Li Yuan merupakan seorang pemuda keturunan Klan Li, ia berasal dari Klan Cabang Desa Bambu Kuning di Gunung Guntur.
Bakatnya terpendam, tak ada yang menyadarinya hingga ia berkenalan dengan salah seorang Tetua Sekte beladiri.
Perseteruan Klan Li dan Klan Liu menyeret dirinya sebagai target pembunuhan. Pada peristiwa percobaan pembunuhan atas dirinya ia berhasil selamat dari kematian. Bahkan dalam peristiwa tersebut ia berhasil membangkitkan kemampuan mentalnya saat ia berada di ambang kematian.
Li Yuan mendapatkan warisan tidak ternilai berupa Kitab rahasia Kaisar Kematian, kemampuan mentalis yang ia miliki mengubahnya menjadi pemuda yang multi talenta.
Dengan bakat yang gigih Li Yuan berhasil menapaki jalan bela diri secara bertahap sampai dengan ia menjadi Penguasa Alam Langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penguasa Gunung Hua
Li Yuan yang terluka, hatinya sangat merasakan pilu. Pada kondisi seperti ini ia hanya mengandalkan semangat hidupnya untuk bangkit. Ia tidak bisa mengandalkan siapapun di tempat asing seperti ini. Darah di tubuhnya terus mengalir, membuat kesadarannya dengan cepat menjadi menurun.
"Grrrooorrr"
Suara Harimau Emas terdengar kian ganas.
Sementara tubuh Li Yuan sudah tidak berdaya, ia mencoba bangkit dan berdiri untuk melawan. Tetapi tumpuan kakinya sudah terlalu lemah tak bertenaga, ia baru saja banyak mengeluarkan energi jiwa yang sangat menguras energi Qi nya. Tanpa sadar Li Yuan ambruk ke tanah tak sadarkan diri.
Pada saat bersamaan, sesosok bayangan muncul di samping Li Yuan. Sesosok lelaki yang sudah sepuh, memakai jubah putih yang sudah usang. Wajahnya tampak bersahaja, namun memiliki postur tubuh yang masih kekar untuk lelaki seusianya.
"Hmm.. Anak ini memiliki kekuatan mental yang sangat luar biasa. Tetapi sungguh disayangkan, kemampuan olah tubuhnya masih sangat lemah" gumam lelaki tua tersebut sambil menatap tubuh Li Yuan yang kini tergeletak di tanah.
Menyingkir!!
"Saat ini dia bukan tandinganmu" ucap lelaki itu kepada Harimau Emas.
Merasakan aura Pendekar Suci tahap Akhir membuat Harimau tersebut lari menyelamatkan diri ke sembarang arah.
Selanjutnya tubuh Li Yuan yang sedang pingsan diangkat dan dibawa oleh lelaki tua tersebut, lalu menghilang dalam satu tarikan napas. Di puncak gunung Hua, di sebuah ngarai besar ia mendaratkan kakinya.
Terdapat sebuah Gua rahasia yang tertutupi array pelindung, kemudian ia membaringkan tubuh Li Yuan pada sebuah ranjang khusus yang terbuat dari Giok. Walaupun udara di sekitar ngarai sangat dingin, Giok tersebut mengeluarkan energi panas yang dapat menghangatkan tubuh. Giok tersebut adalah dambaan para kultivator di Alam Langit.
Saat ini Li Yuan masih dalam keadaan pingsan, beruntung ia sudah melewati masa kritisnya dan luka di dalam tubuhnya perlahan membaik.
Sudah dua hari ia pingsan, aroma daging panggang yang menyeruak di dalam Gua mengusik kesadarannya.
"Aaghh, dimana ini? ucapnya pelan.
Pupil matanya bergerak ke kiri dan ke kanan memperhatikan kontur batu alam yang tersusun dengan rapi. Ia linglung sejenak, tubuhnya yang lemah belum terisi makanan membuatnya segera fokus ke arah bibir Gua.
Dengan tertatih ia berjalan selangkah demi selangkah, terkadang rasa nyeri di dadanya masih terasa ngilu saat ia berjalan. Saat ini tatapannya jatuh pada seorang lelaki tua, jika diperhatikan secara seksama ia lebih tua dari Tetua Bao Zi gurunya. Bajunya yang usang, membuat tampilannya sedikit berbeda dengan kultivator pada umumnya.
"Kamu sudah bangun nak? Kemarilah!" ucap lelaki tua tersebut tanpa menoleh ke arah Li Yuan.
Tanpa ragu Li Yuan berjalan mendekat ke arah lelaki tua tersebut, rasa lapar mengesampingkan kewaspadaannya.
"Terimakasih Kakek atas pertolongannya" ucap Li Yuan tulus.
"Kamu tidak perlu sungkan, sini duduklah" ucap lelaki tua tersebut.
"Ini makanlah, bagus untuk mengembalikan kekuatanmu" lanjut Lelaki Tua tersebut.
"Terimakasih kakek" ucap Li Yuan tanpa sungkan.
Saat ini ia memang membutuhkan energi untuk mengembalikan vitalitasnya.
