NovelToon NovelToon
Derita Wanita Malam

Derita Wanita Malam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / duniahiburan
Popularitas:120.7k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Menjadi sebatang kara membuat Celina terpaksa menjual diri demi kelangsungan hidupnya. Walaupun seringkali disiksa pelanggan, dia tetap bertahan karena hanya itulah satu-satunya pekerjaan yang dikuasainya.

Perkenalannya dengan Yusuf memberi warna baru dalam hidup Celine. Lelaki itu selalu mengobatinya ketika ia dilukai oleh pelanggan.

Benih cinta pun mulai mekar dalam hati keduanya. Namun, rasa rendah diri dan kotor membuat Celina terpaksa menolak cinta Yusuf.

Akankah kebahagiaan yang telah dilepaskan kembali menjadi miliknya, sedangkan sang pujaan hati telah dimiliki orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh

Dira terdiam dan tertunduk mendengar pertanyaan mertuanya. Dia saja tak tahu apa penyebabnya sehingga Yusuf berubah. Biasanya kalau dia menghubungi pria itu, pasti Yusuf akan mendengar semua ceritanya. Namun, beberapa kali dia menelepon, Yusuf selalu mengatakan sedang sibuk dan tak bisa mendengar ceritanya.

Bertengkar dengan Mas Yusuf? Dira rasa tak ada selisih paham antara dia dan suami. Semua baik-baik saja. Cuma sikap Yusuf sedikit berubah seminggu ini. Dia terlihat makin cuek. Padahal Dira sudah bahagia karena sang suami yang mulai perhatian.

"Aku dan Mas Yusuf baik-baik saja, Bu. Aku juga heran, kemana Mas Yusuf. Kenapa tak memberi kabar ya?" tanya Dira dengan wajah kuatir.

"Coba Ibu hubungi ke nomornya yang lain. Jangan nomor yang umum itu," ucap Ibu Fatimah.

"Apa Mas Yusuf memiliki dua ponsel?" tanya Dira dengan heran. Dia hanya mengetahui jika suaminya memiliki satu ponsel.

"Ada dua nomor. Satu diberikan untuk semua orang dan satu lagi buat keluarga. Masa kamu tak tahu. Kamu'kan istrinya?" tanya Ibu Fatimah dengan wajah keheranan.

Dira hanya menggeleng sambil tersenyum. Sangat miris bukan, dia seorang istri tapi tak mengetahui jika sang suami memiliki dua nomor. Katanya yang satu khusus untuk keluarga. Apakah dirinya tak dianggap keluarga sehingga Yusuf tak mengatakan nomor itu, pikir Dira.

"Keterlaluan Yusuf ini. Nanti biar Ibu yang marahi," ucap Ibu Fatimah.

Ibu Fatimah lalu mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Yusuf. Terdengar nada sambung.

"Kamu dimana?" tanya Ibu Fatimah tanpa basa basi begitu ponsel diangkat Yusuf.

"Aku sedang di jalan arah pulang. Ada apa, Bu?" Yusuf balik bertanya.

Yusuf menjawab jujur saja, karena dia mendengar suara Dira saat tadi sang Ibu menelpon. Dia yakin jika sang istri sedang di rumah ibunya. Rasanya dia ingin mengatakan jika keterlambatannya pulang karena sedang berada di rumah istri keduanya.

"Ke sini segera!" perintah Ibu Fatimah.

Yusuf terpaksa berbalik arah, padahal tadi dia hampir sampai di kediamannya. Dengan kecepatan sedang mobil melaju membelah jalanan menuju rumah ibunya.

Satu jam perjalanan, Yusuf sampai di rumah ibunya. Tampak mobil sang istri terparkir di halaman. Dia turun dengan wajah yang penuh tekanan. Pria itu yakin ibunya akan bertanya kemana dia kemarin sehingga tak sempat pulang.

Yusuf berjalan menuju pintu utama rumah kediaman ibunya. Belum sempat dia mengetuk, pintu sudah dibuka. Tampak wajah sang ibu yang cemberut.

"Kemana kamu, sehingga tak bisa memberi kabar untuk Dira?" tanya Ibu Fatimah begitu dia melihat wajah sang putra.

Yusuf tak langsung menjawab. Dia menyalami dan mencium tangan sang ibu.

"Dari mana kamu?" Ibu kembali mengulangi pertanyaannya.

"Bu, apa aku tak boleh masuk. Kenapa langsung bertanya begitu, bukannya mempersilakan sang anak masuk," ucap Yusuf sambil tersenyum agar sang ibu tak begitu tegang.

"Masuklah ...!" perintah ibu Fatimah.

Dira memandangi suaminya dengan wajah penuh tanda tanya. Jika suaminya dari kota, pasti pakaiannya sudah kusam karena menempuh delapan jam perjalanan. Namun, baju Yusuf masih terlihat rapi dan wanginya masih segar.

Yusuf mendekati sang istri dan mengecup dahinya. Dia berusaha bersikap seperti biasa. Tak boleh ada kecurigaan. Dira lalu mencium tangan suaminya. Pria itu memilih duduk di samping Dira.

"Mas, dari mana? Kenapa ponselnya tak aktif?" tanya Dira dengan suara pelan. Dia mencoba mencium wangi sang suami. Tapi sepertinya berbeda.

"Aku beberapa bulan ke depan akan lebih sibuk karena ada pembangunan perumahan di luar kota. Maaf jika aku lupa mengabari," ucap Yusuf.

Ibu Fatimah berjalan ke dapur dan mengambil minum yang telah di buat ponakannya. Dia juga membawa sepiring makanan menuju tempat Yusuf dan istrinya duduk.

"Kenapa kamu harus mematikan ponsel?" tanya Ibu Fatimah sambil duduk di seberang kursi sang putra.

"Bukan mematikan, tapi baterainya mungkin habis. Aku juga lupa periksa. Maaf, ya!" ucap Yusuf lagi.

Dira mengangguk sebagai jawaban. Dia lalu tersenyum. Entah kenapa dia tak bisa marah dan berkata kasar dengan pria itu. Sepertinya Dira sangat takut kehilangannya. Dia yang begitu mencintai pria itu, menikah dengannya seperti anugerah terindah dalam hidup Dira.

"Jangan banyak alasan. Kenapa kamu tak memberikan nomor yang satu lagi dengan Dira? Apa kamu menyembunyikan sesuatu?" tanya Ibu Fatimah dengan penuh selidik.

Yusuf yang sedang minum jadi tersedak mendengar pertanyaan sang ibu. Dia lalu mencoba tersenyum menyembunyikan keterkejutannya atas pertanyaan Ibu Fatimah.

"Apa sih maksud Ibu? Aku cuma lupa memberikan nomor itu. Pernikahan kami baru hitungan bulan, masih perlu banyak penyesuaian. Lagi pula, nomor ponsel yang satu itu yang sering aku gunakan," balas Yusuf dengan suara yang di buat sebiasa mungkin.

"Tak apa, Bu. Mungkin benar kata Mas Yusuf, kami masih banyak butuh penyesuaian. Satu nomor ponsel juga sudah cukup bagiku, tak perlu tau keduanya," ujar Dira.

Dira tak mau suaminya berpikir jika dia yang mengadu dan meminta nomor ponsel yang satu lagi. Padahal dia juga baru mengetahui semua itu.

"Nanti aku berikan jika memang kamu mau nomor yang satu lagi itu," balas Yusuf.

Dira merasa jadi tak enak. Walau pun sebenarnya dia memang menginginkan nomor itu. Ketiga orang itu terdiam sesaat, larut dalam pikiran masing-masing.

"Tadi katamu, dalam beberapa bulan ke depan kamu akan sibuk karena adanya pembangunan perumahan cluster terbaru. Menurut Ibu sebaiknya Dira ikut kamu saja. Bagaimana bisa secepatnya memberi cucu jika kalian jarang bertemu," ucap Ibu Fatimah.

Yusuf tampak sangat terkejut dengan pernyataan sang ibu. Tak mungkin dia membawa Dira ikut ke kota. Kapan dia bertemu Celina jika sang istri ikut kemana dia pergi.

1
Iis Amoorea
semangat....
Ila Lee
cinta celina sama Yusuf sampai ke mati
Nur Adam
smgt untuk keya mu thoor
⸙ᵍᵏNavi༄༅⃟𝐐
akhir cerita yg sungguh sad bgt🥲
Yunia Afida
ucapan adalah doa, inilah ucapan bu fatima terkabul, cinta celina dan yusuf berpisah dengan maut
Yunia Afida
yang sabarya yusuf😭😭😭😭😭😭😭😭
Yunia Afida
pelacurnya dihapus mama, g tega aku
Yunia Afida
ikut nangis ini😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭, mama jual bawang banyak
Yunia Afida
innalillahi wainnailaihi rojiun, celina baru merasakan kebahagiaan tapi sekarang sudah dipanggil Alloh
Yunia Afida
langsung adem hati celina
Dwi MaRITA
damai sll.... dira pun jg jd wanita hebat, mau nggendong bayiik rivalnya dg ikhlas... no drama²... 👏👍
ovi
sedih
Siti Zuriah
😭😭😭
Siti Zuriah
😭😭😭
Wicih Rasmita
nyesek banget Mak😭😭😭
Eva Karmita
Mak otor hebat sudah buat para pembacanya nangis berjamaah 😭😭😭😭 nyesek rasanya 💔 setiap pertemuan pasti ada perpisahan.., setiap kejadian pasti hikmahnya jadi Yusuf harus kuat demi buah hati walaupun berat tapi harus di jalani jadilah ayah sekaligus ibu untuk anakmu Suf fokus bahagiakan anakmu ❤️🥺
Eka ELissa
dari awal smpe Ahir air mata ku Brebes Mili.....Mak ..😭😭😭😭😭
Eka ELissa
astaga nangis aku mak/Cry//Cry//Cry//Cry//Cry//Cry//Cry/
Ida Nur Hidayati
kenaoa harus calina yang pergi, yang tabah Yusuf putrimu selalu bersamamu.
Ervina Ard
Kita liat nih (next di novel ttg anak Yusuf & Celina) , apakah akan spt std novel2 lain yg pasaran, Yusuf & Dira kembali bersama spt permintaan Fatimah pd Dira (bab 44) & Yusuf akan memakai alasan anak yg butuh ibu & Dira bersedia jd ibu sambung. Kl spt itu, maaf bngt, 'penderitaan' Celina jd tdk ada 'valuenya' di novel ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!