menceritakan tiga bersaudara kembar yang terpisah selama bertahun tahun dan di pertemukan kembali saat remaja dengan tujuan yang sama yaitu mengungkap dalang pembunuhan sang ibunda.
bagaimana selengkap nya yuk kita simak😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shofia Nurbaety, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penjaga bayangan
"Lah coba dulu aja" sambung zayn dan langsung mendekati bell yang sudah tersedia.
Ting nong
Ting nong
Ting nong
Tidak lama gerbang rumah pun terbuka menampil kan sosok pria paruh baya yang bertugas menjadi satpam kediaman bimantara.
"Permisi" ucap zayn.
"Wah den zayyan" ucap satpam tersebut sambil menghampiri zayn yang di sebut zayyan.
"Den kenapa gak langsung masuk aja, biasa nya juga langsung masuk" bingung pak satpam karna memang gerbang kediaman bimantara itu otomatis akan terbuka ketika kedatangan keluarga walau pun itu mobil nya.
"Gue bodoh banget yah, padahal tinggal mendekat ke kamera sensor nih gerbang akan terbuka otomatis" runtuk zayn dalam hati nya.
Sedangkan di dalam mobil zayyan sedang tertawa terbahak bahak melihat kebodohan kembaran nya itu dari pantauan cctv yang sudah berhasil ia retas.
"Maaf pak saya lupa, lagian saya lagi gak bawa mobil"
"Emang den zayyan teh ke sini nya pakai apa?" tanya pak satpam.
"Pakai taksi pak"
"Ouh yaudah ath kalau gitu masuk den, di sini panas"
"Iya pak, makasih udah di bukain" zayn berjalan masuk di ikuti pak satpam yang langsung menutup kembali gerbang.
"Tidak perlu makasih ath den kan sudah jadi tugas saya" ucap pak satpam sambil tersenyum.
"Iya pak"
"Den kalau jalan ke mansion lumayan jauh, aden gak papa emang kalau harus jalan kaki"
"Ya mau gimana lagi pak"
"Maaf ya den saya gak bisa bantu, soal nya motor nya lagi di pake sama si ujang"
"Iya pak gak papa"
"Ouh iya pak, saya mau tanya boleh?" sambung zayn.
"Boleh ath den, mau nanya apa?"
"Kalau ayah udah pulang belum pak?"
"Tuan....
Tiiinnnn
Ucapan pak satpam terhenti akibat kelakson mobil yang memasuki area kediaman bimantara.
"Nah itu tuan den" sambung pak satpam.
"Ouh iya pak"
"Ayah, apa benar dia ayah gue ya, kok gue merasa malas yah bertemu dia" sambung zayyan dalam hati nya.
"Zayyan" panggil tuan bram.
"Iya yah" jawab zayn berusaha tidak gugup di hadapan sang ayah.
"Kenapa kau ada di sini? terus kemana mobil mu?" tanya beruntui tuan bram.
"Aku ke sini karna kangen sama ayah" ucap zayn sambil tersenyum di buat buat.
Di tempat lain yaitu di posisi zayyan kini sedang tertawa melihat kelakuan sodara kembar nya.
Tuan bram pun tersenyum "terus mobil mu ke mana?"
"Mobil ku di jual ayah"
Tuan bram mengangkat sebelah alis nya "yaudah sini masuk, kalau jalan kaki pasti cape"
"Iya ayah" zayn pun menuruti kemauan ayah nya karna ia pun sedang malas berjalan.
Zayn menaiki mobil ayah nya "gini ya rasa nya di perhatiin ayah...aku merimdukan mu yah, tapi rasa kecewa ku terhadap mu mengalah kan rasa rindu itu, andai kau tau aku itu bukan zayyan tapi zayn gimana reaksi mu yah, apakah akan memeluk ku atau sebalik nya" lirih zayn dalam hati nya, ia terus menatap sang ayah yang dulu ia begitu sayangi.
Zayyan yang merasakan keadaan hati zayn pun terenyut "zayn lo harus kuat dan sekarang nikmati lah kasih sayang seorang ayah yang sempat hilang di dalam hidup lo" ucap zayyan yang pasti zayn akan mendengar ucapan zayyan lewat Earpiece.
setelah sampai di depan rumah zayn dan tuan bram langsung turun dan masuk ke dalam rumah karna pintu kediaman tuan bram otomatis jadi tidak perlu susah susah menekan bel atau pun harus mendorong nya.
"Tumben kamu ke sini tanpa ngabarin dulu aya?" tanya tuan bram dan langsung duduk di kursi ruang keluarga.