Setelah beberapa gigitan, energi Li Yuan mulai kembali. Wajahnya mulai kemerahan tidak seperti ia baru bangun dari pingsannya. Lelaki tua tersebut memperhatikan perkembangan tubuh Li Yuan hanya mengangguk senang.
"Ngomong-ngomong, siapa namamu dan bagaimana bisa kamu berada di Gunung Hua?" tanya lelaki tua tersebut memulai pembicaraan.
"Namaku adalah Li Yuan, berasal dari Sekte Laohu. Tujuanku kemari adalah untuk menjalankan misi Sekte sekaligus mencari pengalaman bertarung" tutur Li Yuan dengan jujur.
"Li Yuan, berarti kamu adalah keturunan Klan Li?" tanya lelaki tersebut.
"Betul kakek, ayahku bernama Li Dan berasal dari Klan Li Kota Huanxie" ujar Li Yuan.
"Hmm.. Cukup menarik, setelah sekian tahun aku baru menemukan pemuda berbakat dari Klan Li" kata lelaki tua tersebut sambil menganggukkan kepala.
"Perkenalkan namaku adalah Yuan Zang, orang biasa memanggilku penguasa Gunung Hua" ucap lelaki tua itu.
"Salam kakek Zang" ucap Li Yuan sopan.
"Kamu beristirahatlah untuk beberapa saat, setelah kekuatanmu pulih kamu baru boleh meninggalkan tempat ini" ucap Yuan Zang dengan santai.
"Baik kakek, terimakasih atas perhatiannya" ucap Li Yuan.
"Setelah ini, sebaiknya kamu berendam di Kolam Spiritual, itu akan sangat bermanfaat untuk kekuatan tulang dan tubuhmu" ucap Yuan Zang sambil menunjuk ke arah sudut Gua.
Li Yuan memang mendengar suara gemercik air di salah satu sudut Gua, namun ia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud dengan kolam spiritual.
"Kakek, apakah yang dimaksud dengan kolam spiritual tersebut?" tanya Li Yuan penasaran.
"Kolam Spiritual merupakan perpaduan mata air yang berusia jutaan tahun dengan panas bumi yang diselimuti oleh hawa dingin seperti salju di puncak gunung Hua ini" tutur Yuan Zhang.
"Baiklah kakek, aku akan mencobanya" ucap Li Yuan yang memang sudah tidak sabar untuk membersihkan diri.
Setelah bertarung dengan Beast beberapa hari yang lalu, keringat dan darah yang mengering di tubuhnya menimbulkan bau tak sedap.
Ikut aku! ucap Yuan Zang sambil bangkit berdiri.
Li Yuan mengikuti di belakangnya, dengan perlahan. Stamina dalam dirinya sudah terisi banyak, namun rasa ngilu pada persendian tulangnya akibat luka luar masih ia rasakan.
Ada hal unik yang Li Yuan perhatikan, ia merasakan bahwa kakek Yuan Zhang bernapas sangat stabil. Hawa dingin Hua yang begitu berasa, seolah terhalang oleh lapisan energi tipis dari dalam tubuhnya.
"Energi internal kakek sangat luar biasa" batin Li Yuan sambil menatap kagum.
"Bukalah semua pakaianmu, berendamlah dan nikmati sensasi alam berupa Qi murni untuk kau serap. Aku berharap kau dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Berkultivasilah dengan tenang, untuk kebutuhanmu aku akan menyiapkannya" ujar Yuan Zang dengan serius.
"Baik kakek, aku akan memanfaatkan kesempatan ini dengan baik" jawab Li Yuan dengan tulus.
"Baguslah jika begitu" ucap Yuan Zang sambil tersenyum.
Li Yuan segera melepas pakaiannya satu persatu, ia menuju sebuah batu persegi yang bisa ia gunakan untuk berkultivasi. Batu tersebut terendam air setengah badan cukup untuk menyembunyikan sebagian tubuhnya.
Air tersebut cukup hangat mulanya namun terasa semakin panas saat Li Yuan mulai menceburkan seluruh tubuhnya. Dalam sekejap, tanpa ia harus menggunakan teknik kultivasi dirinya dapat merasakan kekuatan yang mengalir ke dalam tubuhnya. Rasa kesemutan berkepanjangan mengalir hingga ke sumsum tulangnya.
"Aagghh"
"Aagghh"
Li Yuan mengerang, rasa ngilu pada tulangnya seolah bertabrakan dengan rasa kesemutan yang terus menjalar. Seketika tubuhnya bergetar seperti rasa menggelitik, rasa ngilu yang berubah menjadi rasa geli berkepanjangan. Tubuh Li Yuan hampir lemas terkulai menahan proses perbaikan tulangnya. Energi murni terus membombardir tubuhnya.
"Sangat luar biasa" ucap Li Yuan dengan spontan.
Setelah hampir dua jam ia berendam, tubuhnya mulai segar kembali bahkan ia merasakan kekuatan fisiknya telah kembali seperti semula. Ia juga memperhatikan bekas luka di tubuhnya mulai melakukan regenerasi kulit, kandungan mineral alami dari perut bumi ini sungguh harta karun yang sangat luar biasa.