Maaf, Aku Selingkuh Mas!

"Baiklah ma, jika papa Leo pulang, Alika akan meminta sendiri pada papa Leo untuk mengurusi surat perceraian kami nanti," tegas Alika dingin.

Semua sudah terlanjur terbongkar. Kata-kata hinaan mama Yanti padanya barusan sungguh sangat menusuk hatinya. Mandul? Apa mama Yanti nggak berpikir jika siapa pun wanita di dunia ini tidak ada yang menginginkan untuk tidak memperoleh keturunan.

Hanya saja Bagas yang terlalu tak sabar atau memang egonya sudah mengalahkan akal sehat. Hingga dia berani bermain api. Meski harusnya, sebuah hubungan rumah tangga yang harmonis, tidak berhenti dimana kita memperlakukan pasangan kita dengan baik.

Tapi juga bagaimana komunikasi yang bisa saling menerima dan saling support satu sama lain. Tapi rumah tangga ini, memang pantas untuk hancur seperti ini. Itu karena mas Bagas terlalu memikirkan dirinya sendiri.

Atau jangan-jangan memang sejak awal mas Bagas terpaksa melakukan semua ini?

Alika terus berpikir, dan ingatannya kembali lagi ke lima tahun yang lalu.

Di mana seminggu setelah papa Leo memutuskan menikahi mama Yanti, Alika diajak sang papa dan papa Leo untuk makan malam.

Di sanalah awal pertemuan pertama kali antara Bagas dan Alika. Seiring berjalannya waktu, keduanya lalu sering bertemu. Hingga pada suatu hari papa Leo datang ke rumah Alika melamar dirinya di hadapan kedua orang tuanya.

"Jangan khawatir, Pandu. Alika sudah menjadi bagian dari keluargaku. Dia sudah aku anggap sebagai putriku sendiri. Jika dia sudah resmi menjadi menantu keluarga Dirgantara nanti, aku sendiri yang akan menjaganya," ucap papa Leo saat itu.

Berusaha meyakinkan tuan Pandu Santoso agar mau menjodohkan putra putri mereka untuk menikah.

"Bagaimana Alika, kamu mau kan?" Tanya mama Yanti lembut.

"Tapi tante, aku kan baru mengenal mas Bagas," ucap Alika ragu.

Iya dia masih bingung dengan keputusan orang tuanya kali ini. Bukan tanpa alasan, sebenarnya ada seseorang yang telah mengisi hati Alika. Namun sayang orang itu kini telah jauh dan tanpa kabar lagi. Hanya saja Alika masih terus berharap pada pria itu.

"Jangan khawatir, kalian adalah pasangan yang serasi," ucap mama Yanti meyakinkan lagi.

"Tentang pengobatan papa kamu dan juga bisnisnya, serahkan semuanya padaku. Aku akan mengurusi semuanya. Dan tentunya Bagas akan bisa menjadi pasangan yang terbaik untuk kamu. Apa lagi kalian sudah saling mengenal satu sama lain. Papa rasa kalian sudah dewasa dan bisa memikirkan hal yang terbaik untuk kedepannya."

Deg

Hati Alika seakan dihantam rasa sakit, dengan ucapan papa Leo saat ini. Walau dia sudah mengenal Bagas, tapi tetap saja dia hanya menganggap Bagas sebagai pria baik hati. Namun, perkataan papa Leo barusan ada benarnya juga. Dia tak boleh egois, mengingat perusahaan papa Pandu terancam bangkrut, dan baru-baru ini mama

Marni didiagnosa mendapatkan penyakit jantung. Satu-satunya cara adalah menjadi bagian dalam keluarga papa Leo Dirgantara.

Alika tidak merasa ragu dengan kasih sayang papa Leo padanya. Sejak kecil dia sudah disayangi oleh papa Leo. Tapi yang Alika risau kan hanyalah perasaan Bagas padanya. Entah kenapa Bagas berbeda, membuat hatinya terus merasa ragu.

Akhirnya demi untuk menyelamatkan bisnis papa Pandu, dia memilih menerima pinangan papa Leo untuk Bagas.

Awal-awal menjalani hidup rumah tangga dengan Bagas agak sulit buat Alika.

Dia baik dan perhatian serta perlakuannya pada Alika selalu dengan kelembutan. Berulang kali Alika memastikan perasaaan Bagas itu adalah murni adalah cinta. Entah kenapa hatinya menolak.

Demi untuk menyenangkan hati papa Pandu, Alika rela menepis prasangka buruknya pada Bagas. Dan kini mulai terbiasa juga dengan sikap Bagas.

