Alice Catlyn, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran ejekan perundungan di sekolah, menemukan pelipur lara dalam sosok seseorang yang selalu hadir untuknya. ketulusan dan kepedulian orang itu membuat Alice diam-diam jatuh cinta. Namun perasaannya tetap tersimpan rapat, tak pernah di ungkapkan.
beberapa tahun kemudian, Alice berubah menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Di tengah kehidupannya yang baru, ia bertemu dengan seorang pria berhati dingin dan penuh misteri. tatapan tajam dan wajah datar pria itu tak mampu menyembunyikan cinta mendalam yang ia rasakan untuk Alice
Kemanakah hati Alice akan berlabuh? kepada seseorang yang dicintainya atau seseorang yang mencintainya?
Ikuti perjalanan cinta Alice yang penuh dengan Lika liku, dalam"Cinta Terakhir Alice". sebuah kisah yang menyentuh hati tentang pilihan dan takdir cinta.
Note: kisah ini terbagi menjadi 2 season, season pertama di masa sekolah SMA dan season kedua di masa dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nda apri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menerima kenyataan
Di sebuah kamar mewah yang dipenuhi ornamen elegan, Papah Erlangga duduk bersandar di atas ranjang besar dengan headboard berlapis kulit.
Alice, dengan sabar, membantu Papahnya meminum obat. Pria paruh baya itu terlihat lelah, tubuhnya sedikit lunglai, menandakan bahwa ia sedang tidak dalam kondisi terbaiknya.
Setelah memastikan bahwa obatnya sudah diminum semua, Alice meletakkan gelasnya di meja kecil samping ranjang.
"Sekarang papah sudah bisa beristirahat."ujar Alice
"Terimakasih nak, kemarilah papah ingin mengobrol sebentar denganmu."
Alice segera mendekat, merebahkan sebagian tubuhnya memeluk Erlangga yang sedang bersandar di ujung ranjang.
Erlangga mengelus pelan kepala putrinya, sentuhan penuh kasih yang selalu menenangkan hati Alice sejak kecil."Bagaimana harimu selama papah sibuk bekerja di luar kota?"
Alice tidak segera menjawab, dia menenggelamkan wajahnya dalam pelukan papahnya. tubuhnya sedikit bergetar saat mengingat apa yang sempat di alaminya.
Erlangga bisa merasakan getaran halus dari tubuh putrinya yang memeluknya erat."ada apa Ale?apakah ada sesuatu yang telah terjadi? katakanlah."
Alice mendongak dan berusaha tersenyum, matanya bertemu dengan tatapan khawatir Erlangga. "tidak terjadi apapun, semuanya berjalan seperti biasanya."
Melihat senyuman Alice, Erlangga mulai sedikit tenang."Baiklah nak."
"oh ya bolehkah papah mendengar cerita tentang teman-temanmu, selama ini sepertinya kamu tidak pernah bercerita tentang mereka."ujar Erlangga yang sepertinya ingin menghabiskan waktunya untuk mengobrol lebih jauh dengan putri kesayangannya.
"Mereka semua adalah teman yang baik." Alice mulai menceritakan semua tentang teman-temannya meskipun dengan kebohongan.
Erlangga mendengarkan dengan penuh perhatian, tak menyadari bahwa Alice menyembunyikan banyak hal.
"Lalu bagaimana dengan kisah cintamu? apakah belum ada seseorang yang membuatmu merasakan jatuh cinta?"tanya Erlangga tiba-tiba
Alice terdiam beberapa saat, pikirannya jatuh kepada seseorang. namanya sudah terlukis indah di dalam hatinya.
"Tidak ada pah." Alice menggeleng pelan, menyembunyikannya dari papahnya sendiri
"oh ya benarkah?"tanya Erlangga dibalas anggukan oleh Alice
"Mengapa tiba-tiba, papah bertanya seperti itu?"tanya Alice lembut
"Tidak apa-apa, setiap orang tua pasti ingin tahu tentang kisah cinta putrinya. Papah hanya penasaran," jawab Erlangga dengan senyum lembut, tangannya masih mengelus kepala Alice
"Ale, asalkan kamu tahu nak. papah selalu berdoa agar kelak kamu akan menemukan seseorang yang sangat mencintaimu. dia akan membuatmu merasakan cinta yang tulus dan penuh kasih sayang, dia tidak akan membuatmu merasakan kesengsaraan dalam cinta. dia akan selalu ada untukmu, apapun yang terjadi."
