ini karya saya yang di akun Afi Nala, saya pindah disini cerita nya.
.
.
kisah seorang gadis yang dijodohkan dengan seorang dokter
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sea Moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3×5
Saat berada di mobil Farzan pun berbicara
"Al" panggilnya
"hmm" dehem Alby
"si Dhifa kenapa ditinggal di rumah sendirian." tanya Farzan membuat Alby menepuk jidatnya seketika.
"yaampun kenapa bisa lupa coba, ini semua gara gara kamu Fauzan Aishakar" ucap Alby membuat Fauzan seketika melotot dibuatnya.
"enak saja, kenapa malah jadi aku yang kena. Itu salah Abang sendiri lah yang pelupa, maklumi saja lah ya, kan Abang sudah tua mana punya bini ditinggalin Mulu pula." ucap Fauzan membuat Alby mencebik kesal.
"diem deh" ucap Farzan
"yaampun bang, orang bicara kok disuruh diem." ucap Fauzan
Farzan langsung menatap tajam adiknya tersebut, membuat adik nya bungkam seketika.
"kalian ini ya, sehari nggak bertengkar, apa nggak bisa gitu." ucap alby sambil menggeleng kan kepala tak habis fikir dengan dua bersaudara itu yang jika bertemu pasti ada saja yang diributkan.
"nggak" jawab mereka dengan begitu kompaknya.
"kalian ini seperti singa dan hyena saja, gak pernah bisa akur gitu." ucap Alby
(maaf ya saya lupa tulisan untuk hewan hyena itu bagaimana. Jika salah mohon maaf ya.)
"lha kok jadi singa dan hyena bang, bukannya kucing dan tikus ya yang benar itu" ucap Fauzan dengan heran nya, kala mendengar perkataan Alby
"ini perumpamaan terupdate dari si jenius Alby" ucap Alby yang mulai membanggakan dirinya sendiri
'dihh sudah ketularan virus narsis nya nih bocah ternyata ' batin Farzan
"cihh, kepedean sekali dirimu bang, jenius apa apaan. Orang pintar pas pas an gitu aja sampai membanggakan diri." cibir Fauzan
Farzan geleng geleng kepala mendengar perkataan adiknya yang menurut nya begitu sinis.
"kau pasti iri dengan kepintaran ku ini kan, mangkannya kau begitu sinis begitu mendengar aku yang membanggakan diriku." ucap Alby yang kini malah menatap sinis adik sepupu nya itu.
seketika Farzan memijat pelipisnya yang berdenyut akibat mendengar perdebatan mereka berdua yang mungkin saja akan panjang.
"siapa juga yang iri, jangan geer ya situ" ucap Farzan yang tak kalah sinis nya dengan Alby
"apa namanya jika bukan iri" ucap Alby kembali yang masih saja meladeni perkataan Fauzan
"dibilang aku nggak iri juga, bang Alby jangan ngotot gitu dong" ucap Fauzan dengan raut kesal nya karena ulah Abang sepupu nya itu.
"baiklah baiklah, aku mengalah dengan anak kecil, nanti kalo ku teruskan malah nangis kamu dan ngadu ke mami papi" ucap Alby membuat Fauzan melotot seketika.
"aku bukan anak kecil bang, aku udah dewasa, usiaku 26 tahun lho." protes Fauzan
"siapa memang yang bilang usiamu 2 tahun 6 bulan" ucap Alby yang semakin membuat Fauzan kesal
"udah dek, nggak usah di ladenin dek, bisa gila kamu lama lama kalo meladeni dirinya yang tidak ingin kalah bicara. Semua yang dikatakan nya malah membuatmu berfikir keras. Ingat dia itu Abang mu juga, si dokter muda yang begitu narsis" ucap Farzan membuat Alby menatapnya malas kala mendengar nya.
'sejak kapan sih bang Farzan jadi banyak omong begini, biasnya juga irit banget kali bicara. Lha ini dia bicara panjang lebar. Bang Alby juga sama, tidak biasnya dia begitu cerewet, biasanya saja sebelas dua belas dengan bang farzan.' batin Fauzan yang menatap kedua Abang nya itu.
.
.
.
.
Dibuat: 22 Juni 2020
Dipublikasi: 16 April 2024
.
.
.
.
