NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XIV

"Lotus!" Teriak Grace begitu gadis itu membuka pintu. Dan menyambut kedatangan mereka. "Kau baik-baik saja?" Tanya Nancy perhatian.

"Aku sangat mengkhawatirkan mu kau tau!" Lewly menambahkan.

"Bagaimana bisa kau terjebak di dalam lift?!" Tanya Grace lagi dengan suara yang cukup heboh.

"Syukurlah kau tidak kenapa-kenapa! Kau ini ceroboh sekali!" Manajer Nia ikut bersuara.

"Begitu banyak gosip yang beredar tentang mu di kantor aku menjadi bingung hari ini" Ucap Lewly lebih serius. "Ah lupakan, Lihat aku membawa makanan kesukaan mu, kau sudah makan?"

"Tadi kau pulang dengan direktur benarkah itu?" Tanya Clau sembari menaikan alisnya penasaran.

"Kau sendirian di rumah?" Lanjutnya memastikan.

"Apa Dokter Nayla menangani mu dengan baik?" Tanya Nancy lagi.

"Apa ada yang terluka atau sakit?"

Lotus tersenyum tipis dengan wajah tertekan mendengar semua pertanyaan dari teman-temannya yang mengalir tiada henti. Dia bahkan belum sempat menjawab satu pertanyaan pun dari mereka tetapi mereka terus berbicara. Memberondongnya dengan berbagai pertayan. Setidaknya berikan dia satu persatu agar ia bisa menjawabnya.

Manajer Nia yang paling peka menghentikan para gadis itu untuk terus bertanya. "Kita bahkan belum masuk kerumahnya, biarkan Lotus bercerita nanti untuk menjawab semua pertanyaan kita" peringatnya.

"Itu benar" timpal Nicole dari arah belakang dengan lembut.

Teman-teman  otomatis langsung mengangguk, lengkap dengan cengiran lebar yang khas. Sebenarnya, Lotus enggan untuk mempersilahkan mereka masuk. Tapi mereka sudah sengaja jauh-jauh berkunjung kepadanya, menunjukkan rasa simpati dan kepedulian yang begitu besar yang perlu dia hargai. Jadi meskipun dengan berat hati ia tetap mempersilakan semuanya masuk.

"Sebaiknya kita masuk dulu dan berbicara di dalam" ucapnya berusaha terdengar seramah mungkin. Dia sempat menyembunyikan sepatu Elion dan juga semua berkas milik pria itu terlebih dahulu sebelum membukakan pintu untuk teman-temannya.

Pria itu sendiri ia suruh bersembunyi di kamarnya. Pria itu menolak dengan keras perintah Lotus untuk bersembunyi, Selain itu, dia mengancam Lotus akan keluar dari kamar jika tamunya tak pulang dengan cepat. Bagi Elion bersembunyi adalah bagian dari sifat pengecut, menurutnya dia tak perlu bersembunyi. Dekat dengan Lotus bukanlah suatu kesalahan yang perlu di tutupi secara berlebihan. Tetapi Lotus selalu memaksa dirinya melakukan hal tersebut.

Katanya, dia tak mau teman-temannya tau kemudian gosip yang tidak-tidak mengenai mereka beredar di kalangan karyawan kantor, dan pada akhirnya ia menjadi sorotan. Dia sangat tak suka menjadi pusat perhatian, apalagi Elion memiliki banyak fans di kantor yang merupakan gadis-gadis cantik yang berintegritas tinggi melampaui Lotus menurut pendapat gadis itu sendiri.

Bagaimana ia akan tahan jika ada gosip miring mengenai dirinya dan juga Elion beredar. Wanita itu menyeramkan jika tidak saling menyukai.

Akhirnya Elion mengalah, terserah. Selagi wanita itu nyaman Elion akan menurutkan.

"Maaf ya, rumahku sangat sempit" Ucap Lotus dengan nada tak enak.

Dia melirik Nicole yang entah bagaimana bisa turut berkunjung, ikut dengan rekan-rekan kerjanya.

"Terimakasih juga kalian sudah menyempatkan waktu untuk menjenguk ku. Padahal aku tak kenapa-napa"

"Ayo silahkan duduk" lanjutnya.

Hanya Nicole yang tak langsung duduk, pria itu mengulurkan tangannya hendak menyentuh wajah Lotus namun gadis itu menghindar. Seolah takut untuk di sentuh.

"Kau tampak pucat" katanya khawatir.

Lotus tampak gelagapan, lalu menutupi rasa tegangnya dengan senyum yang di buat-buat.

