Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Pagi ini Ima termenung duduk sendiri di teras rumah. Suaminya Bimo baru saja berangkat ke kantor. Ia sengaja duduk diteras untuk menghilangkan lelah sehabis berjalan keliling kompleks.
Wanita hamil disarankan untuk banyak bergerak biar melahirkan gampang. Tiap habis subuh Ima akan berjalan keliling kompleks sendirian tanpa ada yang menemani.
Suami jangan ditanya, dijam segitu ia masih asik bergelung di bawah selimutnya. Ia sudah wanti - wanti pada istrinya jangan pernah menganggu tidurnya.
"Mas bangun, temanin aku jalan keliling kompleks yuk." Kalau itu Ima mengajak Bimo menemani dirinya.
"Jalan aja sendiri ah,jalan masih ngantuk." gerutu Bimo membelakangi istrinya.
"Mas tapi aku juga mau ditemani suami seperti ibu - ibu yang lain. " Ima masih berusaha membangunkan suaminya.
"Kamu dengar tidak apa yang aku bilang. Jangan ganggu tidur ku,kalau mau jalan jalan aja sendiri." Bimo menaikkan volume suaranya karna kesal.
"Ya udah kalau ga mau,maaf." Ima memutar badanya meninggalkan suaminya dengan sudut mata yang sudah menganak.
Bimo yang sudah tidak peduli dengan istrinya memilih kembali merebahkan tubuhnya. Baru juga mau tidur tiba - tiba ponselnya berdering.
" Siapa lagi yang ganggu pagi - pagi." gerutu Bimo kesal.
Tangannya meraih ponsel yang terletak dinakas samping tempat tidur. Saat melihat nama yang tertera senyum Bimo seketika terbit.
"Hallo sayang." ujar Bimo lembut.
"Udah jam berapa nih,mas. Kamu ga ke kantor." jawab Suara perempuan di sebrang sana.
"Iya,sayang. Ini juga udah bangun."kekeh Bimo manja.
"Ya udah aku tunggu di kantor ya mas,hari ini aku masak spesial untuk mas."
"Ok,sayang. Mas secepatnya ke kantor. Ga sabar makan masakan special dari orang tersayang." gombal Bimo.
Bimo bergegas mandi rasanya sudah tidak sabar bertemu dengan pujaan hati. Bimo seakan lupa kalau ia sudah mempunyai seorang istri.
Selesai memakai pakaian Bimo menyambar kunci mobilnya. Saat di pintu rumah ia bertemu dengan istrinya yang baru saja sampai dari habis keliling kompleks.
"Tumben pagi amat udah berangkat, mas?" tanya Ima heran tidak biasanya suaminya jam segini sudah ke kantor.
" Ada meeting pagi ini,mas harus menyiapkan beberapa berkas sebelum presentasi." ujar Bimo berbohong.
"Ga sarapan dulu, mas?" tawar Ima sebagai istri yang baik.
"Mas buru - buru, nanti saja dikantor." Bimo langsung masuk kedalam mobilnya.
Ima memandang mobil suaminya yang perlahan berjalan menjauh. Ia hanya mengurut dadanya dan berkata " Sabar " didalam hati.
Setelah puas duduk diteras Ima berjalan menuju kamarnya. Ia merasa semakin hari ia gampang sekali lelah dan bentak tidur. Baru juga mau merem tiba - tiba ponselnya berdering. Sebuah pesan masuk dari Susi.
( Ima tadi aku liat suamimu makan berdua di dalam ruangan suaminya,makan saling suap - suapan gitu. Nanti aku kirim foto dan videonya. )
Ima merasa dadanya sesak membaca pesan dari Susi. Tak terasa bulir bening jatuh di pipinya tanpa di komando. Tak lama ponselnya kembali berbunyi. Dua pesan masuk dari Susi yang pertama foto dan yang kedua vidio.
Air mata Ima turun makin deras. Ternyata sesakit ini di dikhianati. Dulu Ima pikir ia akan bahagia hidup bersama Bimo. Ia yakin Bimo akan berubah,tapi kenyataanya sangat susah membuat Bimo bertahan hanya dengan satu perempuan saja.
Menyesal pun tiada guna,nasi sudah jadi bubur. Tunggu sebentar lagi Ima akan memberi kejutan untuk suaminya tercinta.