NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23rd : Take Her From Here

Dorr...

"Argghh.." pekik Audrey dengan kedua mata terpejam.

Alya menatap nanar sebuah kursi kosong tak jauh dari tempatnya yang sengaja ditembak oleh wanita itu.

"Aku ingin membunuhmu! Alya!" tukasnya.

Kemudian, memberikan handgun pada anak buahnya dan menghampiri Alya. Alya masih bergeming tak memberi respon apapun terhadap wanita itu. Wanita itu menyentuh dada Alya dengan jari telunjuknya dan menekannya.

"Aku akan menembus dada ini tepat di jantung mu!" tandasnya.

"Lakukan! Jika kau mampu!" sergah Alya dengan suara yang bergetar karena berusaha menahan gejolak dalam dirinya.

"Bitch!" umpat wanita itu sembari melayangkan sebuah pukulan tepat di wajah Alya hingga gadis itu terduduk di lantai. Alya menerimanya tanpa berontak, meskipun itu bertolak belakang dengan keinginannya sendiri.

"Alya?!" lirih Audrey saat ia menyaksikan kejadian itu. Sedangkan Alya hanya mengusap darah di ujung bibirnya yang robek.

Wanita itu menjongkokkan tubuhnya untuk mensejajarkan tingginya dengan Alya yang melihatnya dengan tatapan menantang. Wanita itu menarik kasar bagian depan jaket Alya, "Kau akan segera menyesali semua perbuatanmu!" ujarnya.

Alya menepis tangan wanita itu dari jaketnya lalu bangkit dari posisinya. Dengan tatapan dinginnya, Alya menatap sekelilingnya lalu berucap, "Tidak ada yang akan ku sesali jika itu berhubungan denganmu!."

"Sialan!" wanita itu kembali melayangkan sebuah pukulan pada Alya. Tetapi, kali ini Alya tak akan diam saja. Alya menangkap kepalan tangan wanita itu dengan satu tangannya.

"Aku tidak akan pernah membiarkan mu melukai keluargaku!" ketus Alya lalu memutar tangan wanita itu ke belakang punggungnya sendiri. "Seharusnya aku yang mengucapkan kata - kata itu" tambahnya lalu mendorong kuat wanita itu hingga ia tersungkur menabrak kursi yang sebelumnya ia tembaki. Melihat itu, sontak seorang anak buah wanita itu menodongkan handgun nya pada Audrey.

"Kau ingin mengancamku?! Hah?!" tegas Alya lalu melangkah cepat dan sedikit melompat lalu menendang orang itu hingga terpental begitu pun handgun yang terlepas dari tangannya. Dengan cepat, Alya mengambil alih handgun itu. Dan menodongkannya pada wanita yang terperangah melihatnya.

"Turunkan senjatamu atau aku akan menembaknya!" ancam anak buah lainnya yang juga memegang salah satu handgun milik Alya. Alya hanya mendengus sembari memutar bola matanya malas lalu menurunkan handgunnya.

Anak buah itu menghampiri majikannya masih dengan satu tangan terangkat memegang handgun. Alya tersenyum licik saat sebuah ide terbesit di otak cantiknya.

"Sorry" gumamnya pelan

Dorr...

"Arrghh.."

Dengan gerakan yang sangat cepat, Alya berhasil menembak pergelangan tangan anak buah itu hingga handgun nya terlepas. Kemudian, Alya pun mengambil handgun itu dan menyelipkan kembali pada pinggangnya.

Sesudah itu, Alya melepaskan ikatan pada tubuh, serta kaki dan tangan Audrey. Alya menatap khawatir sang adik dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Lalu, Alya menekan sesuatu di earphone nya.

"Check! Alya's here" ucapnya namun belum ada jawaban yang terdengar."Check! Monitor, Alya's here"

"Alya go ahead?!"

"Masuklah, lantai 5! Aku sudah berhasil melepaskan Audrey! Kalian datang dan bawa dia pergi dari sini!" titahnya lalu membopong sang adik.

Namun, saat ia hendak membuka pintu, ternyata terkunci. Tanpa pikir panjang, Alya  menembakkan kunci pada pintu itu hingga membuatnya rusak. Dengan sentakan yang kuat, Alya membuka pintu itu dan berhasil terbuka. Alya pun mempercapat langkahnya saat lorong di lantai itu terlihat sepi.

"Alya?!" seru Audrey lemah. Mendengar itu, tak pelak membuat Alya semakin khawatir dengan keadaan sang adik.

"Bertahanlah! Kumohon bertahanlah Audrey!" pinta Alya lalu menuruni tangga dengan perlahan.

"Alya maafkan aku. Terima kasih, karena kau masih mau menyelamatkan ku" ucap Audrey yang tak dihiraukan oleh Alya. Alya kembali menekan tombol pada earphone nya.

"Alya's here! Code Blue! Code Blue! Ku mohon cepatlah datang!"

🔫🔫🔫

Jack yang baru saja tiba pun bergegas turun dari mobilnya, dan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan putrinya, Alya. Namun, yang ia dapati hanya keenam anak buah Alya tengah menundukkan kepala mereka padanya. Merasa bersalah karena tidak bisa menahan Alya untuk tidak masuk ke tempat musuh. Yang Jack yakini jika penculikan Audrey merupakan salah satu jebakan musuh mereka. Jack hanya menghembuskan napasnya kasar, saat menyadari dirinya terlambat lalu menyandarkan punggung tegapnya pada mobilnya.

"Shit!!!" umpatnya dengan kedua tangan terkepal di sisi tubuhnya.

"Kenapa kau tidak bisa mendengar perintah Daddy? Sekali ini saja" seru Jack dengan kekhawatiran yang tercetak jelas di wajah tegasnya.

"Tuan, maafkan kami, karena kami tidak bisa menahan nona Alya.." ucap keenam buah mereka serentak. Jack menatap mereka satu persatu lalu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, ini bukan kesalahan kalian. Jadu, tidak perlu kalian meminta maaf. Aku kenal putriku. Dia tidak akan membiarkan siapapun melukai orang yang dia sayangi sekalipun itu akan membahayakan nyawanya" jelas Jack dengan pandangan terarah pada bangunan tua itu.

"Kalo begitu siapkan diri kalian!! Kita akan masuk!" titah Jack.

"Baik, tuan"

"Check! Alya's here"

Tiba - tiba keenam anak buah Alya tersentak dan bertukar pandang satu sama lain saat mereka mendengar sebuah panggilan dari Alya.

"Tuan, nona Alya.."

"Check! Monitor, Alya's here"

"Alya go ahead?!"

"Masuklah, lantai 5! Aku sudah berhasil melepaskan Audrey! Kalian datang dan bawa dia pergi dari sini!" titahnya lalu membopong sang adik.

Mendengar perintah Alya, mereka pun bergegas yang dipimpin oleh Jack. Mereka mengendap - endap saat sudah memasuki pekarangan bangunan itu, namun mereka hanya melihat dua orang yang terkapar di tanah tak sadarkan diri.

Tanpa menunggu lama, Jack pun masuk ke bangunan itu dan segera menaiki tangga, namun beberapa orang  berpakaian serba hitam dengan jumlah yang sangat banyak menyerang mereka. Kedua belah pihak pun mulai melakukan perlawanan, hingga terdengar suara dari earphone mereka masing - masing. Jack terdiam lalu segera menyelesaikan perlawanannya.

"Alya's here! Code Blue! Code Blue! Ku mohon cepatlah datang!"

"Biar aku saja yang menyusul mereka!" tandas Jack lalu berlari menaiki tangga.

Jack terus melangkahkan kakinya menaiki setiap anak tangga yang mengantarkannya pada tempat keberadaan dua putrinya. Hingga matanya membelalak saat melihat Alya yang sedang melakukan perlawanan serta Audrey yang berada di belakangnya yang disandarkan pada tembok. Dengan cepat, Jack menghampiri Alya dan membantunya.

"Alya?!" seru Jack membuat Alya menolehkan kepalanya cepat.

"Daddy?!" ceplos Alya dengan gerakannya yang terhenti. Membuat seseorang di hadapannya hampir memukulnya jika saja Jack tidak melayangkan sebuah tendangan pada orang itu. Alya tersadar lalu menarik Jack pelan.

"Daddy harus segera membawa Audrey keluar dari sini!!" pinta Alya sembari menganggukkan kepalanya pelan.

"Tapi, bagaimana denganmu?!" tukas Jack dengan kekhawatiran yang tercetak di wajahnya.

"Aku akan segera keluar dari sini setelah ini!" jawab Alya berusaha meyakinkan Jack.

"Alya?!--"

"Daddy?! Please! Bawa Audrey keluar dari sini! Pastikan dia baik - baik saja" sergah Alya. "Daddy?! Alya mohon! Alya janji! Alya akan keluar dari tempat ini dengan selamat! Pergilah!" titah Alya dengan tatapan memohon.

Dengan berat hati, Jack pun menggendong tubuh Audrey dan membawanya. Tetapi, sebelum ia menuruni tangga ia kembali menoleh dan melihat Alya yang tersenyum padanya dengan kepala mengangguk. Sesudahnya, Jack beranjak dari tempatnya meninggalkan Alya.

Alya masih menatap punggung sang daddy yang mulai menghilang dan tanpa ia sadari seseorang menendangnya hingga ia terjatuh di lantai sembari memegangi perutnya. Alya menggigit bibir bawahnya saat rasa nyeri menyerang perutnya. Alya memejamkan matanya sejenak lalu menghembuskan napasnya yang tiba - tiba terasa berat. Setelah itu Alya pun bangkit dari posisinya dan berdiri tepat di hadapan orang itu. Tanpa mengatakan sepatah kata pun Alya mulai melakukan perlawanan dengan tangan kosong. Alya sama sekali tak mengeluarkan kedua handgun nya.

Di tempat yang sama dan dari jarak yang tidak terlalu jauh, ada seseorang yang tengah melihat kejadian itu dengan senyuman sumringah dan mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya dan menghubungi seseorang.

"Halo"

"Apa semuanya sudah siap?!"

"Sudah, nona"

"Kalau begitu, lakukanlah 5 menit dari sekarang!"

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!