Pernikahan adalah ibadah terpanjang suami istri.. Dalam pernikahan kita harus bisa menjaga hubungan tetap harmonis agar awet dan langgeng..
Tapi bagaimana, saat usia pernikahan menginjak usia 15 tahun, jika suami kita, tidak peduli lagi?
Jangankan kata cinta...
Perhatian kecil saja sudah sulit di gapai..
Alin.. perempuan berhijab berusia 35 tahun, meratapi rumah tangga nya yang sudah tak harmonis lagi seperti dulu..
Suami nya menjadi dingin sejak 6 bulan yang lalu..
Alin berusaha mengoreksi diri sendiri apakah ada yang salah dengan diri nya, mempercantik dirinya, membuat dirinya lebih menarik lagi dihadapan suami..
Namun sebab Dery tak menoleh padanya lagi, bukan lah sebab Alin tak menarik lagi, melainkan karena ada cinta lama nya Renata yang datang kembali dalam hidup suami nya..
Apakah perceraian jalan terbaik..
Atau bertahan menahan luka, demi sebuah cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.23 Siapa yang egois
Dery membanting tubuh nya di sofa. Ia tak pernah menyangka kalau saat ini akan benar-benar ada dalam hidup nya. Berpisah dengan wanita yang sudah membersamainya selama 15 tahun terakhir dan juga anak kembar yang begitu tampan.
Sekelebat bayangan Alin yang begitu lembut mengurus nya kembali terlintas.
‘Sial! Kenapa harus terjadi?! Apa tuduhan Renata benar? Kau punya selingkuhan Lin, sampai kau tak gentar lagi untuk berpisah dariku?’ umpat nya dengan kesal. Tentu semua itu hanya bisa didengar dirinya sendiri.
ia juga masih menyayangkan sikap Alin yang tak mau hidup di madu. Apa susah nya menerima Renata dalam hidup mereka. Toh ia tetap menafkahi Alin dan anak-anak seperti biasa. Siapa lagi keluarga nya di sini selain Dery dan Ibunya. kenapa dia sok dengan menceraikan dirinya.
“Dasar egois! Sudah berumur tapi hanya memikirkan ego nya saja! Kita lihat sampai mana kau akan bertahan dengan kesombongan mu itu?” ucap nya sendiri.
“Mas!” Renata masuk dan melihat wajah kusut suami nya. Ia ikut duduk disamping Dery.
“Bagaimana hasil nya?” tanya Renata, sejak tadi ia penasaran. Karena Dery melarang nya untuk ikut.
“Aku dan Alin sudah resmi berpisah!” jawab Dery dengan sendu.
“Serius? Mas gak bohong kan?” Renata begitu antusias. Ia gak bisa menyembunyikan rasa bahagia nya mendengar jawaban yang keluar dari mulut Dery. Tujuannya selama ini telah berhasil, menyingkirkan Alin dan menjadi satu-satunya nyonya Dery Dirgantara.
“Apa masalah seserius ini aku bohong?”
“Ya kali mas mau ngeprank aku kan?”
“Udah lah Re.. Aku lagi gak mood untuk membahas semua ini! Lebih baik kau buat kan mas kopi!” jawab Dery tanpa melihat sedikitpun kearah istri kedua nya itu.
Meski kesal dengan respon Dery yang terkesan putus asa pisah dari Alin, tapi Renata tetap melakukan perintah Dery, ia beranjak ke pantry dan menyeduh kopi panas untuk Dery.
Begitu ia sampai di pantry, ia mendengar bisikan-bisik karyawan lain. Jiwa kepo nya meronta ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan.
“Gimana ya? Katanya bos kita yang baru ini hakim juga loh! Pasti dia teliti banget kan?” ujar Rahma sekretaris direktur utama di perusahaan ini.
“Memang nya Pak Abi mau kemana sih Mah? Udah nyaman banget padahal sama beliau! Udah baik, selalu respect sama karyawan nya, rajin kasih bonus lagi! Duh sayang banget kalau sampai kita kehilangan pak Abi!” sahut Delon.
“Pak Abi kan udah tua, udah waktunya beliau istirahat, dan sekarang gantian anak nya!”
“Iya juga sih!”
“Eh, beneran pak Abi mau pensiun?” Renata yang sejak tadi sudah menguping pun tak tahan ingin ikut nimbrung juga. Lidah nya gatal untuk mencari tahu siapa pemimpin baru di perusahaan mereka.
“Ya begitulah, ya udah waktunya lah beliau menikmati masa tua bersama istri tercinta nya. Anak nya yang bakal gantiin beliau jadi pemimpin disini!” kata Rahma.
“Apa sifat anak nya kayak pak Abi ya.. atau malah lebih baik ,atau juga malah lebih galak?” Delon menduga-duga.
