Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ba 15
"Ini sekretaris saya,mang." jawab Bimo memperkenalkan Ima pada penjaga Villa keluarganya.
"Ima." Ima memperkenalkan diri pada laki - laki yang di panggil mamang oleh Bimo.
"Pak,ngapain kita kesini?" tanya Ima saat mamang sudah pergi.
"Istirahat aja." jawab Bimo sambil memandang wajah Ima lekat.
"Tapi,mas aku ga bawa baju ganti. Masa aku pake baju ini terus,ga enak tau." Ima berusaha menghilangkan rasa gugup saat mata elang Bimo menatap dirinya.
"Kamu pake aja baju yang ada di lemari,besok baru kita ke pasar membeli baju ganti untuk kamu." Bimo menunjuk lemari yang ada di kamar utama Villa.
Ima berjalan menuju kamar ya g di tunjuk Bimo. Tangannya terulur membukakan pintu lemari,ia melihat isi lemari apakah ada baju yang cocok untuk dirinya.
"Ga ada baju perempuan sama sekali,disini cuma ada kaos dan celana boxer. Apa aku pakai aja yang ini ya? Gaun ini rasanya sesak. " Gumam Ima.
Ima lantas mengganti gaun yang ia pakai dengan kaos yang kebesaran di tubuhnya dan celana boxer,entah milik siapa.
Setelah berganti baju,Ima melangkah keluar mencari keberadaan Bimo. Bimo nampak sedang duduk di dekat jendela yang pemandangannya langsung ke kolam renang yang nampak indah di terpa cahaya bulan purnama dan lampu taman.
"Pak." panggil Ima saat sudah berada disamping Bimo. Bimo menoleh dan terpaku di tempatnya saat melihat Ima memakai baju kaos kebesaran,Ima nampak begitu seksi di mata Bimo.
"Maaf aku cuma menemukan baju ini di lemari." kekeh Ima sambil duduk di sebelah Bimo.
"Seksi." ucap Bimo lirih.
"Bapak ngomong apa?" tanya Ima saat ia tidak begitu jelas mendengar Bimo berkata barusan.
"Ga ada,sudah lupakan." tepis Bimo berusah bersikap senormal mungkin.
"Ini Villa milik keluarga bapak?"tanya Ima kagum melihat kemewahan isi Villa.
"Hmm..."
"Bagus banget, pak. Lebih bagus dari rumah juragan tanah saya di kampung. " kekeh Ima merasa lucu dengan perkataannya sendiri.
"Besok pagi kamu harus lihat pemandangan saat matahari mulai terbit dari balkon,coba tadi kita kesini sebelum matahari terbenam aku akan ajak kamu menyaksikan mega dari sini." ujar Bimo tersenyum menambah kadar ketampanannya.
"Kamu sudah punya pacar,ma?" tanya Bimo sambil menatap gadis yang ada disampingnya.
"Belum,pak. Lagian siapa juga yang mau sama gadis kampung kaya saya,pak." kekeh Ima untuk menghilangkan rasa canggung.
"Kata siapa? Kamu itu sebenarnya cantik,sangat cantik. " ucap Bimo jujur.
"Bapak bisa aja memujinya." Ima merasa semakin gugup mendengar pujian dari sang Bos.
Tiba - tiba Bimo merangkul Ima masuk kedalam pelukanya dan jelas saja membuat Ima kaget.
"Pak." ujar Ima berusah melepas pelukan Bimo.
"Biarkan begini sebentar. " mohon Bimo dan dengan ragu Ima membiarkan Bimo memeluk dirinya.
Ima merasa kenyamanan dalam pelukan Bimo. Ima membenamkan wajahnya di dada laki - laki itu. Rasa dingin berganti rasa hangat saat tangan kokoh meraih pinggangnya. Ima bisa mendengar debaran jantung Bimo yang berpacu lebih cepat.
Bimo menuntun tangan Ima untuk memeluk lehernya. Perlahan wajah Bimo mendekat dan mengecap bibir ranum yang sedari tadi menggoda Bimo.
Tubuh Ima bergetar hebat saat bibirnya dikulum Bimo. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Ima. Ciuman Bimo semakin panas membuat Ima kewalahan. Bimo yang tersadar melepas tautan bibirnya pada bibir Ima ,ia takut berbuat terlalu jauh. Bimo berusah menekan sesuatu yang minta di tuntaskan di bawah sana.