Alvaro Javier Wiguna tumbuh menjadi seorang lelaki tampan, dan juga sukses memimpin perusahaan di usia 29 tahun. Tapi sayang dalam urusan percintaan Alvaro tidak seberuntung. Karena di usianya yang sekarang ia belum juga menemukan tambatan hati.
Banyak wanita diluar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Bahkan ada juga yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan cintanya. Tapi nggak ada yang berhasil. Bagi Alvaro, wanita itu makhluk yang sangat bawel.
Adakah yang mampu menaklukkan hati Alvaro. Yuk kepoin langsung 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon feby_mb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinner berujung petaka
Mobil mewah sudah terparkir di depan rumah Bintang. Mobil itu milik keluarga calon tunangannya. Mobil itu khusus untuk menjemput Bintang.
" Maaf, udah lama menunggu ya Pak"
" Nggak nona, saya juga baru sampai. Mari silakan masuk nona"
Sopir itupun membukakan pintu untuk Bintang. Adegan seperti itu biasanya hanya ia lihat di film-film. Tapi sekarang adegan itu bisa ia rasakan sendiri.
Sebelum pertunangan dibatalkan, nikmati fasilitas yang ada.
Bintang masuk kedalam mobil mewah berwarna putih itu. Setelah Bintang masuk, pintu mobil itupun ditutup kembali oleh pak sopir.
Pak sopir masuk kedalam mobil. Kemudian ia melajukan mobilnya meninggalkan rumah Bintang.
Suasana jalan ibukota pada malam itu cukup ramai. Bintang melihat ke arah luar. Dari dalam mobil ia bisa melihat lampu-lampu jalan dan juga pedagang yang sedang menjajakan dagangannya.
Tidak lama lagi ia akan bertemu dengan laki-laki yang sombong dan juga yang selalu merendahkan dirinya.
Mobil mewah itu masuk ke kawasan perumahan elite. Ya namanya juga elite, jadi rumah-rumah yang ada di sana pasti mahal-mahal semua.
Jika di perkampungannya rumah pak RT lha yang paling bagus. Disini rumah pak RT tidak ada apa-apanya. Bahkan rumah-rumah di sana mirip rumah-rumah yang ada di film-film.
Mobil berhenti di sebuah pagar besar. Setelah membunyikan klakson, pagar itupun terbuka dengan sendirinya. Mungkin pagar itu terbuka menggunakan remote.
" Kita sudah sampai nona"
" Ah i-iya"
Bintang keluar dari mobil, saat pintu mobil dibuka dari luar. Sebelum Bintang keluar, ia menarik nafasnya dulu. Jujur saat ini ia sangat gugup.
" Selamat datang sayang"
Bintang langsung di sambut buk Rima dan suaminya. Wanita itu terlihat sangat ramah padanya.
" Yuk masuk"
Rima membawa Bintang masuk kedalam rumahnya. Rumah itu sangat besar dan juga mewah. Mirip rumah-rumah yang ada di film-film.
" Arga, Bintang sudah datang nih"
" Iya Ma"
Arga berdecak kesal karena melihat orang yang tidak ingin dilihatnya berada di rumahnya. Entah kenapa sang mama ngotot ingin menjodohkannya dengan gadis kampung itu.
" Kita langsung ke ruang makan saja ya"
Mereka langsung menuju ruang makan. Berbagai macam menu makanan sudah tersaji di meja makan itu. Bahkan menu makanannya belum pernah Bintang cicipi.
" Kenapa?, belum pernah melihat makanan seperti ini ya" bisik Arga.
Aaawwww.
Arga kesakitan karena Bintang menginjak kakinya. Ia tidak menyangka kalau gadis kampung itu akan menginjak kakinya di depan kedua orang tuanya.
" Kamu kenapa Arga?"
" Nggak apa-apa Ma, cuma kebentur kaki meja"
" Makanya lain kali hati-hati"
Bintang sangat senang melihat Arga kesakitan seperti itu. Ia tidak akan membiarkan lelaki itu semena-mena padanya. Ia bukan wanita lemah, yang akan diam saja bila ditindas.
" Duduk Bintang"
" Iya Buk"
Bintang duduk agak berjauhan dari Arga. Tidak ingin dekat-dekat dengan laki-laki itu. Begitu juga dengan Arga, dia tidak ingin dekat-dekat dengan gadis kampung itu.
" Makan yang banyak ya nak Bintang " kata Rima sambil menuangkan nasi ke piring Bintang.
" Iya Buk"
" Manja banget sih!, ngambil nasi aja harus di ambilin"
" Arga, nggak boleh ngomong begitu"
" Benar kan, gimana nanti kalau dia sudah menikah. Bisa-bisa aku nggak makan"
Ingin rasanya Bintang menyumpal mulut Arga dengan sambel. Entah kenapa laki-laki itu selalu menilai orang dari tampilan luarnya saja.
" Yuk makan dulu, kapan kita makannya kalau kamu ngomong terus" kata papa Arga.
Mereka pun menyantap makanan yang ada di piring mereka masing-masing. Arga tidak henti-hentinya menatap tajam Bintang.
" Pernikahan kalian berdua bulan depan ya"
Uhuk..
Uhuk..
Bintang dan Arga sama-sama tersedak sama makanan yang ada di mulut mereka. Mereka berdua pun langsung menyambar air minum yang ada di sana.
" Mama apa-apaan sih. Aku nggak mau nikah sama dia"
" Kamu harus menikah dengan Bintang, Arga"
" Mama, Arga, kita selesai kan makan dulu. Nanti kita bahas masalah ini"
Pasti wanita kampung itu yang sudah menghasut mama. Awas aja, gue akan buat hidup Lo hancur!.
Selera makan Bintang jadi hilang karena mendengar ucapan mama Arga tadi. Ia tidak ingin menikah dengan Arga. Apalagi dalam waktu dekat ini.
" Maaf ya nak Bintang"
" Nggak apa-apa kok Buk"
Rima merasa tidak enak dengan Bintang. Putranya itu sungguh membuatnya emosi. Entah kenapa dia nggak mau menikah dengan wanita secantik dan sebaik Bintang.
Selesai makan, orang tua Arga membawa Bintang ke ruang keluarga. Mereka akan membicarakan tentang kelanjutan pertunangan Bintang dan Arga.
" Ma, boleh aku bicara berdua saja sama Bintang"
" Kamu mau membicarakan apa?. Bicarakan disini?"
" Nggak bisa gitu lha Ma, ini antara aku sama Bintang"
" Biarkan Arga bicara sama Bintang Ma"
" Tapi Pa"
" Nggak apa-apa"
" Baiklah"
Arga menarik tangan Bintang pergi dari ruang keluarga. Ia membawa Bintang ke taman belakang.
" Lo udah ngomong apa saja sama mama gue"
" Maksud kamu apa?"
" Nggak usah pura-pura nggak tau, kamu kan yang memaksa mama untuk mempercepat pernikahan kita"
" Sorry ye, aku itu nggak pernah bicara apapun sama mama kamu. Emang kamu pikir aku mau menikah sama laki-laki seperti kamu"
" Nggak usah munafik deh. Lo itu senang kan menikah sama orang kaya. Dengan begitu bisa mengangkat derajat keluarga Lo yang miskin itu"
Bugh.
Aaawwww.
Arga meringis kesakitan karena Bintang menendang tulang keringnya. Entah kenapa gadis kampung itu suka main kekerasan.
" Kamu dengar baik-baik apa yang mau saya katakan ini. Saya tidak ingin menikah dengan laki-laki seperti kamu. Kamu pikir aku seperti wanita diluar sana yang gila harta. Lebih baik aku mati daripada aku harus menikah dengan laki-laki seperti kamu!"
" Nyata nya Lo menerima perjodohan ini karena tau gue kaya kan"
" Tanpa aku tau latar belakang keluarga kamu, aku juga sudah menolak perjodohan ini"
" Ck, masih saja berbohong. Jangan-jangan ini rencana kamu dan ibumu"
Plak.
Satu tamparan mendarat di pipi Arga. Habis sudah kesabarannya pada laki-laki itu. Ia tidak ingin laki-laki itu menghinanya lagi.
" Dengar ya Arga YANG TERHORMAT, sedikit pun saya tidak menginginkan harta keluarga mu. Kalau kau tidak percaya, tanya sama mama mu, siapa yang memaksa perjodohan ini. Dan satu lagi, jika kau masih hidup dari harta orang tua mu jangan pernah belagu. Sungguh menjijikkan!"
Bintang segera pergi dari sana. Ia pergi menemui orang tua Arga untuk membatalkan pertunangannya dengan laki-laki itu.
" Maaf Buk, saya tidak bisa melanjutkan perjodohan ini. Permisi"
" Nak Bintang tunggu"
Bintang tidak mendengarkan panggilan mama Arga. Ia terus berjalan keluar dari rumah itu.
To be continue.
Happy reading 😚😚
mumpung ulet bulunya gak bisa keluar dari apartemen, takut ma paparaji. jadi cepet tunangan Varo.
cepetan thoor jangan sampe ulet bulunya bikin wabah.
jangan lupa semangat mbak Feby
tari - weni ceplas ceplos bet yak kaga ada canggung2 nya sama bos jg 😅