NovelToon NovelToon
Waiting For You 2

Waiting For You 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Uppa24

novel ini adlaah adaptasi dari kelanjutan novel waiting for you 1

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

siapa gadis itu??

Keesokan Harinya

📥"Papa, apa kau ingin menikahkan putrimu? Lihatlah gaun yang kau siapkan untukku," tulis Elena sambil mengirim foto dirinya mengenakan gaun mewah yang disiapkan oleh sang papa.

📥 "Hemm, kau nampak cantik sekali dengan gaun itu, putriku, haha...." balas Papa Elena melalui pesan. Tak lama kemudian, ia mengirim pesan lagi, "Hemm, apa kau ingin melihat penampilan putramu?"

📥 "Hah? Tapi, Pa... lihatlah! Bukankah ini terlalu mewah hanya untuk perjamuan?" balas Elena merasa ragu. "Coba, Pa..."

📥 "Lihatlah cucuku yang tampan ini. Dia mengatakan ibu sangat cantik malam ini," balas Papa Elena sambil menyertakan foto Alvio yang menggemaskan, berbicara mesra kepada ibunya.

📥 "Hemm, putraku sangat tampan, Pa," jawab Elena penuh bangga. "Kau harus menjaga putraku, Pa. Aku takut akan banyak gadis yang menculiknya karena dia sangat tampan."

📥 "Hemm, tenanglah. Lagipula malam ini adalah panggungmu, Elena El Bara, pewaris tunggal keluarga El Bara generasi sekarang," balas Papa Elena dengan percaya diri. "Bukankah itu sangat keren, putriku?"

🔈 "Ibu, kau sangat cantik, seperti pengantin. Hemm, semua orang akan terpesona dengan kecantikanmu, Ibu!" ucap Alvio sambil tersenyum manis, membuat Elena terkejut dan sedikit tersenyum gemas.

🔈 "Dasar serigala licik, kau tak boleh jauh-jauh dari kakek. Hah, aku takut kau akan diculik gadis cantik di perjamuan nanti," kata Elena bercanda, tapi sedikit khawatir.

🔈 "Tenanglah, Ibu. Akan kubawakan menantu cantik untukmu," ucap Alvio dengan yakin.

🔈 "Baiklah, serigala licik. Ibu ingin lihat secantik apa gadis yang akan kau bawakan untuk ibu... hahahaha..." Elena tertawa, sedikit tertawa lepas.

🔈 "Baik, Ibu. Sampai jumpa di perjamuan," ucap Alvio seraya melambai, berangkat bersama sang kakek.

📥 "Baiklah, putriku. Sampai ketemu di perjamuan," balas Papa Elena dengan senang hati.

📥 "Hemm, apa cucu kakek akan membawa menantu untuk kakek?" goda Papa Elena sambil mencubit pipi cucunya, Alvio yang tertawa riang.

🔈 "Hemm, sepertinya akan sulit, Kakek. Lihatlah, tak ada perempuan yang dapat mengalahkan pesona ibuku," jawab Alvio sambil melirik ibunya yang tersenyum bangga.

"Haahahaha... Dasar cucuku," ucap Papa Elena tertawa, melihat keyakinan dan keberanian cucunya.

Di Perjamuan

Sementara itu, di perjamuan yang digelar dengan megah, Aidan sudah tiba dan tengah berbincang dengan beberapa kepala keluarga terhormat.

"Kau tahu? Katanya penerus keluarga tersembunyi itu seorang gadis," bisik salah satu kepala keluarga kepada yang lain, berbicara dengan rasa ingin tahu.

"Katanya, dia juga memiliki seorang putra berusia 3 tahun, dan suaminya meninggal dalam perjalanan bisnis ke negara yang sedang berperang," lanjut seorang wanita sambil menarik napas.

"Aku tak sabar ingin melihat wajah penerus keluarga tersembunyi itu. Mereka sudah lebih dari 30 tahun tidak menampakkan diri sejak insiden besar itu," ujar kakek kepala keluarga dengan rasa penasaran.

"Hahaha... Meski begitu, keluarga itu tetap peringkat pertama karena kekuasaannya yang tak bisa diganggu gugat," terdengar percakapan lain penuh hormat.

Di tengah-tengah pembicaraan ini, Aisya, putri dari keluarga yang juga hadir, menyela percakapan dengan cara yang agak berlebihan.