"Aku tidak apa-apa Nic. Ayo duduk. Aku buatkan kalian minum dulu" ucap Lotus.

Padahal yang sebenarnya terjadi, dia sangat tegang menyembunyikan Elion di kamarnya. Yang dia harapkan pria itu dapat bersembunyi dengan baik sampai semua orang pulang. Tetapi dia tak yakin Elion tahan melakukan hal itu karena Elion bukan pria yang sabar, dari pengalaman yang sudah terjadi. Lotus meringis.

"Jangan repot-repot! Kita kesini berniat untuk menjenguk mu! Biarkan saja, kalo kita haus, kita bisa mengambil sendiri. Sudah jangan repot-repot. Ayo ikut duduk disini!" Ajak Lewly.

"Ya, duduk saja, tak usah buatkan kami minum segala!" Timpal Grace.

"Tak apa-apa, sudah ku bilang aku baik-baik saja!" Ucap Lotus tulus

Namun manajer Nia tak membiarkan hal itu terjadi, wanita itu menarik tangannya dan menyuruhnya untuk duduk. Lalu Nicole menyusul duduk di sebelahnya.

"Kita menjenguk mu di klinik tapi kau tidur tadi siang" Kata Claudia.

"Benarkah? Aku memang sangat mengantuk dan lemas, mungkin efek obat ya"  jawab Lotus. "Atau karena kaget?"

"Bagaimana kau bisa terjebak di lift, tak ada yang terluka kan ?" Tanya Nicole dengan raut penuh kekhawatiran. Pria itu meyentuh bahu Lotus dan memeriksa semua bagian tubuhnya. Kali ini Lotus tak menghindar, namun dia terlihat tak nyaman di sentuh pria itu. Yang lain hanya tersenyum jahil sembari berdehem untuk menggoda keduanya.

Lotus segera menjelaskan. "Aku tak membaca peringatan di pintu lift, jadi aku langsung masuk. Aku tak apa-apa Nic, tak perlu khawatir. Itu hanya kecelakaan biasa. Tapi— dari mana kau tau?"

Nancy mengangkat tangannya, dan tersenyum. "Kupikir kekasih mu perlu tau"

Nicole tersenyum lebar membuat Lotus mau tidak mau ikut tersenyum. Perlu di garis bawahi bahwa mereka berdua bukan sepasang kekasih. Atau mungkin lebih tepatnya belum.

Namun, tak ada satupun yang menyangkal, maupun membenarkan ucapan Nancy, baik Lotus sendiri ataupun Nicole.

"Lotus, tadi kau diantar direktur? Para karyawan membicarakan mu di kantor. Katanya direktur yang mengeluarkan mu dari lift dan dia juga yang membawamu pulang seperti panik. Wah!! Dia baik sekali. Digendong ala bridal style bukan kah itu luar biasa? Bagaimana bisa, dan bagaimana rasanya?" Tanya Grace tiba-tiba.  "Pasti menakjubkan, padahal dia seperti pria dingin, namun kenapa bisa seperhatian itu? Jujur tingkahnya bisa membuat salah paham. Apalagi di hadapan banyak karyawan sebenarnya masih yang bisa menolong mu, tetapi seorang direktur turun tangan sendiri. Agak aneh"

"Bagaimana kau bisa berkata hal bodoh di depan kekasihnya Lotus" timpal Claudia dengan alis berkerut, tak habis pikir dengan mulut Grace yang tak bisa di kontrol. "Lagipula Lotus pingsan mana mungkin dia tahu kecuali saat pulang itu"

"Ya itu benar" Ucap Lotus. "Aku tak tahu mengenai hal itu" Ringisnya.

"Lagipula dia hanya bersikap baik Sebagai atasan. Tidak lebih" lanjut Lotus dan tertawa karir.

"Tentu saja, apa kau berharap lebih? kau sudah punya Nicole yang tak kalah seksi dari direktur" Bisik Nancy menggodanya. "Jangan serakah"

"Ya, lagipula selera direktur pasti sangat tinggi. Ya Lotus kita memang cantik. Tapi tidak cukup begitu saja" sela Claudia dengan nada yang entah mengapa terdengar menjengkelkan. Lotus seketika mendengus, dia merasa direndahkan. Dalam hati dia menyumpahi Clau. Memang apa yang salah dari dirinya? Gadis itu tak tahu saja bahwa dirinya hampir ditiduri direktur yang dia bilang memiliki selera tinggi itu.