Dan lagi-lagi Alika dihantam dengan kenyataan pahit. Ternyata Bagas mencintai wanita lain.

"Apakah ini adakah sebuah permainan sejak awal?" Tanya Alika dalam hatinya.

Licik sekali kalian.

****

"Kamu itu seharusnya sadar diri. Tidak usah banyak bertingkah. Nggak bisa hamil dan nggak bisa memberikan keturunan pada keluarga Dirgantara adalah sesuatu hal yang sangat memalukan," ucap mama Yanti lagi dan berhasil membuyarkan lamunan Alika.

Kembali lagi kepada kenyataan, ternyata hidupnya sangat menyedihkan. Dibohongi sejak awal. Dan kini dihina karena tak bisa memberikan keturunan pada keluarga Dirgantara.

Air mata kembali menetes di pipi ranum milik Alika.

"Aku hanya belum mendapat kesempatan untuk bisa menjadi sempurna sebagai perempuan. Kalau saja Mas Bagas mau membawaku ke dokter dan mencari solusinya. Mungkin saja hidup rumah tanggaku tak seperti ini," jawab Alika.

Sebenarnya mungkin jika mereka ke dokter sudah pasti akan ada jalan keluarnya. Permasalahannya malah mas Bagas lebih memilih mencari wanita di luar sana. Yang Alika masih belum mengetahui siapa wanita itu.

"Harusnya mama sebagai orang tua memberi solusi pada anak. Bukan malah mendukung kelakuan anak mencari wanita lain di luar sana, sampai bisa melahirkan seorang anak."

"Atau coba mama bayangkan, jika apa yang aku alami, mama akan berada di posisi yang sama sepertiku?"

Hahahhaha

Mama Yanti ketawa dengan keras.

"Protes saja sesuka hati kamu saat ini. Itu tidak akan mengubah apa pun. Terlebih putraku Bagas sudah memberi kebahagiaan bagiku dengan menghadirkan seorang cucu perempuan yang sangat cantik untukku," ucap mama Yanti terus memanasi Alika.

"Aku akan segera menceritakan semuanya pada papa Leo. Biar semuanya akan terbongkar."

Alika yakin, jika dia mengadukan ini pada papa Leo. Dia akan mendapatkan jawaban yang pastinya bisa melegakan dirinya.

"Oh, tidak semudah itu menantuku. Kamu tidak akan bisa melakukannya," tegas mama Yanti.

Alika mengernyitkan dahinya, bingung dengan perkataan mertuanya.

"Jika kamu berani mengadukan semuanya pada papa Leo. Lihatlah aku akan melakukan sesuatu hal yang akan kamu sesali seumur hidupmu," tekan mama Yanti sambil membulatkan matanya ke arah Alika.

"Maksud mama?"

"Pergilah pada papa Leo ungkapkan semuanya. Dan kamu akan menerima konsekuensinya."

"Konsekuensi apa?"

Tanya Alika bingung.

"Jika kamu berani mengadukan hal ini papa Leo. Aku akan pastikan kamu tidak akan bisa melihat lagi ibu kamu yang sedang terbaring sakit, lalu bisnis papa kamu akan benar-benar bangkrut," tekan mama Yanti.

Alika menggelengkan kepalanya.

"Kamu pikir mama bercanda?"

Tawa mama Yanti kini semakin keras.

"Papa Leo tidak akan melakukan hal buruk itu pada papaku," ucap Alika yakin.

"Iya benar, papa Leo kamu nggak akan melakukan itu pada kamu dan keluarga tersayang kamu. Tapi aku akan pastikan, pemulihan ibu kamu dan bisnis keluarga kalian yang disokong oleh keluarga Dirgantara selama ini akan lenyap dalam hitungan detik, dengan sekali perintah dari bibir mertua kesayanganmu ini," tekan mama Yanti.

"Maksud mama?"

"Kamu pikir, aku akan diam saja jika kamu melakukan hal bodoh yang akan merugikan putraku satu-satunya," ucap mama Yanti berapi-api.

"Aku Yanti Dirgantara, apa pun yang aku inginkan harus terwujud sesuai keinginanku. Jika ada seseorang penghalang bagi jalanku, aku tak akan segan untuk menyingkirkannya," tegasnya lagi.

Perkataan mama Yanti sempat membuat Alika bergidik ngeri.

"Ma--maksud mama, apa ini juga ada kaitannya, dia pergi dari rumah ini lima tahun lalu dan tanpa kabar?" Tanya Alika terbata, mendapati kenyataan ternyata orang yang disukai olehnya pergi karena ulah kekejaman mama Yanti.

Mama Yanti tertawa semakin keras, dengan senyum liciknya.