Sungguh Yara tidak pernah menyangka jalan hidupnya akan seperti ini. Nikah kontrak dengan pria asing demi biaya operasi Adiknya.
Sementara itu Farrel masih mengutuk dirinya sendiri mengapa bisa jatuh cinta kepada Wanda. Gadis yang selama bertahun-tahun ini mengisi hari-harinya. Hanya karena Wanda adalah cinta pertamanya dan Farrel pernah berjanji untuk menikahi Wanda.
Dan di hari pernikahan Farrel dan Yara, kekasihnya Wanda kembali.
Apa yang akan terjadi? Apakah Farrel benar-benar kembali kepada kekasihnya? Atau kah Farrel tetap bersama Yara?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Kembalinya Kepingan Ingatan
Lagi-lagi Farrel mencumbui Yara. Meninggalkan jejak merah dimana-mana. Entah kekuatan dari mana Farrel begitu aktif, Yara tidak sanggup mengimbangi pergerakan Farrel. Yara hanya bisa pasrah dan menikmati sensasi getaran listrik yang mengalir di dalam tubuhnya.
"Terima kasih sayang," Farrel memeluk erat Yara.
"Suamiku, aku cape mau istirahat," kata Yara.
"Iya, tunggu aku mandikan."
"Eeettss, aku bisa mandi sendiri. Yang ada nanti 'junior' mau minta lagi," tolak Yara.
"Ha ha ha. 'Si Jun' sudah lelah. Sini aku mandikan." Farrel dengan lembut memandikan Yara.
Yara merasakan kasih sayang dari suaminya. Farrel memanjakan Yara, mengusap lembut tubuh Yara dengan sabun walaupun dengan sentuhan-sentuhan nakalnya. Memberikan shampo ke rambut Yara. Sungguh pasangan pengantin baru yang bahagia.
Yara tertidur lelap. Farrel memandangi Yara dengan penuh cinta. Sesekali Farrel mengecup lembut kening dan bibir Yara. Yara kehabisan tenaga setelah ditembaki Farrel dengan peluru airnya. Farrel pun tidur sambil memeluk Yara.
* Di rumah sakit Kota A
Wanda mengamuk, melempar gelas dan benda-benda yang ada di dekatnya. Wanda mencari keberadaan Farrel. Dokter Ozil menenangkan Wanda. Dokter Ozil bertanya apa alasan Wanda mencari Farrel. Apakah Wanda mencintai Farrel?
Setelah Dokter Ozil berhasil membuat tenang Wanda, Wanda mencoba menceritakan semua masalah hidupnya kepada Dokter Ozil. Wanda sama sekali tidak menyukai Farrel karena Farrel sering mengejarnya. Wanda terpaksa menggunakan Farrel untuk mendapatkan uang darinya. Dan uang yang didapatnya dari Farrel diberikan kepada papanya.
Papa Wanda selalu meminta uang dari Wanda. Dan papa Wanda mencari tahu tentang Farrel. Dari situlah papa Wanda selalu meminta sejumlah uang kepada Wanda. Dan jika Wanda tidak memberikan uang tersebut, papa Wanda selalu melakukan sesuatu yang membuat Wanda tidak bisa menguasai dirinya. Entah apa itu yang jelas setelah sadar Wanda selalu berada di runah sakit bersama Farrel.
Dokter Ozil meminta Wanda berbaring di hospital bed. Dokter Ozil perlahan membuat Wanda rileks dan dalam sekejap Wanda terlelap masuk ke dalam alam bawah sadarnya.
Wanda menceritakan apa yang dilihatnya di alam bawah sadarnya. Wanda kembali ke masa kecilnya. Papanya Wanda melotot ke arah Wanda sambil memegang pundaknya. Wanda melihat papanya mengucap sesuatu tapi Wanda tidak tahu apa yang papanya ucapkan.
Wanda berpaling ke arah kiri di sana Wanda melihat mamanya telungkup di atas tanah tidak bergerak sama sekali. Dan Wanda menoleh ke arah belakangnya. Wanda melihat papanya melotot dan memegang pundak seorang anak perempuan. Papanya membisikkan sesuatu.
Setelah dibisiki papanya Wanda, anak perempuan itu berjalan jauh. Wanda saat itu hanya bisa diam. Di alam bawah sadarnya, Wanda penasaran dengan anak perempuan itu. Dia mengikuti dari belakang. Ternyata di belakang anak perempuan itu ada seorang anak laki-laki yang berteriak-teriak memanggilnya. Anak perempuan itu tenggelam di dalam sungai dan anak laki-laki itu ikut masuk ke dalam sungai.
"Apakah kamu mengenali anak laki-laki dan perempuan itu?" tanya Dokter Ozil.
"Tidak begitu jelas," jawab Wanda.
"Coba mundur perlahan-lahan. Apa kamu mengenali mereka?"
Wanda perlahan mundur ke belakang, kembali mengulang ingatan. Wanda memperhatikan wajah anak perempuan itu. Wajahnya mirip dengannya. Dan anak laki-laki itu adalah Farrel. Wanda mengenali Farrel. Tapi tidak dengan anak perempuan itu.
