Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 15 Berbagi Perhatian Suami
Mata Nala berkaca-kaca menatap kedua benda hadiah dari Jasmine yang tentunya akan mempengaruhi hubungannya dengan Kaisar. Hadiah berisi satu alat tes kehamilan dan satu lembar foto USG.
"Mas," lirih Nala menatap Kaisar yang tidak percaya dengan hadiah pernikahan dari Jasmine.
Kaisar menatap Jasmine dengan lekat menuntut penjelasan dari wanita itu atas hadiah yang diberikan padanya.
"Apa maksud kamu memberikan hadiah ini, Jasmine, tidak mungkin kan kamu hamil karena kita sudah bercerai," kata Kaisar membuat Jasmine menatap sendu pada pria itu.
"Aku memang hamil, Mas, aku hamil tiga bulan dan ini anak kamu," lirih Jasmine dengan tangannya mengusap perutnya yang masih terlihat rata.
"Aku nggak percaya kamu hamil karena saat kita bercerai kamu nggak hamil," kata Kaisar yang sebenarnya menyembunyikan ketakutan di dalam hatinya. Ia takut bila Jasmine benar-benar hamil dan akan membuat hubungan dirinya dengan Nala yang baru saja menikah itu merenggang.
Beruntungnya para tamu undangan sudah pulang sehingga tidak banyak yang menyaksikan perdebatan diantara mereka sekarang ini.
"Saat kita bercerai aku sudah hamil, Mas, hanya saja aku baru tahu sekarang setelah kita bercerai. Kamu harus tanggung jawab pada kami, Mas, anak kita butuh ayahnya dan aku butuh kamu untuk menemani masa-masa kehamilanku," lirih Jasmine dengan air mata mengalir membasahi pipinya.
Nala tidak kuasa menahan air matanya merasakan kekecewaan dan sakit hatinya. Meski Kaisar tidak menyakitinya namun kabar kehamilan Jasmine itu tentu saja melukai hatinya.
Pria yang baru saja menjadi suaminya itu ternyata meninggalkan benih yang sedang tumbuh di dalam rahim Jasmine.
"Kakak hamil kenapa tidak memberitahu kami lebih awal saat kami belum menikah? Mungkin bila kakak memberitahu lebih awal aku dan Mas Kaisar nggak akan menikah," kata Nala membuat Kaisar menggelengkan kepala.
"Nala, kamu bicara apa? Meski Jamine memberitahu kehamilannya lebih awal kita tetap akan menikah," timpal Kaisar.
"Nggak, Mas, kalau tahu dari awal Kak Jasmine hamil aku nggak akan menikah dengan mu. Aku nggak mau terjebak diantara hubungan kalian yang rumit ini," jelas Nala namun Kaisar tetap menggelengkan kepala.
"Aku nggak ngasih tahu kalian lebih awal karena nggak mau menggagalkan pernikahan kalian. Tapi aku rasa kalian harus tahu sehingga aku jadikan kabar kehamilanku sebagai hadiah pernikahan kalian," lirih Jasmine kemudian menoleh pada Oma yang mengusap punggung.
Jasmine langsung memeluk Oma dan menangis karena merasa Kaisar tidak menerima kehamilannya. Pria itu lebih berat pada Nala yang kini sudah menjadi istri pria itu dari pada anak yang sedang dikandung olehnya.
"Oma aku hamil, di sini ada cicit Oma," lirih Jasmine memegang tangan Oma dan mengarahkan mengusap perutnya.
Oma mengangguk percaya dengan apa yang Jasmine katakan dan menatap Kaisar dengan penuh kekecewaan.
"Kamu lihat sendiri kan, Kaisar, karena kamu gegabah menceraikan Jasmine begitu saja sekarang dia hamil dengan status jandanya," kata Oma kemudian menatap Nala yang masih berdiri di sebelah Kaisar. "Kamu kalau menganggap Jasmine kakakmu maka biarkan Kaisar mendampingi Jasmine disaat kehamilannya," kata Oma pada Nala.
Kaisar mengepalkan kuat tangannya. Dia ingin memulai hidup baru dengan Nala namun ada anak yang harus dia perhatikan tumbuh kembangnya didalam rahim Jasmine.
Meski hati Nala terasa sakit namun Ia tetap mengganggukan kepala menyetujui permintaan Oma. Lagi pula anak Jasmine adalah anak suaminya dan dia akan menganggap anak itu seperti anak kandungnya sendiri.