Nicole yang menyadari raut muka tak senang Lotus karena ucapan temannya langsung meraih jemari mungil gadis itu, kemudian pria itu menggenggamnya dengan lembut, Diciumnya dengan penuh kasih jemari mungil itu. "Seleraku lebih tinggi" bela Nicole.

Sontak mengundang sorakan iri dari teman-teman Lotus. Sedang gadis itu  hanya tersenyum malu-malu dengan perasaan penuh kemenangan.

Dia melirik Claudia yang langsung melebarkan matanya sambil mengangkat bahu, kemudian wanita itu tersenyum lebar karena disoraki oleh yang lain.

"Hahahah, kau lebih bodoh dari diriku. Merendahkan Lotus di depan kekasihnya sendiri" Kata Grace. Wanita itu lalu berlanjut membicarakan topik lainnya untuk memojokkan Clau. Di bantu oleh Nancy dan Lewly. Namun Claudia membela diri, dia beralasan mengatakan semua itu memang bertujuan untuk memancing  reaksi Nicole. Tak ada yang percaya dengan hal itu. Suasana menjadi lebih ricuh dan ramai. Disisi lain, manager Nia mulai menggelengkan kepalanya. Dia memijat kepalanya sendiri karena merasa lelah. Jika posisinya mereka berada di kantor maka manajer Nia punya kuasa untuk memarahi para gadis itu.

Lotus sendiri  menyelipkan anak rambutnya dengan tangan lain yang tak di genggam oleh Nicole. Sesekali ia melirik pintu kamarnya yang tertutup rapat dengan perasaan tidak tenang. Tak terlalu mendengarkan obrolan yang sedang dibicarakan teman-temannya.

Dia benar-benar merasa gelisah menyembunyikan Elion di dalam sana. Sampai kapan teman-temannya  disini?

Dia sudah sangat tidak tenang.

"Lotus!"

"Hey!" Ucap Lewly sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Lotus yang malah melamun.

"Ah ya" Jawabnya sedikit terperanjat.

"Kau melamun? Apa yang sedang ku pikirkan Sebenarnya?"

"Ah ya maafkan aku. Aku hanya sedikit pusing" dusta Lotus.

"Kenapa?" Tanyanya kemudian.

"Belum makan" jawab Lotus asal. Dia bingung memikirkan hal lain sebagai alasan yang tepat. Lewly berdecak halus disusul yang lainnya. "Wah Pantas saja kau terlihat pucat dan gelisah sejak kedatangan kita"

"Benar, kau kurang fokus" Tambah Grace.

Nicole refleks mencubit hidung Lotus, "Sebaiknya sambil makan, aku siapkan ya" pria itu begitu menunjukkan sikap perhatian, bahkan dia seakan enggan jauh dari sisi Lotus. Lotus menggelengkan kepalanya dengan pelan mencegah pria itu untuk bertindak lebih. meskipun memang benar ia belum makan. tetapi jika ia memaksa makan sekarang, maka yang akan terjadi adalah perutnya terasa sakit seperti sembelit. Bahkan dia tak bisa membayangkan memasukan makanan ke mulutnya dengan hati gelisah. Lagipula ia tak terlalu lapar.

Karena yang pertama harus dilakukan adalah perasaannya tenang. Baru ia bisa makan dengan baik. Dalam situasi seperti ini aneh sekali rasanya kalo ia masih bisa makan. Belum makan hanya alasan belaka saja.

"Kau harus makan. Jika masih ingin hidup" peringat Manajer Nia.

"Ya tentu saja. Sebentar lagi" jawabnya halus.

"Lotus kau benar-benar tak apa kan?" Lewly memastikan. "Aku dari tadi bertanya mengenai hal ini, tapi kau terlalu sibuk melamun.. maaf jika sedikit menyinggung" katanya dengan wajah ragu.

"Kau keluar dari divisi pemasaran ya?" Lanjut Grace.

"Bukan karena itu kan kau menjadi serba tidak fokus? bahkan sampai terjebak lift. Mahasiswa magang bercerita kau di panggil nona Rumi dari personilia"

"lalu menyusul kau tak memiliki meja di ruangan divisi kita"

"Manajer Nia tak mengatakan apapun dia bilang tak tau apa-apa. Tapi kurasa dia berbohong" Sela Nancy sambil melirik orangnya.

"Ya, lebih baik kalian tau dari orangnya langsung" Kata manajer Nia membela diri. "Lagi pula, cepat atau lambat kalian juga akan tahu"

"Ada apa hingga kau di panggil nona Rumi? Bukan kabar buruk kan?" Tanya Claudia sambil membuka bingkisan yang mereka bawa untuk Lotus.

