NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 15 KECELAKAAN

Langkah kaki  terdengar semakin dekat, aku mendengar suara kenop pintu yang dibuka.

“Lohh perasaan tadi udah di kasih mati lampunya, kok masih nyala ya?” Heran Bu Sumi

Setelah mematikan lampu, Bu Sumi keluar dari ruangan kerja Ayah, aku menunggu sampai suara langkah kaki Bu Sumi hilang.

Merasa aman, aku bangun dari persembunyianku. Aku menarik napas lega, untungnya itu hanya Bu Sumi. Kalau seandainya itu Ayah atau Bunda tamat riwayatku.

Aku berjalan dengan hati-hati keluar dari ruangan Ayah dan kembali ke kamarku tanpa ada yang melihat. Tadi sebelum keluar aku menyalahkan lagi lampu ruangan kantor Ayah dan memfoto dokumen yang baruku temukan dan juga alamat yang mungkin saja akan aku kunjungi nantinya.

Ada rasa sedikit kecewa melihat akte kelahiran yang kudapatkan tadi.

“Siapa ini? Apa ini anak lain ayah? Tahun kelahirannya hanya berjarak beberapa tahun  dengan tahun

kelahiranku.” Kataku dengan sedih.

“Ayah semoga saja ini bukanlah seperti yang aku pikirkan.” Kataku berusaha menguatkan diri.

(Hari ke-9)

Keesokan harinya aku bangun dengan keadaan wajah yang murung. Semalaman aku kesulitan tidur karena memikirkan masalah semalam. Ditambah lagi mimpi yang kualami selama ini masih terus ada dan berlanjut, tapi tidak ada satupun yang bisa aku temukan jawaban dari mimpi itu.

“Kak, ayo turun makan.” Teriak Endro dibalik pintu sambil mengetok pintu kamarku

“Iya adek duluan aja, kakak mau cuci muka dulu.” Jawabku

Setelah itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka. Setelahnya aku turun dan melihat keluargaku sedang duduk di ruang makan sambil bercanda gurau. Aku masih belum bisa menahan rasa curigaku tentang akte dan

foto yang kutemui di ruangan kerja Ayah. Sehingga saat turun wajahku murung dan itu disadari oleh Bunda.

“Sayang, kamu kenapa? Kok muka kamu kayak sedih gitu?” Tanya Bunda

“Enggak apa-apa kok Bun, semalam aku enggak bisa tidur aja. Jadi masih ngantuk sampe sekarang” Bohongku

“ Ya ampun sayang, kenapa enggak bisa tidur? Pasti kamu sibuk baca kan? Selama beberapa hari ini Bunda perhatiin kamu suka baca sampai tengah malam.” Kata Bunda

“Hehehehe iya Bun.” Jawabku

"Astaga sayang, ingat waktu juga dong sayang. Nanti bisa-bisa kesehatan kamu turun, terus kamu jatuh sakit.” Kata Bunda panik

“Iya maaf Bun, ini aku hanya kurang tidur aja. Habis makan aku bakal lanjut tidur lagi, jadwal kuliah aku juga siang hari ini. Jadi aku masih ada waktu buat istirahat lagi.” Jelasku

“Iya sayang, tapi sebelum itu kamu harus minum vitamin sama jus buah dulu ya.” Kata Bunda

Aku menganggukan kepalaku mendengar perkataan Bunda.

Kami melanjutkan sesi makan kami.

...

“Kebiasaan, Bunda kalau makan pasti belepotan.” Kata Ayah sambil membersihkan wajah bunda yang kotor karena makanan.

“Mas, jangan kebiasaan gitu. Malu dilihat oleh anak-anak.” Kata Bunda dengan wajah memerah.

“Udah biasa, anggap aja kami hanya pajangan disini.” Kata Endro

Aku melihat semua orang tertawa bahagia, terlihat pancaran penuh cinta di mata ayah untuk Bunda dan begitu pula sebaliknya. Aku menyunggingkan senyumku melihat keromantisan kedua orangtuaku.

“Enggak, ini aku aja yang berlebihan. Ayah enggak mungkin ngehianatin Bunda.” Kataku dalam hati

“Akhirnya kakak senyum juga, dari tadi mukanya kayak pakaian yang belum disetrika, kusut banget.” Kata Endro

“Hehehehe, maklum aja kakak tadi masih ngantuk. Sekarang setelah lihat kalian semua senyum, ngantuk kakak langsung hilang.” Kataku

“Apa hubungannya kakak mengantuk sama kita yang senyum?” Bingungnya

“Adalah pokoknya.” Jawabku

“Aneh bin ajaib kakak tu.” Katanya kesal

Kami melanjutkan sarapan kami dengan tenang, setelah selesai aku kembali ke kamar untuk beristirahat.

Aku melajukan mobilku dengan cepat ke kampus, tadi Bu Sumi membangunkanku kesiangan sehingga aku harus terlambat ke kampus.

“Duh mana dosen yang masuk ni killer lagi, mati ajalah aku bentar.” Kataku panik

Kesialanku bertambah saat jalan di depanku terkena macet.

“Tumben banget ni jalan macet, biasanya juga enggak kayak gini.” Kataku bingung

Aku melihat jam dan tinggal berapa menit lagi dosen akan masuk ke kelasku.

“Kalau gini mana sempat aku sampe di kampus tepat waktu.” Kesalku

Aku membuka kaca mobilku dan bertanya pada pengendara motor disampingku.

“Pak, maaf mau nanya. Ini jalanan macet karena apa ya?” Tanyaku

“Saya juga kurang tau, kayaknya di depan terjadi kecelakaan.” Jelasnya

“Ohh gitu ya Pak? Kalau gitu makasih ya Pak.” Kataku

Mendengar itu membuatku semakin penasaran dengan yang terjadi. Aku memutuskan turun dari mobil dan melihat langsung apa yang terjadi di depan sana.