"Apa dia seorang gadis dan memiliki satu putra?" ucap Aisya dengan percaya diri, seakan ingin menegaskan informasi yang tengah beredar di antara keluarga besar itu.

Tiba-tiba, suara seorang pelayan datang menegur, "Hey, gadis muda, kau tahu siapa yang kau selang ini? Mereka adalah para monster di lingkaran ini," kata pelayan itu memperingatkan dengan nada serius.

"Hei, gadis muda! Itu benar sekali," seru salah satu kepala keluarga, wajahnya penuh ketegasan, menyeringai dengan sinis.

"Dasar putri bodoh... Baru aku tinggal sebentar, kau sudah berbuat ulah, sialan," ujar ayah Aisya dengan suara rendah, terasa kesal dengan sikap putrinya.

"Maaf atas kelancangan putri saya," ucap papa Aisya meminta maaf, menundukkan kepala, sedikit malu.

"Baiklah, lain kali ajar putrimu untuk tidak menyela pembicaraan kami," ucap kepala keluarga peringkat kedua dengan tegas. Mereka memberikan restu, dan seketika Aisya bersama ayahnya harus mundur dengan rasa malu.

Keluarga El Bara Tiba

Sebentar setelah itu, iring-iringan mobil keluarga El Bara tiba di aula perjamuan. Saat itu, penjaga dan pelayan berdiri siap menyambut mereka.

"Apakah itu mereka, keluarga El Bara? Keluarga yang baru saja muncul setelah lebih dari 30 tahun?" terdengar bisik-bisik di antara hadirin.

"Selamat datang, Tuan Alexander El Bara, dan Tuan Muda Alvio El Bara!" sambut kepala keluarga peringkat kedua dengan sikap hormat. Mereka menunduk dengan kagum terhadap sang kakek dan cucunya.

"Terima kasih," ujar Alexander El Bara saat keluar dari mobil dengan cucunya, Alvio, di pangkuannya.

Mereka pun masuk ke dalam aula, menghentak perhatian banyak orang dengan aura yang sangat memukau.

Terdengar di belakang, Aisya merasa sesuatu yang sangat familiar dengan wajah Tuan Alexander. "Kenapa aku merasa tak asing dengan wajah kepala keluarga itu?" gumam Aisya, perasaan aneh menyelimuti dirinya.

"Hei, putri sialan, awas kau berbuat ulah lagi," berbisik Papa Aisya, mengingatkan putrinya yang nampak penuh rasa ingin tahu.

"Apakah benar-benar mereka, Tuan Alexander?" tanya kepala keluarga peringkat ketiga, mencuri perhatian dengan pertanyaan langsung.

"Sebentar lagi penerusku akan datang. Dia akan hadir paling akhir," jawab Alexander. "Ini cucuku, Tuan Muda Alvio El Bara, penerus yang selanjutnya setelah putriku."

Alvio tersenyum lebar, memberikan salam yang hormat pada hadirin. "Halo paman, bibi. Perkenalkan, aku Alvio El Bara, calon penerus generasi selanjutnya setelah ibuku," ucapnya dengan percaya diri dan senyum manis, memukau semua yang hadir.

Mereka menundukkan kepala, menunjukkan hormat pada keluarga El Bara yang datang begitu anggun dan kuat.

Saat itu, sang kakek memimpin percakapan dan dominasi di aula perjamuan. Di luar, keadaan terasa menegangkan namun penuh rasa hormat.

"Tuan muda, apa Anda ingin ikut dengan saya dan meninggalkan Tuan Besar sendirian?" bisik Pak Jen dengan hati-hati.

Alvio memutar bola mata, mencari alasan untuk lari dari kerumunan yang terasa semakin padat. Dengan anggukan kecil dan senyum nakal, ia berbisik kembali kepada kakeknya yang tengah berbincang dengan beberapa anggota keluarga lainnya.

"Kakek, aku ingin ikut dengan Pak Tua," ujar Alvio pelan.

"Baiklah," jawab Tuan Besar, sambil menurunkan cucunya dengan lembut dari pelukannya. Mata tuanya penuh dengan cinta dan kedalaman, meski tidak bisa disembunyikan rasa bahagianya melihat sang cucu yang begitu aktif dan penuh rasa ingin tahu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!