Lord Of The Seven Lights

Pelatihan tempur Numbers dilakukan pada hari selasa, rabu, dan kamis. Karena itu, aku harusnya bisa bersantai pada hari senin dan jumat. Tapi pada hari jumat yang berharga ini, aku harus berjalan menuju ruang klub tertentu.

Agak jauh di depan, aku melihat Sheryl memamerkan langkahnya yang elegan.

Ruang klub akademik ada di ruang nomor 304. Ketika aku masuk, aku melihat ada banyak taruna tahun pertama, ini seperti yang aku harapkan. Ada sekitar 30, dan 23 diantaranya adalah perempuan. Sebagian besar seharusnya telah disihir oleh ketua klub.

Setelah melihat-lihat ruang klub, aku berbalik ke arah Sheryl dan duduk di belakangnya. Aku bisa mencium aroma harum dari rambutnya. Setelah mencium aroma ini selama lima menit yang tak terhindarkan, ketua klub akhirnya muncul.

“Senang berkenalan dengan kalian. Saya Zwetta. Selamat datang di klub akademik kami, Veritas.”

Ketua klub adalah Zwetta, dari tahun ketiga. Aku tidak masuk ke klub ini hanya untuk Sheryl. Zwetta adalah seorang Arcanist. Segera, beberapa insiden akan terjadi di Numbers, ini termasuk invasi para monster. Tentu, Zwetta ini akan menjadi dalang di baliknya.

Tentu saja, aku tidak akan membuat diriku terkena masalah dengan meneriakkan ‘orang itu adalah Arcanist!’ di depan semua orang. Meskipun itu mungkin akan membuatku mendapatkan banyak SP, aku tidak ingin menjadi musuh publik.

Bagaimanapun, Zwetta merupakan seseorang yang dikontrak oleh Iblis Besar ‘Lilith’ yang menguasai otoritas unik pada bidang pesona. Sebagai ganti menjual jiwanya pada iblis, dia memperoleh penampilan yang memikat dan kemampuan tingkat tinggi yang disebut ‘Fascination’. Saat ini, dia harus memperhatikan para gadis cantik, ini terutama Sheryl. Itulah alasan mengapa iblis besar memberinya kemampuan tingkat tinggi.

“Karena hari ini hanya orientasi, kami hanya akan membahas secara singkat tentang klub kami.”

Mendengar suaranya yang memesona, mata para gadis mulai berbinar.

“Di Veritas, kami meneliti dan mendiskusikan tentang klasifikasi, kelemahan, perilaku, dan atribut para monster. Topiknya termasuk...”

Apa yan dijelaskan Zwetta adalah topik penting dalam masyarakat modern. Analisis monster adalah salah satu jurusan perguruan tinggi yang paling kompetitif, dan bahkan ada Pahlawan non-tempur yang menekankan untuk meneliti monster.

Para pahlawan ini adalah sekelompok orang yang memiliki Rune dari kategori Rare, dan tidak memiliki kemampuan yang berspesialisasi dalam pertempuran. Mereka masih diterima sebagai pahlawan karena kemampuan mereka sangat membantu dalam perkembangan pengetahuan.

“Saya akan memberikan contoh singkat. Mari kita lihat monster ini. Seperti yang kalian tahu, ini adalah...”

Penjelasan Zwetta berlanjut. Tapi karena itu semua merupakan sesuatu yang aku sudah ketahui, aku tidak dapat menahan diri untuk tidak menguap.

“Huaamm...”

Segera, alis Zwetta berkerut, dan para gadis mengirimkan tatapan mematikan. Aku bahkan tidak akan terkejut jika mereka akan langsung menyerangku jika aku melakukannya sekali lagi. Hanya Sheryl yang tetap melihat layar dan tidak memperdulikanku.

“Kuhum.”

Terbatuk kering, Zwetta melanjutkan penjelasannya.

“Karena atribut dan perilakunya ambigu...”

**

Orientasi berakhir 40 menit kemudian. Kali ini, aku bangun dan menguap dalam hati karena tidak ingin di serang oleh publik. Aku baru saja akan pergi ketika aku melihat Zwetta mendekati Sheryl. Aku berhenti.

“Kadet Sheryl.”

“Ya?”

“Kamu melupakan ini.”

Zwetta memberikan kertas yang tertinggal kepada Sheryl. Aku tidak ingat bagaimana detail di cerita aslinya, jadi aku tidak tahu tentang isi kertas itu. Tapi karena aku tahu sifat lirik Zwetta, entah bagaimana, dia pasti telah mengambil kertas itu daripada Sheryl yang meninggalkannya.

“Ah, ya, terima kasih.”

Sheryl mengambil kertas itu sambil tersenyum. Sepertinya itu adalah akhir dari pertemuan mereka.

Setelah meninggalkan klub, aku pergi ke mesin penjual otomatis terdekat dan mengeluarkan Coke dan Sprite dari mesin penjualan otomatis. Melihat nama minuman yang akrab, aku tidak bisa menahan tawa. Nama yang tertulis memang sedikit melenceng, mungkin itu karena penulis ingin menghindari masalah yang melibatkan merek dagang.

Sementara itu, Sheryl meninggalkan ruang klub.

Dengan Cola dan Sprite di kedua tangan, aku berdiri menghalangi jalannya. Lalu, aku menyerahkan Coke kepadanya.

“Ini.”