"Iya, Oma, aku akan mengizinkan Mas Kaisar turut memperhatikan janin yang kak Jasmine kandung," kata Nala dengan rasa sesak didadanya karena harus mengizinkan suaminya memperhatikan wanita lain.
Jasmine menarik sudut bibirnya tersenyum penuh kemenangan. Dengan kehamilannya ini ia akan membuat Kaisar kembali mencintainya dan perlahan melepas Nala.
Jasmine sangat beruntung banyak keluarga Kaisar yang menyayanginya terutama Oma yang pernah ia tolong saat akan tertabrak mobil. Ia akan memanfaatkan mereka sebaik mungkin untuk mendukungnya kembali pada Kaisar.
"Bagus kalau begitu," balas Oma kemudian menatap Kaisar yang terlihat keberatan dengan permintaan Oma pada Nala. "Meski kamu dan Jasmine sudah bercerai tapi kamu harus tetap bertanggung jawab pada janin yang ada di dalam kandungan Jasmine. Bagaimanapun juga janin itu adalah anakmu dan kamu harus memperhatikan tumbuh kembangnya," kata Oma yang hanya ditanggapi anggukan kepala oleh Kaisar.
...***...
"Mas, aku ngidam ingin pulang diantar kamu."
Kaisar baru saja membaca pesan yang ia dapat dari Jasmine. Saat ini ia sedang berada di kamar hotel bersama Nala untuk menghabiskan malam pertama mereka. Sementara Erlan sudah diajak oleh Rangga untuk menginap di rumah pria itu.
Menatap Nala yang baru saja keluar dari kamar mandi, Kaisar kemudian berbicara, "Jasmine ngidam ingin aku yang mengantarnya pulang. Bagaimana menurut kamu?" tanya Kaisar menatap Nala yang kini menghentikan langkah kakinya.
Nala tersenyum getir mendengar perkataan Kaisar namun ia tidak punya pilihan lain selain mengizinkan sang suami mengantarkan kakaknya yang sedang hamil untuk pulang.
"Kamu bisa mengantarnya, Mas," jawab Nala kemudian menghampiri Kaisar dan duduk disebelah pria itu.
"Kamu yakin nggak apa-apa aku mengantarnya?" tanya Kaisar memastikan.
"Nggak apa-apa, Mas, kamu hati-hati di jalan," kata Nala yang sebenarnya berat mengizinkan Kaisar mengantar Jasmine pulang.
Kaisar menganggukkan kepala. "Kalau begitu aku antar Jasmine dulu ya, kamu tunggu aku kita akan melakukan malam pertama," balas Kaisar membuat Nala tersenyum tipis.
Pria itu mendaratkan kecupan dipuncak kepala Nala kemudian keluar dari kamar.
Nala menghela nafas berat ditinggal Kaisar pergi mengantarkan Jasmine. Baru sehari menikah ia sudah diberi cobaan untuk berbagi perhatian suaminya pada wanita lain. Dan itu sangat menyakitkan untuknya.
...***...
Jasmine mengajak Kaisar berbicara namun sepanjang jalan pria itu hanya diam dan terus fokus mengemudikan mobilnya hingga mereka tiba dibasement apartement barulah Kaisar berbicara.
"Sudah sampai, cepat turun!" titah Kaisar yang enggan berlama-lama dengan Jasmine. Bila tidak demi anaknya ia tidak mau mengantarkan Jasmine pulang.
"Tapi anak kita ingin makan malam denganmu, Mas," lirih Jasmine. Ia kecewa karena Kaisar sangat mengacuhkannya padahal Ia berharap kehamilannya ini bisa menarik perhatian pria itu lagi.
"Anak kita atau kamu yang ingin makan malam denganku?"
"Anak kita, Mas. Aku cukup sadar diri kok kalau hubungan kita sudah berakhir tapi anak kita ini ingin makan malam denganmu, Mas," jawab Jasmine dengan lirihnya.
"Aku hanya akan mengantarmu pulang dan sekarang kamu cepatlah turun," titah Kaisar mengusir Jasmine keluar dari mobilnya.
Jasmine menatap Kaisar dengan mata berkaca-kaca. Dia sedang ngidam ingin makan bersama dengan Kaisar tapi pria itu tidak mau menurutinya.
"Jangan menyesal terjadi sesuatu pada anak kita karena kamu nggak mau menuruti ngidamku!"
tamat....
kan rangga belum ketemu sama shafira
gimana rasanya mengurus anak, seorang jasmin mau mengurus anak, nikmati aja, sakit lagi si erlannya, ya wajar karna dipisahkan dg orang tua yg dg kasih sayang mengasuh dan nerawatnya dr bayi