Saat Kaisar Ryu telah berhasil membunuh musuh Klan Liu, Liu Ryu berniat untuk pergi ke Dunia Tiantang untuk membuat perhitungan kepada Kaisar Langit karena mereka telah mengganggu ketenangan Kekaisaran Awan juga ingin membunuh Keluarganya.
Untuk pergi ke Dunia Tiantang bukanlah perkara mudah, dimana Liu Ryu harus menjelajahi berbagai tempat karena dia bukan dari Dunia Tiantang.
Dalam perjalanan tersebut Liu Ryu menemukan pengalaman baru sehingga dia semakin kuat.
Apakah Liu Ryu berhasil pergi ke Dunia Tiantang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaisar Guan
Setelah beberapa saat kini Sheng Rou Lyn dan Xin Xia Yun berhasil membawa Kaisar Guan dan Istrinya dimana terlihat dalam kondisi memprihatinkan.
Ryu yang melihat hal itu, langsung meminta kepada Sheng Rou Lyn dan Xin Xia Yun untuk merawat Kaisar Guan dan Istrinya.
Menteri Pertama juga meminta kepada Ryu, Xin Fei Wong, Xiao Long, Huli Hei, Yun Yao, Jun Lee dan Lin Jiang untuk tinggal di Istana Kekaisaran Kabut Awan sambil menunggu Kaisar Guan dan Istrinya pulih kembali.
Sementara anggota Sekte Teratai Putih beserta anggota Klan Xin, Klan Huli, Klan Jun, Klan Yun, dan Klan Lin bisa tinggal di kediaman para Prajurit.
Jenderal Kaibo juga bertanya kepada Ryu tentang keberadaan anggotanya yang tiba-tiba menghilang, namun Ryu mengatakan bahwa mereka sedang ada tugas lain.
Ryu yang sudah berada di kamar yang disediakan oleh Pelayan Istana, kini langsung menuju ke Dunia Quzhu untuk menemui istrinya.
" Gege... Bagaimana dengan Ayah dan Ibu?" Tanya Sheng Zhishu yang terlihat khawatir.
Dia sebenarnya ingin cepat bertemu kedua sosok tersebut, namun sekarang kondisinya masih memiliki Aura Pembunuh yang masih pekat, tentu akan mempengaruhi pikirannya.
Begitupun dengan Xin Chie dan yang lain, mereka juga ingin mengolah Aura Pembunuh mereka menjadi Aura Dewi Emas Suci.
Ryu juga memahami situasi dari Istrinya, bagaimana pun yang memiliki Aura Pembunuh yang pekat hanya dimiliki oleh aliran Hitam.
Sedangkan untuk aliran Putih harus menghilangkan Aura Pembunuh agar tidak mempengaruhi pikiran mereka.
Berbeda kasus dengan Ryu dan Istrinya, mereka bisa mengolah Aura Pembunuh menjadi Aura yang lain.
" Mereka sedang dirawat. Kamu tenang saja!" Lebih baik sekarang kita mengolah Aura Pembunuh kita." Ucap Ryu.
" Mmmm." Mereka pun bersama-sama menuju ruang Kultivasi untuk bermeditasi.
Seperti biasanya, Ryu tidak lupa menciptakan Pelindung Yin-Yang Kura-kura mengelilingi ruangan tersebut karena saat mengolah Aura Pembunuh, maka aroma wangi dari tubuh Istrinya akan keluar.
Benar saja... Setelah beberapa saat mereka berkonsentrasi untuk mengolah Aura Pembunuh, kini seluruh ruangan Kultivasi dipenuhi oleh asap tipis berwarna merah muda dimana aroma wangi semerbak menusuk hidung bahkan mampu membuat seseorang kehilangan kesadaran.
Namun untuk Ryu yang sudah terbiasa dengan aroma wangi dari tubuh Istrinya, kini tidak menimbulkan efek apapun bahkan semakin menambah konsentrasinya saja.
Apalagi aroma wangi tersebut berasal dari Istrinya, tentu saja Ryu malah menikmati aroma tersebut.
*******
Tiga Bulan telah berlalu berada di ruang Kultivasi, berarti Ryu dan Istrinya hanya menghabiskan waktu kurang dari satu hari dari waktu yang sebenarnya.
" Akhirnya Aura Pembunuh itu sudah hilang." Ucap Ryu seraya berjalan keluar dari ruang Kultivasi.
" Terlebih untuk semua Istriku, terlihat lebih berwibawa dan anggun." Ucap Ryu sambil menggoda Istrinya.
" Gege juga terlihat bertambah tampan dan berwibawa. Semoga saja tidak menimbulkan masalah." Ucap Sheng Zhishu penuh makna.
" Kalian tidak perlu khawatir... Dengan adanya kalian, aku merasa jauh dari cukup. Sambil menunggu waktu, aku ingin bersama anak-anakku." Ryu langsung menuju kamar utama untuk menemui anaknya.
Sheng Zhishu dan yang lain juga mengikuti Ryu, bagaimana pun selama ini hanya bayangan mereka saja yang merawat anak mereka.
" Haaahh... Berkat Aura Dewi Emas Suci itu, aku hampir lupa bahwa usiaku sudah tua." Ucap Lan Liwei dimana dirinya seperti masih berusia 17 tahun.
" Yah... Bisa dibilang kita sudah nenek-nenek." Ucap Hong Kian.
" Meskipun sudah menjadi nenek-nenek, tapi kita masih bisa memberikan keturunan kepada Suami kita." Ucap Bing Ruyue.
Mereka pun langsung masuk ke kamar menemui anak-anak mereka, dimana Ryu sambil bermain dengan Liu Bai Jun yang kini sudah berusia lebih dari 2 Tahun.
Saat Sheng Zhishu dan yang sudah berada di dalam kamar utama, mereka pun mengembalikan bayangan mereka sambil berbincang kecil.
" Gege... Apa kamu sudah menemukan cara untuk pergi ke Dunia lainnya?" Tanya Jiang Caiping.
" Aku sudah menemukan caranya. Hanya saja ada sedikit kendala." Ucap Ryu seraya memasang wajah murung.
" Kendala? Maksud Gege?" Sheng Zhishu mengerutkan keningnya.
" Untuk pergi ke Dunia yang lain, hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang sudah mencapai Pendekar Surgawi. Jika tidak, tubuhnya akan hancur seketika. Itu artinya kita tidak bisa membawa anak-anak sebelum menciptakan Teleportasi di Dunia yang lain. Haaahh... Sepertinya anak-anak kita akan kekurangan kasih sayang orang tuanya." Ucap Ryu yang terlihat serius.
" Sepertinya sangat berat. Aku juga sudah merindukan Xi'er. Tapi keadaan memaksa kita harus melakukannya." Ucap Xie Hua yang teringat kedua Putranya di Benua Timur.
" Bukan hanya kalian, aku sendiri sebagai ayah mereka tentu juga merindukan mereka. Setelah masalah disini selesai, kita akan kembali ke Benua Timur." Ucap Ryu.
" Mmmm... Setelah itu kita bisa memikirkan langkah berikutnya." Ucap Nan Sian.
" Gege... Apa kamu sudah mengetahui dimana tempat Portal Teleportasi untuk pergi ke Dunia yang lain?" Tanya Sheng Zhishu.
" Aku sudah mengetahuinya. Letaknya ada di ujung utara Benua Tengah ini. Kita harus melewati Hutan tanpa nama, disana ada sebuah Danau Dimensi yang menghubungkan ke Dunia lain. Untuk kesana kita juga membutuhkan Batu Roh yang sangat banyak. Semakin banyak Batu Roh, semakin cepat kita sampai." Ucap Ryu.
" Untuk masalah itu, bukankah kita memiliki banyak Batu Roh?" Tanya Huli Yue.
" Mmmm... Mungkin kita akan menghabiskan semua Batu Roh, meskipun kita memiliki Ikan Nian yang bisa menghasilkan Batu Roh. Tapi harus menunggu waktu cukup lama agar Ikan Nian bisa menciptakan Batu Roh kembali." Ucap Ryu.
" Tidak masalah... Kita bisa menjarah harta siapapun yang kita temui. Dengan begitu, masalah Batu Roh bisa diselesaikan." Ucap Yuwang.
" Aku setuju." ucap Huli Yue.
" Haaahh... Baiklah. Sekarang kita bawa anak-anak kita ke Istana Kekaisaran Kabut Awan. Bagaimana pun mereka juga memiliki Kakek dan neneknya." Ucap Ryu.
" Mmmm." Mereka pun langsung menuju kamar kediaman Ryu lalu keluar dari kamar.
Kini Ryu bersama Istri dan anaknya menuju ruang Istana Kekaisaran Kabut Awan.
Di dalam ruang Istana, terlihat beberapa sosok yang sangat familiar di mata Sheng Zhishu.
Diapun segera berlutut di hadapan kedua sosok tersebut yang memiliki pakaian mewah dan duduk di kursi Kebesarannya.
" Ayah, Ibu... Ucap Sheng Zhishu yang sudah berlutut di hadapan kedua sosok tersebut.
" Shu'er... Bangun nak! Kamu tidak perlu seperti itu." Sosok wanita cantik langung mengangkat bahu Sheng Zhishu lalu memeluknya dengan erat.
" Shu'er... Aku tidak menyangka jika kamu dan Suamimu bisa menyelamatkan kami." Sosok Pria di samping wanita sebelumnya langsung memeluk kedua wanita itu.
" Ayah... Aku hanya menjalankan tugasku sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya." Ucap Sheng Zhishu.
Kaisar Guan dan Istrinya yang sudah mengetahui bahwa yang menyelamatkan nyawa mereka adalah menantunya, tentu saja Sheng Guan dan Sheng Yuan sangat senang.
Dibalik keterangan yang disampaikan oleh Xin Fei Wong, dimana menantunya Ryu juga memiliki Istri yang lain.
Hal ini membuat Sheng Guan dan Istrinya sontak kaget, namun sesaat bernafas lega karena seseorang yang memiliki kekuatan besar sudah pasti memiliki lebih dari satu Istri.