“...?”

Wajah Sheryl penuh tanda tanya.

Ini adalah ujian. Bahkan berolahraga seolah-olah hidupku bergantung padanya, aku hanya akan mendapatkan 4 SP paling banyak. Lalu, berapa banyak SP yang bisa kudapatkan dengan berbicara pada karakter pendukung utama.

“... Apakah menurutmu aku meminum sesuatu seperti ini?”

Alis Sheryl berkerut dan bibirnya menonjol keluar seolah-olah dia sedang marah. Tapi karena itu adalah reaksi yang kuharapkan, aku melanjutkan dengan santai.

“Aku baru saja mendapatkannya dari mesin penjual otomatis.”

Sheryl memiliki kecenderungan untuk tertarik pada anak-anak nakal. Tentu saja, menjadi tampan juga merupakan persyaratan.

“Sentuhlah! Ini masih dingin.”

“Aku baik-baik saja. Kamu dapat memilikinya. Juga...”

Aku bisa merasakan permusuhan dari tatapannya. Tapi itu adalah perasaan sebenarnya dari topeng palsu yang dia kenakan.

“Jangan bicara denganku secara informal. Ini peringatan pertama!”

Meninggalkan pernyataan tersebut, dan tanpa menunggu jawaban, dia berjalan melewatiku. Melihat sosoknya yang sempurna berjalan pergi, aku membuka kaleng Sprite.

‘Psshh ~

Glup, Glup ~

Bahunya sedikit tersentak mendengar suara tersebut. Dari setting yang dibuat oleh penulis, dia menyukai makanan siap saji dan minuman berkarbonasi. Tapi dia tidak bisa membelinya untuk menyelamatkan muka. Jadi paling banyak, dia hanya akan meminta kepala pelayan atau pelayan terpercayanya membelikan untuknya.

Alasannya sederhana. Dia tidak hanya benci menunjukkan sisi tersebut pada orang lain, tapi ibunya juga melarang keras untuk tidak memakan makanan jenis itu.

Karena aku merasa agak kasihan padanya yang memiliki sebuah batasan karena si penulis, aku melemparkan kaleng Coke ke dalam tasnya. Menggambar busur bersih, Coke mendarat ke dalam tas dengan sempurna.

“Bawa juga lain kali.”

Mendengar kata-kata ini, Sheryl melirik ke belakang. Kemudian, dia berjalan pergi sambil bergumam pelan pada dirinya sendiri. Tentu saja, dia tidak tahu jika aku dapat mendengar kata-katanya dengan jelas.

—Siapa pria gila ini?

**

Berkat inderanya yang tajam, Sheryl segera menyadari bahwa ada perubahan di tasnya. Air di permukaan kaleng Coke membuat buku pelajaran di tasnya sedikit basah.

“... Orang gila itu.”

Sheryl mengeluarkan kaleng dengan cemberut. Kapan dia memasukkannya?

“Huu...”

Menghela nafas panjang, Sheryl mengeluarkan kekuatan sihirnya. Meresap ke dalam kertas, kekuatan sihirnya memisahkan uap air dari kertas dan mengirimkannya ke udara. Ketika dia menarik kembali kekuatan sihirnya, kelembapan yang terkumpul jatuh ke tanah.

“Haa...”

Sheryl berkeringat dingin. Tapi pada saat yang sama, dia merasa bangga. Penerapan kekuatan sihir yang baru saja dia tunjukkan sulit untuk dicapai bahkan oleh para pahlawan. Tampaknya sederhana, tapi teknik yang sebenarnya dilakukan cukup misterius dan sangat sulit.

“Saat aku melihatnya lagi...”

Setelah rasa bangga, datanglah amarah. Sheryl berpikir sambil mengerutkan bibirnya, ‘Bajingan yang banyak bicara itu, aku harus meminta orang-orang untuk mendidiknya...’

Tapi pikiran ini hanya bertahan sesaat. Memainkan kaleng Coke, dia melihat ke sekeliling. Tidak ada orang di dekatnya.

“Kuhum.”

Dengan batuk kering, dia mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan membungkus kaleng Coke sebelum memasukkannya kembali ke dalam tas.

“Hmm.”

Kemudian, seolah-olah tidak ada yang terjadi, dia mempercepat langkahnya.

**

Setelah menghabiskan sisa hari jumat dengan berolahraga dan berlatih, itu sudah menjadi hari sabtu sebelum aku menyadarinya.

[Pengumuman klub Tur Arkeologi] — akan ada perjalanan singkat pada hari minggu sebagai orientasi anggota baru.

Dan pada hari ini ‘minggu’, orientasi akan klub tur arkeologi akan diadakan. Lokasi pertemuannya adalah ‘Stasiun Portal Numbers’, yang menghubungkan Numbers dengan ibukota kekaisaran Ultimatia, ‘Ultima.

Setelah memasukkan pistol ke tas silang, aku berjalan ke tempat pertemuan. Leon, Elric, Luna, dan Sheryl, banyak karakter penting sudah hadir di sana.

Mereka sama sekali tidak menyadari atau memperhatikan keberadaanku. Tapi berdiri bersama mereka tetap membuatku merasa tidak nyaman.

Bagaimanapun, hari ini di Ultima, insiden tak terduga akan terjadi. Ini akan menjadi insiden besar yang membuka jalan cerita awal pada novel tersebut.