NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 15

"Al, aku balik lagi ke kamarku ya! Dan jika kamu ingin menemuiku dan mbak Sandra. Kamu lewat tangga rumah saja. Jangan lewat lift, dari kamar kamu lurus belok kanan, nah di balik tembok yang ada lukisan besar. Kamu ke kanan lagi. Disitu ada tangga ke bawah. Kamu pijit tombol merah agar pintu yang menuju tangga terbuka!" ucap Sukma, memberi tahu Alina untuk turun ke lantai bawah, melalui tangga rumah.

"Iya Mbak, terima kasih. Soalnya aku belum tahu percis soal rumah ini." Alina mengangguk dengan menghela nafas dalam.

***

Besok pagi Alina bangun. "Ini jam berapa ya? Hah ini sudah jam 8. Tapi kok, badanku sekarang sakit semua? Ah iya semalam, mbak Sukma kesini, dan aku sudah buka semua akun media sosialku, aku belum cek, apakah semua chat ku dibalas Aura?" gumam gadis itu lalu perlahan bangun, hendak mengambil ponselnya.

"Aw! Kenapa tubuhku sakit begini?" gadis itu merasakan jika sekarang, tubuhnya lemas, lututnya gemetaran. Dan juga kepalanya pusing.

"Apa sekarang aku sakit? Hah… aku beneran sakit? Tapi aku merasa iya badanku panas begini!" gumamnya lagi.

Alina memencet tombol, yang ada di kamarnya untuk memanggil dua pelayannya, Sari dan Mita.

"Ya Allah, kok aku jadi sakit beneran sih? Mana tuan muda sedang ke luar kota, lalu aku harus minta bantuan siapa?" gumam gadis itu. Dan tiba-tiba saja perutnya mual, ingin muntah.

Tok tok tok.

"Non Alina, kami di luar!" ucap Sari dan juga Mita. Di ambang pintu kamar Alina sembari membawa sarapan bubur ayam untuk Alina, karena kebiasaan Alina, setiap pagi yaitu sarapan bubur ayam.

Alina kemudian mencoba berdiri, lalu dia berjalan kearah pintu kamarnya, untuk membukakan pintu kepada dua pelayannya.

Begitu pintu di buka, Sari dan Mita begitu kaget saat melihat nona muda nya begitu pucat dan terlihat limbung.

"Ya Allah, Non Alina! Non, kenapa? Sakit?" Sari dan Mita menahan tubuh Alina agar tidak jatuh.

"Iya, aku sakit beneran. Apa aku kualat ya? Gara-gara semalam membohongi tuan muda? Makanya sekarang aku jadi sakit beneran?" jawab Alina.

"Bantu aku ke kamar mandi. Aku mual ingin muntah!" imbuhnya.

Sari dan Mita, menyimpan menu sarapan untuk, nona muda nya itu, lalu mereka membantu membawa Alina ke dalam kamar mandi, dan begitu sampai kamar mandi.

"Uek uek… Alina memuntahkan semua isi perutnya. Gadis itu gemetaran keringat di dahinya pun bertambah banyak.

Alina mengambil dan membuang nafasnya. Namun rasa mual kini datang lagi, sampai berulang kali, dia terus memuntahkan isi perutnya. Yang hanya menyisakan cairan berwarna putih dari dalam perutnya.

"Mita, kasihan non Alina, dia kok jadi sakit beneran ya?" ucap Sari.

"Iya, Sar. Gimana apa kita kasih tau tuan muda sekarang?" jawab Mita.

"Ya sudah, kamu panggil tuan muda sekarang! Mumpung tuan muda belum pergi ke kantor! Biar aku yang menjaga non Alina disini!"" balas Sari.

Mita kemudian pergi, untuk memanggil Arya. Sedangkan Alina sekarang, dia baru keluar dari dalam kamar mandi, dengan wajah yang pucat pasi.

"Non, ayo saya bantu ke tempat tidur!" ucap Sari lalu membantu Alina, berjalan menuju tempat tidurnya.

"Sari, tolong ambilkan minyak gosok, maksudnya minyak angin. Perutku sangat mual, mungkin aku masuk angin, gara-gara semalam aku mandi lagi, karena tubuhku bau bawang," titah Alina, sembari memijat-mijat pelipisnya yang terasa pusing.