"Ah itu.... Aku disuruh menjadi asisten direktur" jawab Lotus  jujur. Tak ada gunanya ia berbohong. Toh benar kata manajer Nia, cepat atau lambat mereka akan tahu. Dengan atau tanpa dirinya yang berbicara.

"Wah?" Kata Lewly tak percaya.

"Luar biasa!" Menyusul Grace yang memberi respon. "Itu hebat"

"Benarkah?" Tanya Nancy ragu. "Ya ampun"

"Aku iri" aku Claudia. "Wah nona Rumi yang merekomendasikan mu?"

"Bagaimana bisa?" Lanjutnya.

"Ya ampun mau" Nancy menimpali.

"Dia di angkat langsung karena kerja kerasnya, Lotus pantas mendapatkannya karena dia memang karyawan teladan" Kata manajer Nia menyelamatkan Lotus dari berbagai respon teman-temannya.

"Selain dia selalu perfeksionis, dia sangat disiplin. Semua laporan nya bagus dan rapih" lanjut manajer Nia.

"Direktur baru yang teliti itu menemukan bakat Lotus, dan kemampuannya akan sangat terpakai".

"Tapi waktu itu Lotus malah di omeli habis-habisan perkara banyak pekerjaannya" kata Grace heran.

"Apa kau akan tahan Bekerja dengannya?" Tanyanya pada Lotus

"Aku yakin direktur yang tak tahan bekerja dengan Lotus" Kelakar Lewly.

"Dua-duanya perfeksionis" Tegasnya.

"Ah aku sangat iri Lotus, sangat iri. Aku juga ingin bekerja bersama direktur" Nancy menghela nafas.

Lotus hanya tersenyum tipis menanggapi obrolan teman-temannya. Siapa yang tak iri menjadi kaki tangan atau kepercayaan direktur disisinya?

Mereka lanjut mengobrol dan larut dalam berbagai topik, mulai dari gosip kecil di kantor sampai kembali lagi membahas kronologi kejadian yang menimpa Lotus tadi siang. Mereka menasehati Lotus untuk lebih berhati-hati lagi dan bersyukur karena dia baik-baik saja Sampai waktu menunjukkan pukul sebelas baru semua bersiap-siap untuk kembali pulang, besok  masihlah hari kerja. Jadi mereka perlu beristirahat dan menyiapkan energi untuk kembali melakukan rutinitas membosankan sebagai budak coorporaate.

kecuali Nicole dan Juga Lewly.

"Aku akan menginap disini. Tak apa kan?" kata Lewly dengan riang.

"TID— ah tapi kenapa?" Tanya Lotus panik matanya terbelalak lebar.

"Rumah ku jauh sekali. Dan besok harus kerja lagi. Melelahkan sekali rasanya jika harus pulang."

Jawab Lewly ringan.

"Kau tau diperjalanan saja aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam dan itu tidak efektif. Rumahku berkali-kali lipat lebih jauh. Aku sampai jam berapa kalo pulang sekarang? Belum lagi besok. Dari rumah mu saja lebih dekat yayayyaya!" lanjutnya merayu Lotus.

Lotus mengigit bibirnya,  kemudian mencari-cari alasan. "Ummm itu, bukan tidak boleh, aku senang kau mau menginap. tapi aku tak yakin kau bisa nyaman menginap disini, kau tahu rumahku sangat kecil dan sumpek, kamarku pengap dan terkadang ada tikus ataupun kecoak. Itu tak baik buat mu"

Ucapnya melebih-lebihkan.

"Lalu kenapa kau masih betah tinggal disini? Bahkan serangga cantik sekalipun kau takut. Apalagi hewan itu? Kau juga masih baik-baik saja tuh. Lotus kau adalah gadis yang cinta kebersihan semua sudut rumah mu bersih. Jadi aku yakin bisa tidur dengan nyaman disini. Jangan pikirkan atau khawatirkan hal itu!" Kata Lewly sambil memicingkan matanya. "Aku bisa beradaptasi dengan mudah"

Bukan begitu masalahnya. Batin Lotus.Tetapi dengan lemas akhirnya Lotus tetap menjawab.

"Ah— ya" Lotus kehilangan kata-katanya. Dia kebingungan mengeluarkan perkataan yang tak menyinggung Lewly dengan tujuan mengusir gadis itu.

"Aku curiga kau hanya ingin menghabiskan waktu berduaan dengan Nicole, astaga padahal apapun yang akan kalian lakukan aku tak ingin tahu dan tak akan menganggu" Ujarnya.

