Lord Of The Seven Lights

Aku duduk di sofa dan menyalakan smartwatch-ku. Sebuah jendela Internet muncul di udara. Mengingat tanggapan Leon atas komentarku sebelumnya, aku mulai mencari informasi tentang Luna.

[Luna Luminaries] (Kadet Pahlawan)

(Keluarga : Bangsawan Luminaries)

—Kakek : Hick Luminaries (Great Nine.)

—Nenek : Zelna Luminaries (Wafat)

—Ayah : Darius Luminaries (Duke Luminaries, Pejabat Asosiasi Pahlawan, Awakener tingkat-8.)

—Ibu : Regina Luminaries (Duchess Luminaries, Pahlawan tingkat tinggi.)

—Kakak perempuan: Senica Luminaries (Wafat)

—Kakak laki-laki: Venn Luminaries (Pahlawan peringkat menengah.)

Informasi yang kudapatkan tidak memiliki masalah. Jadi kenapa reaksi mereka berdua begitu berlebihan? Beberapa tahun yang lalu, meski ada sebuah insiden yang menimpa Luna, kejadian tersebut memiliki hasil yang berbeda dengan insiden yang terjadi di hari ulang tahun keenamnya.

Di insiden ini, kakak laki-laki, dan ibunya tidak terkena terlalu banyak masalah. Itu mungkin jika hanya menciptakan sebuah trauma kecil, tapi bukannya ada yang meninggal dari salah satunya.

“Jadi apa masalahnya?”

Pada saat itu, aku menemukan sebuah informasi lain yang tertulis di bawah halaman sebelumnya.

“... Hah?”

\=\=

[Istri Darius Luminaries, Duchess Regina Luminaries dalam kondisi kritis karena serangan sekelompok Arcanist beberapa tahun yang lalu.]

[Upaya terorisme berhasil ditolak... Namun, Pahlawan tingkat tinggi, Regina Luminaries, jatuh dalam koma.]

“...”

Aku terkejut karena bagian ini juga telah berubah, dan itu sepertinya cukup banyak untuk mempengaruhi perkembangan cerita di beberapa bagian. Pada saat yang sama, aku merasa kasihan pada si punk itu, 'Griss'.

Dibandingkan dengan situasi Luna, kehidupannya di dunia ini berbanding terbalik. Itu bagaikan surga dan neraka. Luna, meski dia memiliki trauma yang cukup mendalam karena insiden yang menimpa dirinya pada usia keenam, dia masihlah memiliki seorang keluarga.

Ia bahkan terlahir di keluarga bangsawan yang terpandang dan memiliki cukup banyak otoritas untuk membuat seseorang tunduk hanya dengan kata-katanya. Tapi, hanya karena ibunya koma, bukan berarti dia bisa dengan mudah melarang seseorang berkomentar tentang kondisi keluarganya. Apalagi bertindak menjadi orang yang paling tersakiti di dunia.

“Di sisi lain, punk itu...”

Griss, tidak hanya dia tidak tahu siapa orang tuanya, dia bahkan tidak memiliki seorang pun yang dapat diandalkan dalam hidupnya. Adapun di pihak panti asuhan, aku yakin mereka akan melepaskan tangan sejak dia menjadi seorang Awakener dan diterima di Agen Akademi Militer.

Ditambah, hanya butuh satu bulan lebih bagiku yang menggantikan posisinya untuk dipandang sebagai orang jahat.

“Heh, hehehe... hahaha!”

Aku kira, aku akan segera menjadi gila.

Namun, semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa bahwa kehidupan punk itu benar-benar sial. Disaat yang bersamaan, aku juga menyadari secara samar tentang apa yang dia maksud tentang kehilangan segalanya.

Mungkin, itu bukan hanya tentang masalah keluarga, tapi nasib sendiri juga tidak pernah berada di pihaknya. Sambil bersimpati akan hal tersebut, aku melanjutkan membaca informasi tersebut.

[Insiden itu dikenal dengan nama ‘Deadnight’, sebuah insiden di mana banyak sekali warga yang meninggal karena serangan Arcanist di tengah malam saat festival tahunan sedang di adakan.]

[Kakak laki-laki Luna, ‘Venn’ mulai terkenal di mata dunia karena memerankan peran yang cukup penting dalam mengatasi serangan tersebut.]

Luna, yang saat itu baru berusia 13 tahun, akan terus membual setelah melihat kemampuan ibu dan kakak laki-lakinya. Atau begitulah seharusnya...

Aku hanya tahu isi kejadian ini dari versi novel aslinya. Dan untuk sekarang, dimana jalan cerita mulai berubah, aku hanya bisa mempersiapkan mental dan mempertimbangkan setiap kemungkinan.

“Haa ~ ... Apa yang akan terjadi selanjutnya?”

Tidak dapat menerima semua fakta ini begitu saja, aku menghela nafas dan mengeluarkan laptopku. Jika ada petunjuk di dunia luar, maka laptop ini harus memilikinya juga.

[Berkat keberuntunganmu yang tinggi, peluru ringan memberikan kerusakan kritis pada ‘Hound of Lucius’.]

[Dengan keberuntungan besar, pemahamanmu tentang atribut cahaya meningkat!]

[Dengan keberuntunganmu yang ekstrem, kamu menyerap sebagian dari kekuatan sihir yang dipancarkan oleh cahaya peluru! Kekuatan sihir anda meningkat 0,03 poin.]