Setelah sampai di lokasi, aku melihat kumpulan orang yang mengerumuni satu tempat. Aku mencoba menerobos dan melihat siapa yang mengalami kecelakaan.

Awalnya aku tidak mengetahui siapa orang itu, tapi setelah memperhatikannya dengan baik aku tersadar bahwa orang yang mengalami kecelakaan adalah Sandro.

Aku duduk di hadapannya dan meminta tolong orang disana memanggil ambulans.

“Sabar ya dek, tadi udah ada yang hubungin ambulans. Mungkin sebentar lagi ambulansnya sampe.” Jelas seorang pria yang usianya lebih tau dariku

“Kalau boleh tau adek kenal sama orang ini?” Tanyanya

“Iya Kak, saya kenal orang ini.” Jawabku seadanya.

“Kalau boleh tau apa yang terjadi sama kak Sandro?” Tanyaku

“Tadi mobilnya hampir nabrak mobil dari arah depan, tapi karena terlambat rem dia membelokkan mobilnya jadi nabrak pembatas jalan.” Jelas pria itu.

“Tapi pengendara mobil yang hampir ditabrak malah  kabur . Padahal enggak ada yang salah disini, pria ini juga enggak jadi nabrak mobilnya.”Lanjut pria itu.

Obrolan kami terputus saat mobil ambulans datang berbarengan dengan mobil polisi.

Aku memutuskan untuk ikut ke rumah sakit, aku harus memastikan bahwa Sandro baik-baik saja. Dia adalah kunci utama yang bisa membantuku.

Setelah sampai di rumah sakit, dokter langsung menangani Sandro. Sedangkan aku menunggu operasinya di luar ruangan. Tadi setelah sampai, pihak rumah sakit sudah menghubungi orangtua Sandro, sehingga keduanya sudah sampai di rumah sakit lalu menandatangani surat izin melakukan operasi untuk Sandro.

“Tuhan, aku mohon semoga enggak terjadi apa-apa dengan Kak Sandro.” Doaku dalam hati

Aku terus bolak-balik menunggu kabar dari dokter, hampir sejam lebih aku menunggu di luar ruang operasi tapi dokter belum juga keluar.

Kedua orangtua Sandro terlihat sangat terpukul, Mamanya terus-terusan menangis sedangkan Papanya hanya bisa memeluk menenangkan istrinya.

“Apa separah itu ya benturan yang kak Sandro dapat?” Tanyaku khawatir

Setelah 2 jam menunggu akhirnya dokter keluar dari ruang operasi.

“Gimana dok keadaan anak kami?” Tanya Papa Sandro

“Syukurnya anak Bapak dan Ibu selamat dari masa kritis. Tapi untuk sementara pasien belum sadarkan diri karena benturan di kepalanya yang cukup keras. Mungkin pasien tidak akan sadarkan diri selama beberapa hari, teruslah berdoa untuk kesembuhan anak Bapak dan Ibu.” Kata dokter lalu pergi

Mendengar penjelasan dokter, kedua orangtua Sandro tampak lega walaupun masih terlihat kekhawatiran di wajah mereka.

“Syukurlah kalau misalnya kak Sandro berhasil diselamatkan.” Kataku dalam hati.

Mama Sandro melihatku dan berjalan ke arahku

“Nak, makasih ya karena kamu sudah membantu mengantarkan Sandro ke rumah sakit.” Kata Mama Sandro

Aku menganggukan kepala dan tersenyum kepada Mama Sandro.

“Ohh iya kamu kenal sama Sandro?” Tanya Mama Sandro

“Iya Tante, kebetulan aku teman baik kak Roland. Waktu itu pernah dikenalin ke kak Sandro.” Jelasku

“Ohh gitu, sekali lagi makasih ya nak.” Kata Mama Sandro

Aku keluar dari rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Tadi aku mendapatkan informasi baru dari mama Sandro.

“Pantas saja perasaan tante enggak enak tadi, dia baru pulang dari luar kota setelah menyelesaikan masalah di restoran cabang. Terus waktu dia mengangkat telepon dari karyawannya di restoran dia segera pergi lagi

dari rumah. Tante udah berusaha nahan dia, tapi katanya ada sesuatu yang perlu dilakukannya dan itu berkaitan dengan nasib seseorang. Tante enggak paham maksudnya tapi tante terus nahan dia, namun dia yang punya sifat keras kepala tidak mendengarkan omongan tante dan langsung pergi dari rumah.”

Aku memikirkan semua yang dijelaskan Mama Sandro.

“Apa karyawan yang dimaksud tante itu karyawan yang sama waktu layanin aku? Terus apa orang yang mau ditemuin kak Sandro itu aku?” Bingungku

Disatu sisi aku senang jika memang betul Sandro mungkin ingin menceritakan semuanya padaku, tetapi disisi lain aku merasa bersalah karena demi menceritakan semuanya padaku dia harus mengalami kecelakaan.

“Apa ini hanya kebetulan aja, atau ada yang merencanakan kecelakaan Kak Sandro?” Curigaku

“Tapi siapa yang tega ngelakuin itu? Enggak mungkin Roland tega ngelakuin itu ke sahabatnya sendiri, sejahat-jahatnya dia tidak mungkin dia berani mencelakakan sahabatnya.” Gumamku.

“Tapi bisa aja, dia saja berani membunuh semua keluargaku. Apalagi hanya menghabisi satu orang yang menganggu rencananya.”

“Devalina, ngapain kamu disini?”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!