NovelToon NovelToon
Warrior Odyssey

Warrior Odyssey

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Epik Petualangan / Fantasi Isekai
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tio Charisma

Vincent, seorang mantan tentara yang kehilangan salah satu kakinya dalam kecelakaan tragis, tersesat di dunia fantasi setelah terjebak dalam karakter video game favoritnya yang memiliki tubuh biomekanik.

Terpaksa menghadapi makhluk mitos dan tantangan baru, dia menggunakan keahlian tempur dan strateginya untuk bertahan hidup. Dengan bantuan teknologi biomekanik, Vincent mengumpulkan informasi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman di dunia ini, sambil menemukan makna baru dalam hidupnya dan menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tio Charisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shelter in Eldoria

Sudah empat hari berlalu sejak pertempuran sengit melawan Rajamala yang mematikan. Tubuh Vincent masih terasa letih, namun semangatnya tetap berkobar. Bersama dengan Elion dan Elysia, mereka berunding untuk mencari tempat perlindungan sementara.

Elion, dengan pengalamannya menjelajahi dunia luar, menjadi lebih aktif dalam perencanaan. Dia memberikan masukan tentang kemungkinan lokasi yang aman dan strategi untuk melindungi kelompok mereka dari bahaya.

Di sisi lain, Elysia, yang lebih terbiasa dengan kehidupan di desa dan belum pernah menjelajahi dunia luar sebanyak Elion, cenderung memilih untuk mendengarkan dan mengikuti saran dari rekan-rekannya.

Sementara itu, Celine tetap diam, mengamati dengan cermat setiap percakapan dan keputusan yang dibuat. Meskipun belum lama bergabung dengan kelompok ini, dia merasa bertanggung jawab untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru yang dia hadapi. Dalam keheningan, dia mencerna informasi dan memperhatikan dinamika antara rekan-rekannya, memahami bahwa kepercayaan dan kerjasama akan menjadi kunci kelangsungan hidup mereka di dunia yang keras ini.

"Dari kejauhan, desa itu terlihat seperti sebuah oasis di tengah gurun yang tandus," ujar Elion, matanya terarah ke arah desa yang terhampar di cakrawala. "Eldoria, kurasa itu nama desa tersebut," tambah Elion, suaranya penuh dengan rasa penasaran dan kekaguman atas pemandangan yang terbentang di depan mereka.

Vincent memperhatikan desa Eldoria dengan cermat, mempertimbangkan kemungkinan untuk singgah dan mencari perlindungan sementara bagi mereka dan para demihuman yang telah mereka selamatkan. Meskipun dia menyadari bahwa mungkin tidak semua penduduk desa bersedia menerima mereka, tetapi setidaknya itu bisa menjadi peluang untuk mencari bantuan dan perlindungan.

"Dia benar," kata Vincent, mengalihkan pandangannya dari desa ke teman-temannya. "Mungkin Eldoria bisa memberikan tempat perlindungan sementara bagi kita dan para demihuman yang kita selamatkan. Setidaknya kita harus mencoba."

Elion mengangguk setuju, ekspresinya penuh dengan harapan. "Kamu benar, Vincent. Kita tidak punya banyak pilihan selain mencari bantuan di desa terdekat. Kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan tempat perlindungan bagi mereka."

Elysia menatap desa dengan cemas, tetapi dia juga menyadari bahwa mereka harus mencari tempat aman segera. "Aku setuju," ujarnya dengan suara penuh kekhawatiran. "Kita harus bertindak cepat sebelum keadaan semakin buruk."

Celine tetap diam, tetapi dia mengangguk setuju dengan keputusan mereka. Meskipun masih ada kekhawatiran di hatinya, dia merasa bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk keselamatan mereka semua.

Dengan tekad yang kuat, mereka berempat bergegas menuju desa Eldoria, berharap untuk mendapatkan bantuan dan perlindungan di sana. Langkah-langkah mereka penuh dengan harapan dan keteguhan, siap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi di depan mereka.

Mereka melangkah menuju desa dengan hati-hati, diiringi oleh kekhawatiran dan ketidakpastian. Ketika mereka mendekati gerbang desa, Celine terus menempel erat pada Vincent, mencubit baju Vincent seolah dia seorang anak kecil yang akan tersesat jika melepaskan pegangannya.

"Tenanglah, Celine. Kita akan aman di desa ini," ucap Vincent dengan suara lembut, mencoba menenangkan gadis itu.

Celine menatap Vincent dengan mata penuh kecemasan, tetapi dia merasa sedikit lega mendengar kata-kata penyemangat dari Vincent. Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri meskipun kekhawatiran masih menghantui pikirannya.

"Denganmu di sini, aku merasa lebih kuat," bisik Celine, suaranya hampir tidak terdengar karena ketegangan yang memenuhi udara di sekitar mereka.

Vincent tersenyum lembut, merasa tersentuh oleh kata-kata Celine. Dia meraih tangan Celine dengan lembut, memberikan kehangatan dan dukungan yang dia butuhkan.

"Kita akan melalui ini bersama-sama," ucap Vincent dengan penuh keyakinan, matanya memancarkan ketegasan dan kepercayaan. "Aku akan selalu melindungimu, Celine."

Celine merasa hangat oleh kehadiran dan kata-kata Vincent. Meskipun masih ada ketidakpastian di masa depan, dia merasa lebih percaya diri dengan Vincent di sisinya.

Mereka melangkah lebih dekat ke gerbang desa, siap menghadapi apa pun yang mungkin menunggu mereka di sana. Dengan tekad yang kuat dan saling mendukung, mereka bersama-sama menghadapi tantangan yang baru.