Alice termenung mendengar penuturan Erlangga, apakah dia bisa mendapatkan itu semua dari diri Danzel?Jawabannya sudah jelas tidak. Danzel mencintai orang lain, dan pasti semua perhatian serta kasih sayangnya akan diberikan kepada orang itu
"S-suatu saat aku pasti akan menemukan seseorang itu."jawab Alice dengan suara lirih, meski tak sepenuhnya yakin.
"Mengapa harus suatu saat? papah berharap kamu akan menemukannya sekarang. karena papah khawatir nanti tidak ada yang bisa menjagamu."
Alice mengernyit."tidak perlu terburu-buru, papah kan masih ada bersamaku, itu tandanya papah lah yang akan menjagaku."
Erlangga tersenyum kecil."papah sangat menyayangimu Alice, apapun yang akan terjadi di masa depan, kamu harus siap menghadapinya."
Alice hanya terdiam dan memeluk erat Erlangga. Setelah beberapa saat, rasa kantuk membawa Alice ke alam mimpi, tertidur dalam pelukan papahnya yang selalu menjadi tempat paling aman baginya.
**
Pagi hari,
Alice berjalan perlahan memasuki gerbang sekolah, langkahnya terasa berat. Biasanya, ada Danzel yang akan menyapanya dengan senyuman dan berjalan bersamanya menuju kelas. Namun, beberapa hari terakhir ini, bayangan Danzel di sisinya seolah menghilang begitu saja.
Saat tengah melamun, Alice tiba-tiba melihat sosok Danzel. Namun, kali ini dia tak sendirian. Danzel terlihat berjalan di samping Rachel, wajahnya dipenuhi tawa, senyum bahagia menghiasi bibirnya.
Mereka terlihat sangat asyik mengobrol satu sama lain. Danzel bahkan tak menoleh sedikit pun, seolah tak menyadari kehadiran Alice di dekatnya.Hati Alice seakan mencelus, tapi dia tidak bisa memalingkan tatapannya. Sakit yang begitu perih menggerogoti hatinya.
Rachel, yang menyadari keberadaan Alice, tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia melirik Alice dengan pandangan sinis, bibirnya melengkung dalam senyum penuh kemenangan. Sengaja, Rachel menggenggam tangan Danzel lebih erat, lalu bersandar di bahunya, memperlihatkan betapa romantisnya mereka.
"Hai Alice...."sapa Rey tiba-tiba hingga membuat Alice terkejut
Rey sedikit tertawa kecil."Maaf membuatmu terkejut."
Alice tersenyum setelah menyadari keberadaan Rey. "Tidak apa-apa."
"kau baik-baik saja hari ini?"tanya Rey
"y-ya tentu aku baik, memangnya kenapa?"balas Alice mencoba tegar
"Aku tahu kau sedang sedih."
Sedari tadi, Rey sudah memperhatikan Alice dan melihat bagaimana ekspresinya berubah ketika Danzel dan Rachel lewat. Rey tahu Alice terluka Bahkan, Rey juga merasakan perubahan Danzel yang semakin menjauh dari Alice.
"T-tidak... Aku..." Alice berusaha menutupi perasaannya, tapi
"Maafkan aku, Alice," potong Rey tiba-tiba, nadanya penuh penyesalan.
Alice mengernyit, kebingungan. "Maaf? Untuk apa?"
"Kesedihanmu ini, berawal dari sesuatu yang aku dan teman-teman lakukan. Kita membuat Rachel merasa cemas tentang dirimu. Kita yang memanfaatkan rasa tidak amannya untuk membuatnya lebih mengendalikan Danzel. Dan kini, semuanya sudah menjadi seperti ini... Danzel berubah karena pengaruh Rachel."
Alice tersenyum menerima kenyataan itu."kamu tidak perlu meminta maaf. aku tahu hal ini suatu saat pasti akan terjadi, jika aku ada di posisi Rachel mungkin saja aku akan melakukan hal yang sama."
"Rachel sangat mencintai Danzel, dan Danzel pun sangat mencintai Rachel. mereka pantas bahagia, jadi biarkan saja mereka bersama tanpa penghalang seperti aku, yang posisinya hanya sahabat Danzel saja."
Rey mengangguk mengerti dan tersenyum kagum dengan kebijakan dan ketulusan Alice. kemudian Rey mencoba menghibur Alice dengan mengajaknya berbincang-bincang hal lain sembari berjalan memasuki sekolah.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih