"Sering, Kak."
"Tapi kenapa Kakak gak pernah ketemu sama kamu yah? Padahal, Kakak juga sering kesini juga loh?" Safea bertanya dengan heran karena dirinya memang tidak pernah bertemu dengan Viona selama berada di Time zone.
"Mungkin Kak Safea kesini nya setiap hari Sabtu aja yah?" tanya Viona sambil menyeruput minumannya.
"Iya. Memangnya Viona kalau datang kesini setiap hari apa?"
"Biasanya sih setiap hari Minggu, Kak. Tapi di hari Sabtu ini, itu karena semalam Papih aku udah janji mau nemenin aku main kesini, tapi tiba - tiba aja Papih aku pas di tengah jalan dia bilang gak bisa, katanya karena ada urusan mendadak di kantornya. Sebenarnya tadi aku sangat sedih karena Papih aku selalu ingkar janji. Jadi, setiap Viona datang kesini cuma di antar sama Pak Ruhan dan Mba Mira saja." jelas Viona. Raut wajahnya kembali memancarkan kesedihan, hingga membuat Safea pun ikut merasakan sedih. Dan Safea pun tahu jika di mata gadis kecil itu banyak tersimpan rasa kesepian dan kesedihan yang mendalam.
"Nanti kan ada, Kakak! Untuk itu, Viona jangan sedih lagi ya? Kakak akan terus menemani Viona bermain di sini." ucap Safea berjanji sambil meremas pipi Viona dengan gemas.
"Beneran, Kak? Janji ya, Kak?" tanya Viona bersemangat.
"Ya, Kak Safea janji." ucap Safea sambil menyatukan jari kelingking mereka untuk membuat sebuah perjanjian.
"Kalau begitu, apa aku boleh minta nomor WhatsApp Kak Safea?" tanya Viona sambil mengeluarkan handphone miliknya yang mahal itu untuk mencatat nomor telepon Safea.
"Boleh dong," jawab Safea, yang sedikit terkejut. Pasalnya Handphone yang di miliki oleh Viona itu harganya mungkin sama dengan tiga kali gajinya. Dan mereka pun saling bertukar nomor telepon.
"Memangnya nanti Viona pulang sama siapa? Atau mau kak Safea antar?" ucap Safea sambil menawarkan diri, sebab ia khawatir dengan keamanan Viona.
"Aku kan di antar sama Pak Ruhan dan Mba Mira, Kak. Tadi aku suruh mereka buat tunggu di mobil karena aku itu lagi kesel banget sama Papih aku. Tapi tadi Viona udah tahu kasih tau mbak Mira untuk datang kesini." jawab Viona dan Safea pun membelai rambut Viona dan memberitahu bahwa jika keluar rumah jangan sendirian dan jangan mengeluarkan barang berharga sembarangan sebab takut jika nantinya akan ada yang berniat jahat.
Cup.
Tiba - tiba saja Viona mencium pipi Safea dan sukses membuat Safea terkejut. Viona juga memberikan senyuman yang menggemaskan.
"Itu sebagai tanda terima kasih dari aku. Karena Kak Safea udah buat hari ini menjadi indah. Terima kasih ya. Eh, ngomong - ngomong mana hadiah untuk Viona, Kak?" pinta Viona tiba - tiba.
"Ha-hadiah?" tanya Safea bingung.
"Iya hadiah. Karena tadi Viona juga udah menemani Kak Safea yang lagi jomblo." ucap Viona sambil tertawa kecil dan tanpa aba - aba Safea pun langsung menggelitik gadis kecil itu sampai Viona sendiri meminta ampun agar Safea mau menghentikannya.
***
Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih like nya dong untuk author.D
Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen vote nya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai ketinggalan ya.