“Udah nikah belum anak nya?” tanya Renata penasaran, ia tak mempermasalah kan mau pak Abi atau siapapun yang bakal jadi pimpinan mereka. Tapi kalau pempimpin mereka sosok pemuda yang belum menikah. Dia bisa mendekati bosnya itukan. Lagian dikantor tak ada satupun yang tahu kalau dirinya sudah menikah dengan Dery.
“Denger-denger sih belum walau usianya udah Mateng banget, 38 tahun!”
“Wow! Perjaka tua dong.. bisa kali ya gue deketin?”
“Hedeh.. Udah deh bubar! Besok beliau bakal kesini.. persiapkan kalian kalau ditanya-tanya nantinya!” sahut Rahma memberi intrupsi. Semua orang langsung bubar. Seketika Renata ingat kalau dirinya harus membuatkan kopi untuk suami nya itu.
‘Ya ampun aku sampai lupa kopi nya! Kira-kira seperti apa ya wajah pimpinan baru kami!’
*
*
“Pak de Raka?” Rafa dan Rafi mengerutkan kening nya saat Ummi nya memperkenalkan mereka pada Raka. Tentu mereka tidak kenal, karena sejak mereka lahir, Raka sama sekali tak pernahmuncul dihadapan mereka berdua.
“Iya sayang, Pak de Raka ini kakak kandung ummi, selama ini pakde gak disini.. Ummi pernah cerita kan, kalau pakde ada di Singapura,” jawab Alin dengan hati-hati , Rafa dan Rafi sudah remaja.. tentu mereka sudah mengerti yang dikatakan ummi nya.
Raka berjongkok dihadapan kedua ponakannya.
“Hai boy.. maaf ya pakde gak pernah jengukin kalian berdua, pakde lagi urus aset-aset opa disana, tapi mulai saat ini pakde bakal tinggal disini.. nemenin kalian, gimana?” sambung Raka. Rasa bersalah nya kian bertambah begitu melihat si kembar tumbuh menjadi laki-laki yang baik akhlak nya. Ternyata adiknya mendidik mereka berdua dengan bagus.
“Beneran pakde? Bagus dong ummi ada temen.. Soal nya Abi selalu buat ummi nangis, Rafa gak suka!” Raka melirik ke Alin yang mulai salah tingkah. Tatapan kakak nya begitu tajam sampai terasa di relung hati.
“Iya Rafi juga gak suka, sejak Tante Renata datang, hidup kami jadi baik-baik aja tanpa Abi!” sahut Rafi yang juga ikut memberi pendapat.
“Husst, kalian gak boleh bicara seperti itu.. Seburuk apapun perilaku Abi, beliau tetap Ayah kalian.. Ummi gak suka kalau kalian bicara begitu untuk Abi kalian.. mengerti?”
Rafa dan Rafi mengangguk meski seperti nya mereka sangat berat hati.
“Pakde disini sebagai pengganti dari opa, jadi pakde janji untuk melindungi kalian semua.. lindungi ummi juga jagoan-jagoan pakde ya, Sekarang kalian masuk kamar dulu ya.. Maghrib nanti kita shalat di mesjid Deket sini, mau?”
“Oke pakde..” Rafa dan Rafi memasuki kamar mereka. Setelah nya Raka langsung menyuruh Alin untuk duduk diruang tamu.
“Alin, Dery tak pernah kasar pada mu kan? Kejahatannya hanya sebatas perselingkuhan saja kan?” tanya Raka dengan penuh selidik.
Alin bingung harus jawab apa, baginya Dery hanya masa lalu. Terlepas apa yang pernah dia lakukan pada dirinya. Tapi Dery tetaplah Ayah bagi anak-anak nya.
“Sudahlah kak, bisakah kita tidak membahas mas Dery? Rasanya masih begitu sakit,” jawab Alin pelan..memang begitulah keadaannya, lunak yang ditimbulkan mantan suami nya begitu dalam, bahkan menjelang akhir, Dery sampai tega menampar diri nya.
“Maaf, harusnya sejak dulu kakak berada disini menemani kamu.. sebagai pengganti orang tua kita!” Raka menangkupkan tangan ke wajahnya. Raka masih cukup tampan. Kulit yang putih bersih, alis yang tebal serta bibir tipis dan hidung yang lumayan mancung itu mengusap kasar rambutnya.
“Semua sudah bagian dari takdir kak, jika kakak bertanya apa aku menyesal mencintai mas Dery, tentu aku akan menjawab tidak! Dia kebahagiaan ku selama 15 tahun ini.. Aku kira kapal ku akan berlayar dengan selamat, dugaan ku salah! Badai besar justru menghantam kami, sampai aku tidak bisa bertahan,” suara Alin tercekat di tenggorokan. Sesak, itulah yang saat ini ia rasakan.
tp skrng, aku SDH melepasknnya krna TDK mau terus2san menahan sakit. krna sama sj dgn membunuh diri kita sndri secara perlahan😌