"Hemm kangen aja sama ayah, terus aku lupa hubungin ayah" zayn ikut duduk di kursi sebelah ayah nya.
"Emm apa uang mu masih ada?" menatap putra nya.
"Masih yah"
"Terus kenapa mobil mu di jual?" tuan bram menatap putra nya binggung.
"Aahh itu..anu..mobil aku jual karna semalam aju kalah balapan yah"
"Hah" tuan bram terkejut "sejak kapan kamu ikutan balapan?" tanya tuan bram menatap tajam zayn yang menurut nya zayyan.
Di posisi zayyan kini sedang tertawa terbahak bahak mendengar alasan zayn yang tidak masuk akal menurut nya.
"Si zayn emang gila dia, masa mobil nya di jual buat balapan, kan gak etis" gumam zayyan tertawa terbahak bahak.
Zayn yang mendengar zayyan lewat Earpiece nya sedang tertawa pun mendengkus "sial*n lo zay, malah tertawa bukan nya kasih solusi" gerutu zayn di dalam hati nya.
"Zayyan cepat jawab?" desak tuan bram.
"Aahh...enggak yah..ayah tenang aja mobil ku ada kok di apartemen" ucap zayn cengengesan.
"Terus maksud kamu tadi apa?"
"Tadi cuman salah ucap ayah"
"Terus kenapa kamu ke sini jalan kaki?"
"Ayah kenapa sih kaya wartawan saja" ucap zayn merasa kesal dengan pertanyaan yang ayah nya lontarkan.
"Jawab saja, gak usah banyak alasan"
"Tadi pagi aku di jemput teman yaudah aku ikut dia lumayan iri, ehh pas pulang nya dia pulang sama pacar nya, yaudah aku terpaksa pakai taksi"
Tuan bram menghelan nafas "Ohh emang kamu udah gak punya uang?"
"Punya sih yah, tapi sedikit" ucap zayn cengengesan.
"Yaudah nanti ayah transfer yah"
"Iya ayah makasih"
"Hemm sekarang segera lagi beristirahat ayah mau mandi dulu terus tidur" tuan bram langsung berdiri dari duduk nya.
"Hemm"
Setelah mendengar jawaban dari putra nya tuan bram segera pergi ke kamar nya yang berada di lantai utama.
"Selesai juga drama nya" gumam zayn yang pasti nya akan di dengar oleh zayyan.
"Drama pala lo" maki zayyan.
"Udah lah jangan banyak omong, sekarang cepat lihat keadaan mansion ini" balas zayn.
"Hemm, sekarang lo aman karna semua orang yang ada di sana sedang beristirahat hanya sedikit yang berlalu lalang" jelas zayyan.
"Sekarang gue ke mana, ke kamar ayah gak mungkin"
"Kok lo jadi bego sih, biasa nya juga gue yang bego" keluh zayyan.
"Sorry zay, otak gue lagi down"
"Udah lah jangan banyak omong, sekarang lo pergi ke ruang kerja ayah, apa lo masih ingat jalan nya?"
"Ya ingatlah, memang nya gue amnesia apa"
"Yaa sorry, gue kira lo lupa"
"Lo tanang aja, gue masih ingat kok seluk beluk rumah ini"
"Bagus kalau gitu"
"Hemm" zayn langsung berdiri dari duduk nya, dan dengan santai nya ia berjalan ke arah di mana ruang kerja ayah nya berada.
Zayn pergi ke lantai dua karna ruang kerja ayah nya berada di lantai tiga jadi ia harus melewati dulu lantai dua.
"Zayn berhenti dulu" teriak zayyan.
Dengan spontan zayn melepas Earpiece nya karna teriakan saudara kembar nya.
"Sial" gumam zayn sambil menggosok telinga nya yang berdenging akibat teriakan zayyan, setelah mendingan zayn kembali memasang Earpiece nya.
"Jangan bicara" ucap zayyan.
"Dengar gue baik baik, sekarang lo lagi di awasi oleh seseorang jadi lo harus melangkah menuju kamar gue supaya mereka tidak curiga" sambung zayyan.
Zayn tidak membalas ucapan zayyan tapi ia langsung menuruti apa yang zayyan ucap kan.
Ceklek
Zayn langsung masuk ke dalam kamar saudara kembar nya itu.
Zayyan yang masih memantau ke adaan pun menghelan nafas.
"Gimana masih ada?" tanya zayn setelah menutup kembali pintu kamar nya.
"Sudah pergi"
"Kira kira siapa menurut lo" tanya zayn sambil berjalan ke arab sofa yang berada di kamar zayyan.
"Gue gak tau, mungkin itu penjaga bayangan di mansion"
"Ohh"