[Anda memberikan kerusakan kritis pada musuh yang lebih kuat. Rune-Skill, ‘Sniper Reversal’ telah dipelajari dari Uniqueness Expert Sharpshooter.]

[Rune-Skill, ‘Sniper Reversal’ ditambahkan dalam Advance-Rune Weapon Master.”]

[Anda mendapatkan 131 SP.]

Ada banyak peringatan yang menyenangkan, tapi aku mematikan semuanya. Karena perubahan cerita yang telah terjadi, aku mencari daftar pengaturan penulis. Tapi bahkan sebelum aku bisa melakukan apa-apa, aku melihat sebuah pesan baru muncul di layar.

[Regina Luminaries – Dalam cerita aslinya, dia adalah seorang ibu yang penuh kasih dan dapat diandalkan. Namun, karena sifat protektifnya dianggap memberikan pengaruh buruk terhadap perkembangan karakter ‘Luna’, yang merupakan karakter penting untuk pertumbuhan protagonis, pengaturan ini dimodifikasi.]

[Pengaturan yang dimodifikasi — Dalam insiden empat tahun lalu, karena tertangkap lengah dalam pertempurannya melawan Arcanist, Regina Luminaries menerima ‘Pencitraan’ dari Dewa Iblis dan jatuh koma. Saat ini, dia adalah salah satu wadah keturunan yang dimiliki Dewa Iblis dan telah ditanamkan Benih Dewa Iblis.]

[Catatan : Pengaturan yang dimodifikasi akan diberikan sebagai pesan setelah target, ‘Griss Necker’, menyadarinya.]

Tanpa menyadari bahwa mulutku terbuka lebar, aku menatap layar laptop dengan linglung. Hanya setelah air liurku jatuh ke laptop, aku tersadar dan nyaris tidak bisa mengeluarkan suara.

“Sialan...”

Dan hanya itu yang bisa aku katakan. Jika pesan ini benar, ini adalah masalah yang sangat serius. Keturunan Dewa Iblis, itu hanya muncul di paruh kedua novel, dan alasan ‘Dia’ turun hanya setelah waktu tersebut tidak lain karena Dewa Iblis belum menemukan wadah yang cocok untuk ‘Keturunan-Nya’.

Dan sekarang, karena Dewa Iblis telah menemukan wadah keturunan-Nya lebih awal, ‘Dia’ akan turun lebih cepat dari jalan cerita aslinya untuk membuat koneksi antara dunia ini dengan dunia Iblis atau yang biasa dikenal sebagai ‘Abyss’.

Pada saat itu, Leon pasti belum menjadi cukup kuat untuk menghadapinya. Jika itu adalah pahlawan peringkat 9, masih mungkin untuk membunuh wadah keturunan Dewa Iblis bahkan setelah ‘Keturunan-Nya’. Tapi sebagian besar dari mereka telah meninggalkan dunia sekuler.

Di sisi lain, bahkan jika pahlawan peringkat tinggi dikirim, beberapa dari mereka pasti akan dikorbankan. Tidak, itu tidak mungkin terjadi. Kekuatan mereka dibutuhkan di bagian akhir novel. Dengan kata lain, semuanya akan serba salah jika Benih Dewa Iblis menetas dan memungkinkan ‘Dia’ turun di tubuh Regina.

Tentu saja, semuanya sudah serba salah, tetapi masih dalam tingkat yang dapat dikelola. Lalu, apa yang bisa kulakukan? Hanya ada satu jawaban, jadi aku tidak perlu berpikir terlalu lama.

“... Dia harus mati!”

Untungnya, Benih Dewa Iblis memiliki masa inkubasi. Dari yang aku tahu, ini seharusnya memakan waktu 5 hingga 6 tahun. Empat tahun telah berlalu. Secepat mungkin, sebelum Benih Dewa Iblis menetas di dalam tubuh Regina, dia harus dibunuh.

Masalahnya adalah siapa yang harus membunuhnya? Aku tidak bisa menyewa pembunuh. Bahkan jika aku menawarkan milyaran zeny, tidak ada tentara bayaran yang cukup gila untuk menerima misi membunuh seorang bangsawan dari keluarga Luminaries.

Belum lagi, karena Benih Dewa Iblis tidak dapat terdeteksi, tidak ada yang akan percaya bahkan jika aku mengatakan yang sebenarnya. Bahkan, aku yakin aku hanya akan diperlakukan sebagai orang gila.

Tapi dia harus mati.

Demi kebenaran transmigrasiku, dan demi kebaikan dunia ini.

“Aku harus membunuhnya!”

Sambil menghela nafas panjang, aku memejamkan mata dan menyadarkan tubuhku ke sofa.

Regina Luminaries adalah ibu seorang teman dan juga seorang penolong yang dapat diandalkan bagi Leon. Yah, meskipun dia sedikit idiot jika menyangkut tentang anak-anaknya. Namun di dunia ini, dia adalah bom waktu baik bagi karakter penting maupun bagi dunia itu sendiri.

Dengan kata lain, dia adalah seorang karakter yang harus dibunuh. Sementara perubahan total ini membuatku terkejut, aku tidak memiliki ketenangan pikiran untuk terkejut.

Aku bangun.

Tubuhku terasa sangat berat. Rasa keakraban yang kurasakan terhadap dunia yang telah berulang kali kubaca berubah menjadi kecemasan yang lebih besar. Tapi mungkin karena stat ketekunanku yang tinggi, kakiku tidak menuju ke tempat tidur, tetapi ke ruang pelatihan fisik.