Saat engkau berjanji itu mungkin sesuatu hal yang ingin engkau tepati, tapi sering kali tak bisa engkau sadari bahwa sebuah janji bisa saja engkau ingkari.
Seseorang memegang janji mu, tapi dia merasa kecewa dan sakit hati bila semua janji manismu hanyalah palsu belaka.
Wanita mana yang bisa merelekan kekasihnya untuk orang lain?
Kisah cinta Juna dan Nara yang menjalani hubungan jarak jauh demi sebuah cita-cita dan kesuksesan.
Siapakah yang bertahan menjalani?
Dan bagaimana kisah mereka, apakah cinta keduanya akan bersatu?
Yang penasaran dengan kisahnya
jangan lupa mampir yah teman-teman, ikuti dan jangan lupa dukungannya!
😘😘😘😘😘
***
Salam santuy dari Author; Gadis Nias
🌺🌺🌺🌺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Nias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menanti Janji eps. 15_ Aku mau melamarmu
***
"Aaaa Juna, kamu udah pulang!!!"
Dan benar saja, gadis itu berteriak histeris. Dia bahagia bukan main, tanpa ragu-ragu dia berlari berhamburan memeluk tubuh sang kekasih.
"Sayang, kamu kok gak ngabarin klo mau pulang? Tadikan bisa aku jemput dibandara, hem kesal!"
Astaga, baru juga ketemu sudah mengoceh dan menyalahkan kekasihnya. Ahh dasar betina! Apa-apa semua salah, diberi kejutan aja dianggap salah. Huh!
"Iyah aku minta maaf dong, aku sengaja gak ngabarin biar jadi suprise!" sahut Juna tersenyum gemes, dia memeluk erat tubuh Nara juga mencium pucuk kepala gadis itu. Hem senang banget, akhirnya rindu terobati. "Ih gak lucu, dikit-dikit dibuat suprise!" tuh kan gadis itu ngambek, bukan dia senang pacarnya sudah pulang malah marah gak jelas! Dia melerai pelukan mereka sambil mengerucutkan bibirnya.
"Loh kok pelukannya dilepas? Aku masih gak puas, rinduku baru setengah terobati," kata Juna malah menggoda, dia mencolek pipi manis itu lalu mengecupnya sangat pelan.
Cup!
"Kamu makin gemes klo lagi ngambek, bikin aku gak tahan!!!" astaga, Nara jadi merinding sendiri. Pria itu benar-benar menggodanya sekarang. Dia mencium bahkan berbisik dengan kata mematikan, oh tidak hati Nara meleleh bang! " Please jangan mesyum!" Nara mendorong pelan bibir pria itu, rasanya dia geli dibisik-bisikin kayak gitu. Jantungnya sudah mulai copot sekarang, getarannya semakin kuat!
"Makanya jangan menggodaku," ucapnya sambil tersenyum cekikikan, berada disamping Nara rasanya adem banget. Rindu yang selama ini dia pendam kini terobati. "Aku gak lagi menggoda kok, kamu tau aku lagi ngambek hem?" balas Nara masih pura-pura marah, dia menjewer telinga pria itu padahal dalam hati dia sudah sangat senang bukan main.
Hari ini adalah hari paling bahagia untuk mereka berdua. Kini, sepasang kekasih itu bertemu kembali setelah tiga tahun lebih menjalani hubungan jarak jauh. Banyak yang telah mereka lalui, pahit manis nya telah dirasakan. Untuk mempertahankan hubungan mereka sampai di titik ini, benar-benar tidak segampang yang telah mereka bayangkan.
"Yah, ayah kemari sebentar!!!" seru ibu Dini yang terlihat heboh sendiri, kedatangan Juna pun membuatnya ikut bahagia. Dia yang tidak sabar segera mencari keberadaan ayah Niko. "Apa sih bu, kamu kok seperti lagi dapat sembako? Heboh banget!" sahut ayah Niko, padahal lagi santai-santainya dia ditaman belakang malah diganggu. "Hais kamu ini! Itu loh Juna udah pulang. Sekarang dia lagi bertamu dirumah kita, ayo gih samperin!!!" balas ibu Dini kembali, segera dia menarik tangan suaminya untuk masuk kedalam rumah.
"Ah apa sih bu, yang benar aja deh! Ya udah gih jangan tarik-tarik gitu, santai aja napa!!!" bukannya dia galak sih sebenarnya, ayah Niko cuman heran saja melihat tingkah istrinya. Aneh tau! Biasanya ibu Dini kalem banget gak seheboh kayak gini.
Ibu Dini terdiam sebentar sambil membuang nafasnya kasar, susah banget sih jadi orang. Sudah seheboh ini eh si suami malah biasa saja, ah dasar laki-laki gak peka, kesal ih!
