JODOHKU Anak Pemilik Toko Bangunan

   "Wanita ini benar-benar bahaya,Astagfirullah alladzim Alicia!" kata Nathan dalam hatinya. Dirinya benar - benar tak menyangka pertanyaan random kekasihnya itu. Baru saja terisak meminta maaf tapi masih saja mengungkitnya,begitu penilaian Nathan pada gadis yang kini lanjut menyuapi nya itu. Acara suapan nasi penuh drama itu akhirnya selesai juga.

  "Terus kerjaan mas selama ini bagaimana?" tanya Alicia ketika mereka berdua duduk di taman belakang.

  "Ada pak Yono yang menghandle nya." jawab Nathan.

   "Oh iya,aku mau tanya apakah kamu yang membayar biaya perawatanku dek? jawab jujur kalau aku sedang bertanya?" tanya Nathan mengcopy paste perkataan Alicia tadi.

  "Enggak mas. Aku,papa sama mama sebenarnya ingin membayar biaya rumah sakitmu mas,tapi katanya sudah dibayar oleh seseorang yang identitasnya dirahasiakan pihak rumah sakit." jelas Alicia panjang lebar. Nathan menatap lekat wajah cantik nan putih Alicia,tapi tidak terlihat kebohongan nampak disana.

   "Lalu siapa ya dek?"

   "Aku juga tidak tau mas,atau jangan - jangan.."

   "Jangan - jangan siapa?" tanya Nathan penasaran karena Alicia tak melanjutkan kata - katanya.

   "Ah enggak mas,aku juga gak bisa menebak siapa." jawab Alicia berbohong. Tadi nama Nara sempat terlintas di pikirannya,tapi dengan cepat Alicia menepisnya.

  "Apa mungkin Nara ya? Tapi tidak mungkin kayaknya,dia memang perhatian sama mas Nathan tapi gak sampek segitunya juga kali." kata Alicia dalam hatinya yang terlintas nama Nara kembali.

   "Kamu gak ikut bantu Koh Jun di toko dek?" tanya Nathan membuyarkan lamunan Alicia.

   "Enggak mas,lagi males apalagi tadi pagi sebelum mas Nathan kesini huh badmood!"

   "Tapi sekarang udah gak badmood lagi kan? Kasian Koh Jun jika gak ditemani,kamu bantu sana. Aku juga mau pamit pulang."

   " Ya udah tunggu ya aku ganti baju dulu,tapi nanti siang aku akan ke rumah mengantarkan makanan untukmu ya mas?" kata Alicia mulai melangkah masuk rumah di ikuti Nathan sekalian pamit pada bu Selly.

Sementara di rumah sakit,

Nara baru saja selesai visit pasien akan kembali ke ruang prakteknya ditemani Lala.

Ketika melewati koridor tampak Roy dan Adisty berjalan berdua berlawanan arah dengan Nara.

   "Pagi dokter Nara?" sapa Roy ketika berpapasan,sementara Adisty hanya tersenyum.

   "Pagi juga dokter Roy,dokter Adisty." sapa Nara tersenyum membalas senyum Adisty.

  "Seminggu lagi aku dan dokter Adisty akan bertunangan Dokter Nara. Kami mengundangmu." kata Roy dengan maksud supaya Nara cemburu.

  "Benarkah?" tanya Nara kaget karena Adisty yang merupakan sahabatnya mau dengan Roy yang notabene adalah mantannya sejak tadi malam.

  "Pasti kamu menyesal kan Nara? Aku begitu cepat dapat penggantimu,makanya jangan sok suci!" batin Roy yang sedang melihat wajah terkejutnya Nara.

  "Iya dokter Nara,itu benar." jawab Adisty dengan wajah berbinar cerah.

  "Sudah lama aku mengincar Roy tapi dia lebih menyukaimu. Jadi ketika Roy mencoba mendekatiku tentu saja tak akan kulepaskan. Aku tak mau terus kalah darimu Nara!" batin Adisty pada sahabatnya itu.

 "Selamat kalo begitu dokter Roy,dokter Adisty semoga acara tunangan nanti lancar sampai ke hari pernikahan. Saya pasti datang,saya permisi dulu ya?" kata Nara dijawab anggukan oleh keduanya. Nara pun kembali berjalan di ikuti Lala,

  " Bukankah Dokter Adisty itu sahabat Anda dokter Nara? Sedangkan dokter Roy kekasih Anda? Aku kok gak mudeng dengan ini semua ya?" tanya Lala ketika sudah jauh dari kedua dokter tadi.

   "Aku dan Dokter Roy sudah tidak menjalin hubungan lagi La,kami sudah putus." jawab Nara tenang.

   "Syukurlah,eh maaf dokter Nara." ucap Lala sambil salah tingkah,sementara Nara hanya tersenyum melihat asistennya yang setia itu.

Keesokan pagi di depan lokasi proyek,

Pukul 6 pagi Dimas sudah tiba di pinggir gerbang lokasi proyek itu. Menunggu orang yang kemarin menolongnya. 45 menit kemudian tampak para pekerja mulai memasuki pintu gerbang,Dimas mengamati wajah mereka yang masuk satu per satu.