"Sari, Mita kemana?" tanya Alina.

"Mita sedang, memberitahu tuan muda, maaf Non, tadi kami khawatir sama Non Alina. Jadi kami berinisiatif memberitahu tuan muda.

"Tuan muda? Bukankah dia pergi keluar kota?" tanya Alina sembari terus memijat pelipisnya.

"Sepertinya tidak jadi Non, soalnya tadi pagi, kami melihat tuan Alek pergi sendiri, dan tidak bersama tuan muda!" jawab Sari.

"Jadi, si kardun. Tidak jadi pergi?" batin gadis itu, tanpa dia sadari bibir mungilnya menyungging senyum.

"Non, Sekarang bagaimana sudah enakan?" tanya Sari, yang sedang membantu memijat punggung Alina dengan minyak angin.

"Ah, terus sedikit lagi, Sar. Sampai aku bisa sendawa!" jawab Alina agak lumayan kaget. Saat tadi dirinya sedang melamun.

Saat Alina sedang, di pijat oleh Sari, Arya datang bersama Utami, yang di susul Mita di belakangnya.

Utami berjalan dengan begitu angkuh, saat masuk ke dalam kamar menantunya "Alina, katanya kamu sakit? Kamu sakit apa?" tanyanya.

"Ma-mama, aku hanya sedikit pusing, dan mual, mungkin aku masuk angin!" jawab Alina dengan menelan salivanya.

"Apa, perlu saya panggilkan dokter? Berapa hari kamu menikah dengan Arya?" tanya Utami.

"Baru empat hari Mam,"

"Empat hari ya? Apa kamu sedang hamil? Ah. Tapi, rasanya itu terlalu cepat. Jadi mungkin kamu hanya masuk angin. Arya cepat panggilkan dokter! Pastikan istrimu selalu sehat. Agar nanti tidak menghambat proses kehamilan istrimu nanti! Ya sudah, Mama masih ada urusan lain," ucap Utami, lalu pergi dari dalam kamar menantunya itu.

Mendengar apa yang mertuanya katakan, Alina berkali-kali menelan ludahnya. "Hamil? Segitu inginya mama mertuaku ingin aku hamil? Lalu bagaimana aku bisa hamil? Kalau aku saja tidak anu-anuan dengan tuan muda?" batin gadis itu tertawa.

"Kamu kenapa? Senyum-senyum?" tanya Arya saat melihat sang istri, tiba-tiba tersenyum tanpa sebab.

"Aku gapapa! Kepo!" jawab Alina, sembari menjulurkan lidahnya.

"Enak tidak kalau, sakit?" tanya Arya sembari melipat kedua tangannya.

"Maksud tuan?"

"Semalam kamu pura-pura sakit, dan sekarang kamu beneran sakit. Lalu bagaimana rasanya?" jawab Arya.

"Rasanya? Umm… nikmat tuan, karena dengan ini, berarti Tuhan. Masih sayang dan ingat sama aku sebagai hambanya." ucap gadis itu.

"Dokter, sebentar lagi kesini. Saya sudah telepon barusan! Kamu sarapan sekarang, biar badanmu tidak lemas!"

"Iya," jawab Alina datar, lalu memalingkan wajahnya.

Arya mengernyitkan dahinya, kemudian dia menyuruh, Mita dan Sari untuk keluar dari dalam kamar, dengan memberikan kode. Keduanya pun menurut. Mereka keluar dari dalam kamar Alina.

"Mita, Sari, kalian mau kemana?" tanya Alina.

"Maaf Non, kami ada urusan yang lain, nanti kami kembali lagi, panggil saja kami!" jawab Sari dan Mita.

"Fyuhhhh… " gadis itu menghembuskan nafasnya.

Setelah dua pelayan sang istri pergi. Arya mengambil sarapan untuk Alina yang tadi di bawa Sari dan Mita.

Pria itu lalu duduk di sisi ranjang tempat tidur istrinya, dan hendak menyuapinya.

"Ayo cepat makan!" Arya menyendok bubur dari dalam mangkuk.

"Buka mulutmu!" titah Arya.

"Maaf Tuan, aku mual. Rasanya air liurku semakin banyak. Setelah melihat bubur ini!" jawab Alina nyengir.