Saat Elysia memperhatikan tindakan itu, dia merasa sesuatu yang aneh merayapi hatinya. Rasa cemburu yang tidak terduga muncul dalam dirinya saat melihat Vincent mengandeng tangan Celine dengan penuh kehangatan dan dukungan.

Dia berusaha menahan perasaannya yang tiba-tiba muncul, tetapi rasa iri itu semakin memenuhi pikirannya. Meskipun dia tidak mengerti mengapa perasaan itu muncul, dia tidak bisa menolak kehadiran rasa cemburu di dalam dirinya.

"Cukup, Elysia," gumamnya pada dirinya sendiri, berusaha menenangkan diri. "Ini tidak pantas. Vincent adalah teman baik, dan Celine butuh dukungan."

Namun, meskipun dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri, rasa cemburu itu terus mengganggunya. Dia merasa kehilangan, seolah ada yang hilang dalam hubungan mereka berdua.

Sementara itu, Vincent dan Celine terus melangkah maju, tidak menyadari kegelisahan yang dirasakan oleh Elysia. Mereka saling bertatapan dengan senyum, saling memberikan dukungan yang mereka butuhkan satu sama lain.

Elysia menghela nafas dalam-dalam, mencoba mengusir perasaan cemburunya. Dia tahu bahwa dia harus menyingkirkan perasaan itu dan fokus pada keselamatan dan kesejahteraan kelompok mereka.

Dengan tekad yang kuat, Elysia mengambil napas dalam-dalam dan bergabung kembali dengan Vincent dan Celine. Dia berusaha membuang jauh-jauh perasaan cemburu yang mengganggunya, dan bersikap lebih ramah kepada mereka berdua.

Mereka melanjutkan langkah mereka menuju gerbang desa, tetapi bayangan perasaan cemburu masih mengintai di dalam hati Elysia. Meskipun dia berusaha menolaknya, dia tahu bahwa dia harus menghadapinya jika ingin tetap kuat dalam menghadapi tantangan yang menanti mereka di masa depan.

Ketika mereka memasuki desa, mereka disambut dengan pandangan takjub dan tanda-tanya. Sebagian penduduk desa tampak kagum melihat keberanian mereka, sementara yang lain menunjukkan ekspresi khawatir yang mendalam.

Vincent menghampiri seorang penduduk desa yang kelihatan paling tua dan bijaksana. "Maaf mengganggu, kami adalah penjelajah yang terluka dan kami mencari tempat perlindungan sementara di desa ini," jelasnya dengan sopan.

Meskipun Vincent menyatakan dirinya sebagai penjelajah saat memasuki desa Eldoria, ini hanyalah sebuah cover untuk menyembunyikan identitas yang sebenarnya. Sebagai penjelajah, dia mencoba untuk tidak mengungkapkan keberadaannya di luar dunia desa tersebut.

Penduduk desa itu, seorang lelaki tua dengan jenggot abu-abu yang lebat, menatap Vincent dengan tajam, mencoba memahami maksud kedatangan mereka. Matanya yang bijak memancarkan kebijaksanaan dan pengalaman yang telah dimiliki selama bertahun-tahun.

"Kalian tampaknya dalam keadaan yang buruk," ujar lelaki tua itu dengan suara lembut namun tegas, matanya memperhatikan luka-luka yang terlihat pada tubuh Vincent dan rekan-rekannya.

Vincent mengangguk, "Kami mengalami pertempuran yang sengit di hutan dekat sini. Kami butuh tempat perlindungan sementara dan mungkin bantuan untuk merawat luka-luka kami."

Lelaki tua itu mengangguk mengerti, melihat kebutuhan mereka yang mendesak. Namun, dia masih terlihat ragu-ragu, mempertimbangkan keamanan dan kesejahteraan penduduk desa.

"Tentu, kalian bisa tinggal di sini untuk sementara waktu," kata lelaki tua itu akhirnya, suaranya penuh dengan kebijaksanaan. "Kami akan mencoba membantu kalian semampu kami."

Vincent mengucapkan terima kasih dengan tulus atas keramahan lelaki tua itu. Namun, dalam hatinya, dia merasa sedikit cemas karena mereka harus berbohong tentang identitas mereka. Tetapi dalam situasi ini, tidak ada pilihan lain selain memilih untuk menjaga rahasia mereka.

Mereka diarahkan ke sebuah pondok kosong di pinggiran desa, tempat mereka bisa beristirahat dan merawat luka-luka mereka. Sementara itu, penduduk desa yang ramah mulai membantu mereka dengan memberikan makanan dan obat-obatan untuk mempercepat proses penyembuhan.

Di dalam pondok, ketegangan mulai mereda, dan mereka bisa sedikit bernapas lega setelah perjalanan yang melelahkan. Namun, di balik rasa lega itu, Vincent merasa ketidaknyamanan yang tumbuh dalam dirinya karena menyembunyikan kebenaran tentang siapa mereka sebenarnya.

......***......

.......

.......

.......

.......

.......

Author Note: Hai! ngomong-ngomong, aku ingin membagikan deskripsi penampilan para karakter sejauh ini, dan tanpa basa basi, ini dia.

...

...

...

...

...

...

...

...

1
Sampah Satu
semangaat
Tio Charisma: Makasih dukungannya! /Smile/
total 1 replies
Sampah Satu
lanjutkan
Sampah Satu
good
Sampah Satu
bagus
Tio Charisma
/Smile/
➳βC᭄☠Agatha☠❤️⃟Wᵃf ᴹᴿ᭄°
jangan lupa mampir kembali ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!