Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.
'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'
Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!
Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPG-22
Kain kasa yang kini melekat pada ibu jari kaki nampak membuat pergerakan Hana sedikit terganggu, ia kini lebih memilih untuk tak mengenakan kaos kaki meskipun cuaca dingin tampak mengusik.
Denting jam yang menunjukkan pukul 20.06 membuat Hana melayangkan tatapan pada pintu apartemen.
Apa Tuan Edward tak akan datang malam ini?
"Astaga, Hana! apa yang kau pikirkan? ingatlah dia bukan milikmu!" Hana berucap lirih sebelum akhirnya tertunduk dengan wajah sendu.
Tak berselang lama bel pintu apartemen pun terdengar nyaring berbunyi bahkan hingga berkali-kali.
Siapa?
Hana melangkah ragu, namun ia akhirnya memberanikan diri untuk membuka pintu.
"Apa ini tempat persembunyian dari seorang wanita jalang simpanan?"
Suara menggelegar dari sosok asing yang berdiri di hadapannya seketika membuat Hana terkejut.
"A-apa? siapa kalian?" Hana berucap terbata saat beberapa orang dengan pakaian serba hitam kini memaksa dan menerobos masuk ke dalam ruangan.
"Siapa kami? itu tidak lah penting!" salah satu dari orang asing itu tampak mencolek dagu Hana sebelum akhirnya kembali berucap tegas "lakukan sesuai rencana!"
Braaaagghh!!!
"Tempat ini terlalu rapi untuk seorang kriminal!"
Beberapa alas kaki yang semula berjejer rapi pun akhirnya berceceran saat beberapa orang dengan sengaja menendang bahkan mengayunkan tongkat dengan kasar.
Praaaang,
"Saya mohon hentikan!" Hana berteriak panik saat dua orang perusuh lain menyambangi area dapur juga meja makan,
"Apa katamu?" orang bertubuh tinggi besar itu pun berbalik menghampiri bahkan mencengkeram dagu Hana.
"Bukankah dirimu juga suka merusak keindahan pada kebahagiaan orang lain? orang itu berantakan! dan tempat ini! tempat ini akan jauh lebih berantakan daripada hatinya! apa kau mengerti wanita sialan?"
Hana tersungkur, ia kembali berteriak tertahan karena ibu jarinya yang terluka membentur dinding ruangan.
Tuhan, tolong diriku! aku takut!
Segala kegaduhan dari suara vas juga piring yang berjatuhan semakin membuat Hana ketakutan, ia tampak menutup rapat telinga sembari memejamkan mata.
"Ini peringatan untuk mu! jika kau tak ingin dirimu yang kami rusak! maka menjauh lah dari Tuan Edward!"
Tuan Edward? siapa mereka sebenarnya, Tuhan?
Plaaaakk,
"Ini hanyalah awal dari sedikit peringatan untuk mu! apa kau mengerti?"
Wajah Hana tertoleh, sudut bibirnya bahkan berdarah karena harus mendapati perlakuan kasar dari tangan salah satu perusuh sebelum akhirnya mereka meninggalkan apartemen.
****
Langkah kaki seseorang kembali terdengar, namun Hana masih tak bergeming dari tempatnya, ia terus memeluk kedua kaki dengan derai air mata yang masih turun tanpa henti.
"Hana! apa yang terjadi? ada apa denganmu? kenapa semua berantakan seperti ini?" Edward memperhatikan sekeliling ruangan sebelum akhirnya berlutut sembari memperhatikan wajah sang kekasih gelap.
"Hana ..., kau menangis? apa yang terjadi? kau terluka?" berbagai pertanyaan dari lisan Edward seketika terlontar, pria itu juga nampak panik karena Hana masih saja diam tak bergeming.
"Lihatlah diriku, sweetheart! aku disini! aku disini, Hana! " Edward menepuk perlahan pipi Hana yang masih setia dengan tatapan kosong dihadapan nya.
"Tuan? mereka menerobos masuk dan ingin menghancurkan tempat ini! saya-, saya takut!"
"Apa? siapa yang kau maksud, Hana? apa kau mengenal mereka? katakan padaku, sweetheart!"
Hana menggeleng lemah,
"Saya tidak tahu, sungguh! saya tidak tahu apapun,"
Alis Edward pun menukik tajam, tubuh Hana yang masih terlihat gemetar seketika membuat pria itu mendekap gadis yang kini telah menjadi penguasa relung hatinya.
Siapa yang tega melakukan semua ini pada Hana? aku tahu betul siapa Hana, dia bahkan tak memiliki musuh! apa mungkin-,
Lihat saja! jika memang benar dirimu yang berada dibalik semua kejadian ini, aku tak akan pernah mengampuni mu, Bertha!
Edward terus membelai surai Hana, pria itu akhirnya mengangkat tubuh sang kekasih bayaran menuju hypercar miliknya.