  "Kok belum kelihatan ya bapak yang kemarin itu?" Kata Dimas lirih. Sudah lebih dari 30 orang yang masuk lokasi itu. Kini pekerja Nathan sudah lebih dari 35 orang. Tak berselang lama orang yang ditunggu Dimas pun tiba,

   "Pak?" panggil Dimas sebelum pak Yono memasuki pintu gerbang. Pak Yono pun berhenti menoleh ke asal suara.

  "Saya yang kemarin lusa bapak bantu ketika motor saya mogok pak?" kata Dimas setelah mendekat.

  " Oh ya mas,ada apa ya mas? Apa motornya mogok lagi?" tanya Pak Yono sambil menatap motor Dimas yang tak jauh dari situ.

  "Oh enggak pak,aman tidak mogok. Saya hanya ingin mengembalikan uang bensin bapak." jawab Dimas sambil menyerahkan uang 2 lembar uang lusuh,sepuluh dan lima ribuan.

   "Tidak perlu mas,saya ikhlas lillahi ta'alla kok mas." jawab pak Yono. Dimas pun tak berani memaksa,dia lalu memasukan uang itu ke sakunya. Dimas pun masih berdiri di situ,diam dengan wajah menunduk.

   "Apa masih ada lagi sesuatu mas? Kalo tidak bapak masuk ya?" kata pak Yono.

   "E-e begini pak,mohon maaf apa disini masih membutuhkan pekerja? Saya sedang butuh pekerjaan pak." tanya Dimas memberanikan diri untuk bertanya.

   "Oh untuk mas ya? Ada mas kebetulan salah satu tukang belum mempunyai kenek. Jika mas mau besok silahkan datang kesini sebelum jam 7 pagi ya?" jawab pak Yono.

  "Benarkah pak? Alhamdullilah,iya pak. Terima kasih banyak." kata Dimas penuh syukur. Pak Yono pun bergegas masuk meninggalkan dimas di depan lokasi proyek. Wajahnya penuh binar kebahagiaan,akhirnya Dimas dapat pekerjaan.

Setelah beberapa hari,

Alicia dengan telaten membawa makanan untuk Nathan di pagi dan siang hari, sementara untuk malam Erik datang untuk menemani bos nya itu.

   "Aku pulang dulu ya mas,sayur sudah aku panaskan seperti biasa. Malam nanti bisa buat makan mas sama Erik. Assalamualaikum." pamit Alicia siang itu lalu mencium tangan Nathan.

   "Waalaikumsalam." jawab Nathan mengantar kekasihnya sampai teras.

Drttt,

Hp Nathan bergetar.

   "Kapan?" tanya Nathan,ternyata Juan yang menelfonnya.

   " Di hotel? dokter Roy? Oke,tapi pakai standing mik ya Ju. Tanganku masih belum pulih benar"

   "Waalaikumsalam" jawab Nathan lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

Tiin,

Sebuah sedan mewah memasuki halaman,Nathan yang baru sampai pintu itu kemudian berbalik. Ternyata Nara datang sambil menenteng paper bag. Nathan pun dengan ramah mempersilahkan Dokter cantik berkerudung itu untuk masuk.

   "Untung gak barengan dengan Alicia tadi ya Allah." ucap syukur Nathan dalam hatinya,Nathan ingat betapa ngerinya jika Alicia dalam mode ngambek. Akhirnya Nathan dan Nara pun mengobrol,

   "Benarkah? Apa dokter Roy temanmu Ra? Kok bisa samaan gini jadwal kita?" kata Nathan,tak menyangka kalau Nara datang untuk mengajaknya datang ke acara tunangan dokter Roy.

   "Iya Than,dia satu rumah sakit denganku. Sama seperti dokter Adisty. Jadi kita ketemu disana saja ya. Dan ini pakailah,kan acaranya Formal." kata Nara sambil menyerahkan paper bag yang berisi jas,celana dan kemeja lengkap dengan dasi kupu-kupu.

   "Tapi aku bisa menyewa sendiri kok Ra,tadi Juan juga sudah menyediakan." tolak Nathan dengan halus.

   "Ini sudah kubeli untukmu Than,kalau kamu tolak apa tidak mubazir namanya? Tolong terimalah." pinta Nara dengan wajah memohon. Nathan pun akhirnya mau menerimanya,tentu membuat wajah Nara berubah sumringah bahagia. Tak lama Nara pun berpamitan pulang.

Malam pun tiba,dengan dijemput Juan akhirnya mereka berdua sampai di lokasi tujuan,yaitu sebuah hotel mewah. Tampak berbagai mobil mewah berbagai merk ada di lokasi parkir. Nathan dan Juan sampai pada ruang yang disediakan untuk pengisi acara. Anggota Your Mind band yang lain juga sudah sampai lebih dulu.

   "Okey,kita semua santai gak usah tegang. Mikir kaya lagi perform di kafe seperti biasanya aja. Your Mind band?" komando Juan sang leaders.

   "Uraaaaa!" kata semangat seluruh personil band itu. Kemudian mereka bergegas naik menuju panggung karena MC sudah memanggil nama band mereka.

    "Selamat malam."