Raya naksir dosen baru di kampusnya, dan kebetulan dosen itu juga yang dijodohkan dengannya. Tapi sayang, dia harus memperjuangkan perasaannya, karena suaminya berhati sedingin kutub selatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu Asmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAYA NGAMBEK
“Apa kata pak Bagas, Sya? Tumben banget dia ngaret masuknya.” Raya langsung menodong keterangan dari Tasya terkait dengan alasan Bagas yang terlambat masuk ke dalam kelas mereka.
“Ya jelas telat, suami lo sibuk mesra-mesraan sama cewek lain.” Tasya menjawab ketus.
Seseorang yang melihat adegan pelukan antara Bagas, dan Kinan itu Tasya. Dia yang semula berniat menjemput Bagas, atau sekedar minta tugas kalau dosen itu tidak masuk ke kelasnya pun batal karena melihat pemandangan itu. Dia tidak terima suami sahabatnya itu justru bermesraan dengan wanita lain. Di saat Raya tengah sibuk berusaha mengambil hati sang suami.
Mendengar aduan Tasya, Raya tampak tidak percaya. Bagas sampai detik ini saja masih dingin terhadapnya, bagaimana bisa mendadak lelaki itu bermesraan dengan wanita lain? Raya mulai bertanya-tanya, apakah ini alasan sebenarnya mengapa Bagas menolaknya?
“Lo jangan ngasal, deh, Sya. Pak Bagas mesra-mesraan sama siapa? Jangan bilang Lo Cuma lagi manasin gue.” Raya tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh sahabatnya barusan.
Tiba-tiba saja Tasya menjitak kepala Raya hingga sahabatnya itu mengaduh kesakitan.
“Lo boleh bucin, tapi lo harus realistis, Ray. Gue nggak mungkin lah manas-manasin Lo, nggak ada untungnya buat gue. Gue tadi liat suami Lo lagi pelukan sama dosen baru. Mereka saling kenal. Dosen baru itu bahkan bawain makanan buat laki Lo. Gue sempet mikir seleranya pak Bagas bukan cewek seksi, karena dia minta lo pakek pakean tertutup, tapi setelah gue liat penampilan cewek tadi, penilaian gue terhadap pak Bagas berubah. Cewek itu bajunya bahkan jauh lebih terbuka dari lo, Ray.”
Hati Raya memanas mendengar cerita Tasya. Sekarang dia yakin kalau sahabatnya itu tidak sedang mengada-ada. Bagas menolaknya mentah-mentah, tetapi sekarang suaminya justru bermesraan dengan wanita lain? Ini tidak bisa dibiarkan. Raya akan membuat perhitungan dengan Bagas. Dia mengepalkan tangan, dan beranjak dari tempatnya duduk.
“Dia mau main-main sama gue? Dia pikir, mentang-mentang dia ebih dewasa dari gue, dia bisa seenaknya? Gue mau bikin perhitungan sama Bagas!”
Raya melangkahkan kakinya lebar menuju kea rah pintu keluar. Tasya tidak berusaha menahan Raya, karena dia berpikir kalau sahabatnya itu memang berhak menuntut pada suaminya. Apapun status wanita yang tadi dia lihat berpelukan dengan Bagas, Raya tetap pemegang tahta tertinggi. Karena nama sahabatnya itu yang tertulis di buku nikah sang dosen.
Wajah Raya tampak begitu serius. Sepanjang dia menjadi mahasiswa, baru kali ini Raya berjalan tanpa senyum. Wanita itu tampak tidak sabar untuk segera tiba di ruangan dosen tempat suaminya berada. Setibanya di sana, Raya langsung masuk. Dia mendapati suaminya tengah menyusun buku yang akan dibawa ke kelas, dan tidak jauh dari tumpukan peralatan tulis di meja Bagas, Raya meihat kotak makanan yang dibicarakan oleh Tasya beberapa saat lalu.
Raya melangkahkan kakinya mendekati sang suami. Bagas pun akhirnya menyadari kehadiran Raya. Lelaki itu tampak terkejut, karena dia tidak menyangka Raya akan berani menyusulnya ke ruang dosen. Beruntung dosen-dosen yang lain sudah pergi ke kelas mereka masing-masing.
“Raya, kamu ngapain ke ruangan saya? Sebentar lagi saya akan ke kelas kamu. Saya memang terlambat hari ini, tetapi kamu tidak perlu sampai menemui saya ke sini. Bagaimana kalau …”
“Kalau kamu keciduk bermesraan sama dosen baru? Kamu takut?” tanya Raya yang semakin mendekat kea rah Bagas. Kedua tangan wanita itu bersidekap, dengan tatapan tajam ke arah sang suami.
“Raya, itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Biarkan saya menjelaskan terlebih dahulu.” Bagas cukup terkejut karena Raya mengetahui tentang apa yang terjadi antara dirinya, dan Kinan.
“Apa yang perlu dijelaskan lagi, Pak Bagas yang terhormat? Menjelaskan kalau aku bukan tipe kamu? Kamu lebih suka wanita matang yang seksi? Terus kamu berpikir kalau aku akan diam mengetahui semuanya? Kalau kamu berpikir aku akan mundur karena perselingkuhan kamu ini, kamu salah besar, Mas. Aku nggak akan pernah mundur. Kamu itu milikku, suamiku. Mungkin selama kita menikah aku diam saja melihat kamu yang tidak mau menyentuhku, tetapi setelah mengetahui kamu memeluk wanita lain, aku merasa kalau aku harus bisa mendapatkan lebih dari yang wanita itu dapatkan,” ucap Raya menyeringai. Satu tangannya kini menarik dasi yang dikenakan suaminya.