"Bagaimana dengan ku? Apakah aku boleh menginap juga?" Tanya Nicole dengan nada jenaka. Lotus tahu pria itu sedang bercanda atau menggodanya, tapi suasana hatinya tidak dalam kondisi dimana ia sedang ingin bercanda.  memejamkan matanya sejenak, kemudian menggeleng. "Maaf Nic"

Nicole terkekeh ringan. Tangannya terangkat untuk mengacak rambut gadis itu. "Yah, padahal aku sangat ingin menginap disini. Tak masalah banyak kecoak ataupun tikus. Yang penting aku bisa memeluk mu semalaman"

"Dalam mimpi mu sialan!!" sebuah suara yang terdengar berat dan begitu maskulin terdengar menginterupsi dari arah belakang. Seketika semua orang membeku, Lotus membulatkan matanya dengan wajah memucat, begitupula dengan Lewly mereka Sama-sama terkejut dengan kemunculan Elion yang datang tiba-tiba entah dari mana.

Lotus merasa lemas, dia merasa jiwanya di cabut lepas secara paksa.

Kenapa pria itu keluar sekarang? Harusnya ia suruh lelaki itu keluar dari kamarnya lewat jendala saja.

Disisi lain, Lewly  tampak lebih shock, dia menutup mulutnya dan merasa akan pingsan melihat Elion terlihat lebih seksi dengan setelan paling tidak santai yang pernah gadis itu lihat, rambutnya terlihat acak-acakan memperlihatkan kesan yang liar. Berbeda dengan penampilan rapinya ke kantor yang terlihat seperti pria profesional ala pebisnis muda sukses di majalah forbes.

Sekarang Lewly menjadi bingung. Mengapa Elion si direktur seksi dan tampan itu bisa keluar dari dalam rumah Lotus?

Apa hubungan mereka?

Sepertinya terlalu banyak hal yang di sembunyikan Lotus.

Apakah ia benar-benar kenal gadis itu? Bagaimana bisa?

Lewly merasa marah dan bingung, Kenapa Lotus malah seperti gadis yang licik. Dia seperti gadis polos dan bersikap seolah-olah tak tertarik dengan topik Elion di kantor.

Lalu sekarang apa yang dia lihat? Diam-diam mereka berhubungan huh?

Bagaimana bisa?

Sebenarnya itu memang kehidupan pribadi Lotus, dia tak perlu ikut campur karena memang tak semua hal tentang Lotus perlu untuk ia ketahui. namun..... Rasanya entah kenapa seperti dikhianati. Terlalu banyak pertanyaan di kepala Lewly, seperti bagaimana bisa? Apakah jangan-jangan mereka memiliki hubungan dekat jauh sebelum Elion masuk kantor dan menjadi direktur.

Atau bagaimana? Rasanya tak masuk akal kalau mereka bisa saling mengenal apalagi memiliki sebuah hubungan. Tetapi jika Elion berada di rumah Lotus, dan bahkan mungkin sedari tadi bersembunyi, itu bukan hubungan biasa.

Nicole memicingkan matanya, dan menatap Elion yang  berdiri tegak diambang pintu dengan tangan yang dimasukan kedalam saku celana, wajahnya terlihat sangat angkuh dan juga dingin mengintimidasi. Seolah tengah memperingatkannya.

"Memang kau siapa?" Tanya Nicole dengan tenang. Namun seakan tak mau kalah. Dia memperlihatkan sisi yang sama, seperti dua hewan buas yang siap bertarung.

"Aku kekasih dari wanita yang sedang kau sentuh" jawabnya datar. "Menyentuhnya lebih jauh sama dengan kau mencari mati" lanjutnya mengancam. Matanya berkilat penuh keseriusan dan amarah.

Nicole seketika menyeringai, dia memiringkan wajahnya menantang Elion.

"Sayangnya aku tidak takut"  balasnya sebelum menarik tubuh Lotus dalam rangkulannya. Nicole ingin tau reaksi dari Lotus yang bisa memberikan kejujuran daripada sekedar kata-kata dari pria asing yang baru muncul dan juga sangat aneh menurutnya.

"Bukan hanya menyentuhnya. Aku bahkan bisa memilikinya"

Lewly tersenyum masam, dia melirik Lotus yang terlihat kosong karena kehilangan kata-kata dan bingung harus bersikap bagaimana.

"Gadis bodoh" ucap Lewly sambil menggelengkan kepalanya.

Sepertinya persaingan sengit antar dua dominan baru saja dimulai.

Tbc

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!