"Dan mengapa Papamu membisikkan sesuatu kepada gadis perempuan itu?" Dokter Ozil mencari tahu lebih dalam.
"Anak perempuan itu memberitahu ku keberadaan Mama yang lama menghilang di pesta ulang tahun. Setelah kami menemukan Mama di taman, Mama dalam posisi telungkup di atas tanah tidak bergerak. Hanya Papa yang ada di sana." Wanda memegang kepalanya yamg mulai terasa sakit.
"Wanda, dalam hitungan ketiga kamu akan sadar kembali. 1 ... 2 ... 3." Dokter Ozil menjentikkan jarinya.
Wanda tersadar sambil memegang kepalanya. Dokter Ozil menyarankan agar Wanda beristirahat di dalam kamarnya. Wanda mengikuti saran Dokter Ozil, Wanda tertidur nyenyak setelah meminum obat.
Dokter Ozil menghubungi Farrel dan menceritakan semua yang diceritakan Wanda. Farrel menanyakan alasan papa Wanda melakukan itu kepada Yara dan Wanda. Dokter Ozil belum menemukan jawabannya. Dokter Ozil akan terus mencari tahu.
Farrel terdiam dan mencoba menghubungi Naldo. Naldo yang mendapat telepon dari Farrel segera menjawab panggilannya.
"Farrel, kurang ajar! Kamu menikung ku dari belakang! Kamu menikahi Yara!" Naldo terdengar sangat kesal.
"Maaf Naldo, kami dipaksa menikah, karena ...." Farrel menggantung kalimatnya.
"Karena apa!" Naldo makin kesal.
"Karena Yara sudah merampas keperjakaan ku. Kalo tidak percaya aku punya buktinya."
"Farrel, cukup!" Naldo melempar gelas yang ada di tangannya ke dinding.
Bunyi pecahan kaca terdengar jelas di telinga Farrel. Farrel tersenyum puas, Naldo berhasil dibuatnya kesal.
"Naldo, ada hal penting yang ingin aku bagi padamu," kata Farrel.
"Apa itu?" Naldo masih dengan nada penuh emosi.
Farrel menceritakan semuanya kepada Farrel yang dia dapatkan dari Dokter Ozil.
"Jadi apa benar yang membunuh Mamanya Wanda adalah Papanya?" tanya Naldo.
"Pihak kepolisian telah memeriksa Papanya Wanda dan terbukti bukan dia pelakunya," jawab Farrel.
"Bukan dia?" Naldo mengerutkan keningnya.
"Iya. Pihak kepolisian masih menyelidikinya," ujar Farrel.
"Apa tujuannya menghipnotis Yara dan Wanda?" Naldo semakin tidak mengerti.
"Apa mungkin untuk menutupi kejahatannya, Papa Wanda tidak ingin ada saksi. Dia ingin membunuh Yara, karena Yara adalah saksi di malam itu." Farrel mengepalkan kedua tangannya.
"Bisa jadi demikian. Dan Papa Wanda selama ini tahu keberadaan Yara. Yara dalam bahaya. Farrel aku akan mencari informasi tentang Papanya Wanda. Aku tutup dulu." Naldo mematikan panggilan.
Apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa dengan Papanya Wanda. Mengapa dia mengejar Yara? Apakah benar Yara adalah saksi pembunuhan Mamanya Wanda? Apakah ada kaitannya dengan Yara yang mencoba bunuh diri di jalan raya? Dua kali Yara mencoba melakukan bunuh diri, batin Farrel.
"Tolongggggggg!" teriak Yara.
Farrel dari balkon kamarnya berlari masuk ke dalam kamar. Yara mengingau, tangan dan kakinya seolah menangkis dan menendang ke udara.
"Sayang, sayang, bangun." Farrel menepuk pipi Yara.
Yara membuka matanya dan langsung memeluk Farrel. Keringat dingin mulai membanjiri wajahnya, nafasnya tersengal, jantungnya berdetak sangat kencang. Farrel mengambil segelas air yang ada di meja nakas dan meminumkannya kepada Yara.
"Sayang minum ini. Ambil nafas yang panjang, buang perlahan. Ulangi." Farrel mengelap keringat dingin Yara dengan tisu.
"Tenang sayang, jangan takut, ada aku di sini." Farrel mengecup kening Yara dan dengan erat memasukkannya ke dalam dada bidangnya.
"Sayang, aku mengingatnya, dengan jelas aku mengingatnya," kata Yara.
"Apa itu?" Farrel menatap ke arah Yara.
"Apakah kamu masih ingat rumah angker yang pernah kita datangi?" Yara mencoba mengingatkan Farrel.
"Iya. Ada apa dengan rumah itu?" tanya Farrel.
"Aku melihat Wanda dipukuli di rumah itu sampai pingsan."
"Apa? Oleh siapa?" mata Farrel terbuka lebar dan mulutnya menganga.
"Pria dewasa seusia Ayah dengan luka di pipinya." Jawab Yara.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
banyak cerita yang penuh kosakata yg belak belok panjang per episode nya
1. Cintaku Karena Kentut.
2. KESAKITANKU.
3. Gadis Pilihan.
4. KEMBARAN GHAIB.
5. Halu World.
6. RAPUH.
Terima kasih 🙏