Hem ya sudah baik lah, ayah Niko mengiyakan ajakan istrinya. Tapi sorry ye dia gak mau heboh kayak ibu Dini, dia harus cool and enjoy biar kelihatan kayak bapak-bapak gaul yang masih punya jiwa muda. Oh oke lah, gas keun ayah Niko!
"Eh om, apa kabar?" sapa Juna sedikit tersentak, dia berdiri dari duduknya sambil tersenyum kikuk. Dia jadi grogi tuh, kira-kira tadi ayah Niko lihat gak yah pas cium Nara? Haduh, untung gak lagi ci pok-ci pok kan bisa-bisa dia dihajar habis-habis tuh sama ayah super cool itu. Huh!
"Hem kabar baik," sahut ayah Niko, sambil menyambut uluran tangan Juna padanya. "Oh syukur deh om, hehe!" haduh sumpah Juna gugup sekali dia jadi gelisah sendiri, lantaran om Niko sangat cuek padanya. Kenapa sih orang itu, apa gak suka sama Juna?
"Jadi sejak kapan kamu pulang, apa kamu sudah selesai wisuda?" tanya ayah Niko, dia terlihat biasa saja malah menganggap Juna tidak terlalu penting disana. "Baru pulang hari ini om, kebetulan minggu lalu aku selesai wisuda," jawab Juna, pria itu terlihat menyedihkan. Dia sedang berbicara malah tidak dihiraukan oleh ayah Niko, hais nyebelin banget!
Diantara mereka, Nara yang jadi tidak enak hati. Merasa kasihan kepada kekasihnya itu, kok tega banget sih ayahnya memperlakukan pacarnya seperti itu? Belagu banget sih adi orang, huft!!
"Oh gitu, baiklah mungkin kamu masih ingat janji mu di beberapa tahun lalu. Jadi, kapan kamu menepatinya?" astaga ayah Niko menagih janji Juna? Please deh om memori mu kuat banget! Nara sampai melotot menatap ayahnya, pertanyaan macam apa itu?
Ibu Dini yang juga mendengar percakapan ini merasa malu sendiri mendengar pertanyaan suaminya, aneh kok mendadak galak gini sih ayah Niko?
"Ehm, gini om sebenarnya tujuanku kesini emang mau menyampaikan klo aku dan keluargaku akan berkunjung kesini besok lusa mau melamar Nara. Jadi, om jangan khawatir janjiku masih ku ingat!" ucap Juna panjang lebar.
Pria itu memang bertujuan seperti yang sedang dia utarakan kepada ayah Niko. Jadi apa pun yang dia ucapkan seratus persen emang sudah direncanakannya.
Ayah Niko mengangguk, ucapan seperti ini sangat berkenan dalam hatinya. Jadi, dia menilai Juna bisa dipercayai. Mudah-mudahan pria itu tidak hanya pandai mengatakan janji setidaknya dia harus menepati. Baiklah, ayah Niko akan menunggu orang tua Juna lusa depan!
Setelah berakhir obrolan menegangkan itu, kini Juna dan Nara tengah berduaan diruang tamu sekarang. Kedua orang tua Nara masih mengerti tentang hal ini, mereka juga pernah mudah. Jadi biarlah Nara menikmati juga masa-masa mudanya bersama sang kekasih.
"Sayang!"
"Hem?"
"Kamu serius mau melamar aku?"
"Yah tentu, gak mungkin aku menipu ayahmu yang galak itu,"
"Hais, asalkan iyah aja!"
Entah kenapa hati Nara semakin sumringah sekarang, dia merasa sangat di spesialkan oleh Juna. Pria itu pulang tidak mengabari, dan tiba-tiba aja udah datang mau melamar Nara. Uh, mimpi apa gadis itu semalam? Gak nyangka hari ini dia mendapat kebahagiaan yang berkali-kali lipat.
"Aku serius kok sayang, udah lah gak usah bahas terus. Mending sekarang kita habiskan waktu untuk bermanja-manja dulu, aku kangen tau pengen peluk-peluk!" ucap Juna.
Otak pria itu malah ngeles saat berdua seperti ini kepada Nara. Pikirannya kemana-mana, ingin sekali mencicipi lebih lama bibir manis gadis itu.
"Ih ini sih namanya mesyum, sabar gih katanya juga mau melamar aku?" sahut Nara jadi kesal sendiri, dia menjambak rambut pria itu dengan gemes dan..
Akhirnya Kedua pasangan itu saling bercanda, bermain, dan tertawa bersama hitung-hitung buat hilangi rindu yang sudah menggebu-gebu dalam beberapa tahun ini.
***
BERSAMBUNG...