“Raya, jangan gila! Ini ruangan dosen, ada banyak kemungkinan yang akan terjadi kalau kamu berbuat macam-macam di sini.” Bagas berusaha mengingatkan.
“Kamu memeluk wanita itu disini kan, Mas? Terus kenapa aku yang istri kamu nggak boleh? Kalau mereka mengetahui semuanya, itu nggak masalah. Biar sekalian aku bilang sama semuanya kalau kita sudah menikah. Kalau perlu, aku akan tunjukkan surat nikah kita.” Raya menantang.
“Ray…”
Bagas tidak bisa melanjutkan kalimatnya, karena Raya sudah membungkam mulut lelaki itu dengan ciuman. Wanita itu menjinjit, dan mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami. Bagas mematung sesaat. Dia tidak percaya Raya bisa senekat sekarang. Wanita itu bahkan tanpa ragu melumat bibirnya.
Setelah mencium suaminya, Raya meremas kerah kemeja Bagas dengan dua tangannya. Mata wanita itu memerah menahan tangis. Dia menatap Bagas dengan tatapan yang lebih tajam dari sebelumnya.
“Apa kurangnya aku, Mas? Apa?! Aku kurang menarik? Aku kurang seksi di mata kamu? Apa aku terlalu hina, sampai kamu tidak mau membuka hati kamu buat aku?! Bilang, Mas! Apa perlu aku buka semua pakaian yang membalut tubuhku supaya kamu bisa lihat aku juga tak kalah menarik darinya?!” Raya mengungkapkan semua uneg-unegnya dengan nada bicara yang lumayan tinggi.
Sekarang wanita itu sibuk membuka kancing kemejanya sendiri. Dia tampak begitu frustrasi karena penolakan Bagas.
“Raya, hentikan. Jangan lakukan itu, Raya.” Bagas berusaha memperingatkan Raya, tetapi wanita itu seakan tuli. Dia meneruskan aksinya, hingga beberapa buah kancing kemejanya terlepas.
Bagas merasa tidak ada pilihan. Dia segera menarik Raya ke dalam pelukannya. Mendekap wanita itu erat-erat.
“Maafkan saya, Raya. Maaf,” bisiknya, berharap Raya bisa lebih tenang.
Raya tenang sesaat, sebelum akhirnya wanita itu mendorong Bagas sekuat tenaga hingga hampir membuat lelaki itu hampir terjatuh.
“Seharusnya aku sadar diri, kalau aku memang tidak diinginkan. Bodoh sekali kamu Raya, untuk apa kamu meyakinkan perasaanmu pada orang yang sama sekali tidak tertarik denganmu.”
Raya kemudian mengancingkan kembali kemejanya, dan berjalan kea rah luar ruangan, meninggalkan Bagas yang kebingungan. Dia merasa bersalah pada Raya, tetapi di sisi lain, dia juga belum bisa menerima pernikahan mereka.
“Raya, kita harus bicara.” Bagas berusaha menahan Raya, tetapi wanita itu tidak menggubrisnya. Sementara Bagas tidak bisa mengejar Raya, karena dia sadar masih berada di area kampus.
"Lo, pindah ke tempat gue," pinta Raya pada salah seorang teman sekelasnya yang duduk di bangku paling belakang.
"Tapi Ray ..."
"Gue kasih cash lima ratus ribu kalo Lo mau pindah ke bangku gue," ucap Raya tanpa ekspresi.
"Ya udah, oke."
Mahasiswa itu pun setuju. Mulai hari ini, Raya ingin menjauh dari Bagas. Dia berusaha menyadarkan dirinya kalau dia memang tidak semestinya mengejar Bagas.
Saat masuk ke dalam kelas, Bagas menyadari kalau Raya tidak ada di bangkunya. Dia yang biasa disambut oleh celotehan sang istri merasa ada yang hilang. Selain tidak ada sapaan, dan Raya pindah ke belakang, sekarang wanita itu bahkan hanya fokus memandangi bukunya. Seolah kehadiran Bagas tidak menarik lagi.
"Saya berharap Raya menjauh, tetapi tanpa dia yang seperti biasanya, mengapa saya merasa ada yang kosong?"
kinan pantas dpt yg lebih baik darinya😀
ndang gass kinan ...
tp klo bagas pintar hrsnya bagas sadar dgn sikap kinan sprti it berarti dia bkn wanita baik2.kesannya kinan itu jalang beneran yg lg kegatelan minta digaruk ama trenggiling thor....
dosen kok kelakuannya minim akhlak balik aj ke tk lajut sekolah mondok 😁😁😁
mo bagas ngapain aj ma pacarny raya g peduli yg penting dia ttp fokus kuliah d berteman dg spapun.happy slalu saat di dpn bagas.
menurut ak stlh ap yg sdh raya ketahui dr si bibik.mending raya pergi dari rumah itu tp hrs izin bagas dulu.klo memang akn meneruskan pernikahany baikny jauhi bayang2 mantan.apalg it rmh suaminy hasil beli ber2 ama mantany.scr tdk lgsng raya sama aj ikut menzolimi mantan suaminy krn sdh tau.kecuali mantany sdh mengikhlaskany.dr pd nanti dihujat mantan pak su mending raya melipir keluar dr rmh it d cari hunian sendiri entah itu ngekos at ap .yah....emang raya g salah tp tetap dia akn ikut terseret krn kelakuan suaminy yg g punya ketegasan d tanggung jawab pd keputusan yg diambil.aliase pengecut berkedok berbakti nurut sama orang tua .tp yg ad penjahat yg akn menyakiti banyak hati terutama istri d para orang tua bila sdh tau semua yg terjd