Arya menyimpan mangkuk bubur itu kembali, ke atas meja, tanpa bicara apapun.

"Tuan Muda marah, ya?" gadis itu memperhatikan suaminya dengan seksama.

"Tidak, hanya saja kamu manja!" jawabnya.

"Kok manja? Gara-gara aku tidak mau sarapan, jadi Tuan, bilang aku manja?"

"Ya. Dengar Al, jika kita ingin sembuh, paksakan makan, entah itu keluar lagi atau tidak. Yang penting, kita sudah berusaha untuk makan, dan berusaha sembuh!" jawab Arya.

"Tapi Tuan, nanti jika sudah enakan, aku juga pasti makan! Coba deh, kalau Tuan Muda di posisiku. Pasti, Tuan juga malas untuk makan!" ucap Alina.

"Kata siapa? Kamu, hanya tidak tahu bagaimana saya. Saya memang terlahir dari keluarga Roberto. Tapi didikan mama sangat keras Al. Sudahlah jangan dibahas. Saya keluar dulu! Jangan lupa, jika sudah mood, sarapannya dimakan. Dan sebentar lagi dokter keluarga ini akan datang!" ujar Arya lalu kemudian, dia pergi meninggalkan istrinya.

Gadis itu, begitu merasa tidak enak terhadap Arya. Dengan sukarela, suaminya ingin menyuapinya. Tapi Alina menolaknya.

"Tuan. Tunggu!" gadis itu menghentikan langkah Arya.

Pria itu, membalikan badannya.

"Terimakasih!" ucap Alina sembari tersenyum manis kepada suaminya.

"Ya. Sama-sama!  Cepat sembuh!" Arya meneruskan lagi langkahnya.

"Tuan!"

"Ya. Apalagi?"

"Enggak, silahkan!"

Arya hanya geleng-geleng kepala. Sedangkan Alina hanya memanyunkan bibirnya, karena Arya akhirnya benar-benar, keluar dari dalam kamarnya.

"Setelah Sari, memijatku tadi, sekarang badanku sudah agak enakan. Aku akan coba keluar kamar, mungpung tidak ada orang!" gumam gadis itu lalu menyusul suaminya keluar kamar.

Alina berjalan, mengendap-ngendap. Dia berniat menuju tangga, bukan lift, gadis itu ingin menemui Sandra dan juga Sukma, siapa tau ketemu pikirnya.

Alina celingukan kanan kiri, saat menuruni tangga, karena dia takut ada orang yang lihat. Tak berselang lama, gadis itu sudah sampai di lantai dua. Dia mengedarkan pandangannya, dan menerka-nerka setiap kamar yang ada di hadapannya.

"Ini rumah, atau asrama sih? Aku sampai bingung?" gumamnya. Gadis itu meneruskan langkahnya. Tapi saat Alina mengendap- ngendap. Samar-samar Alina mendengar suara seorang wanita, sedang bicara di telepon.

Daun kuping Alina gerak-gerak, dan gadis itu menajamkan pendengarannya.

"Joni, saya minta kamu lakukan apa perintah saya! Buntuti suami saya! Karena saya punya feeling, kalau ada yang tidak beres dengannya!" ucap Utami di sambungan teleponnya.

"Mama, sedang bicara dengan siapa? Kenapa dia membahas papa mertua?" gadis itu semakin penasaran, kemudian dia melangkah semakin mendekati kamar, Utami.

Praaang!!!

Kaki Alina tak sengaja menyenggol guci, yang ada di dekat pintu kamar Utami.

"Aduh…" gadis itu menepuk jidatnya.

"Siapa itu??" teriak Utami dari dalam kamarnya.

Alina membekap mulutnya, karena pasti sekarang dia ketahuan mama mertuanya.

Kep!

Sebuah tangan mencekal lengan Alina, lalu dengan cepat, membawanya pergi dari tempat itu.

1
Siti Khoyimah
😂😂😂 hnya demi ank laki" punya istri 3 menyakitkn
Nuraeny
lanjut
strawberry milk
ini yg bikin ketawa trs pasangan gesrek si Joni sama Boneng 🤣🤣
Nuraeny
lanjut
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
harwanti unyil
manis sekali kata" mu menantu mama
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
strawberry milk
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!