kisah seorang gadis cupu yng dijadikan bahan taruhan oleh kakak kelasnya namun ketika taruhannya selesai akankah hubungan mereka berlanjut atau kandas yuk,,dibaca guys,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon scorpio_girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
Keesokan harinya flora yang sudah rapih dengan pakaian seragamnya sedang sibuk di depan cermin flora yang tak terbiasa dandan hari ini ia belajar merias diri dengan memakai bedak dan blas on dan tak lupa iapun memakai lipstik untuk mewarnai bibirnya dan dengan percaya dirinya iapun keluar kamar dan menghampiri sang mama
”pagi mah”sapa flora penuh semangat dan semantara itu bukannya menjawab sapaan flora tapi ia di buat kaget dengan penampilan baru flora
”flora ini kamu sayang?”ucap sang mama sambil meraba wajah flora
”kenapa mama pangling ya sama penampilan baru aku”ucap flora pd
”kamu kesurupan apa sih nak sampe-sampe kayak gini”
”mama ini apa-apaan sih, masa anak sendiri dibilang kesurupan” ucap flora sambil manyun
”abisnya mama kaget, biasanya anak mama ini paling cuek sama penampilan, lah ini tiba-tiba dandan menor gini” ucap sang mama masih tak percaya
”ih mama, ini bukan menor tapi cantik. Flora sekarang mau tampil beda” ucap flora sambil tersenyum bangga
”yaudah terserah kamu deh, yang penting jangan sampai aneh-aneh” ucap sang mama sambil geleng-geleng kepala
”tenang aja mah, flora tetep anak mama kok” ucap flora sambil memeluk mamanya
Flora pun berangkat kesekolah dengan hati riang gembira
Dan setelah menempuh perjalanan setengah jam flora pun sampai dan dengan percaya dirinya ia berjalan menyusuri koridor dan ketika melewati kantin flora tak sengaja berpapasan dengan reva dan kinara
”hai kak reva gimana aku cantik gak?”ucap flora sambil menunjuk ke wajahnya dan sama seperti sang mama reva langsung dibuat terkejut dan dengan refleknya reva langsung tertawa
”hahaha... astaga, Flora! Ini beneran lo?” ucap Reva sambil tertawa terpingkal-pingkal
”Ya iyalah kak! Emangnya aku siapa?” ucap Flora dengan bangga.
”lo tau gak dandanan lo tuh kayak badut ancol”ucap reva sambil tertawa
flora yang mendengar itu langsung berubah ekspresi menjadi sedih dan iapun langsung terdiam dan tak lama kemudian ia pergi ke toilet
sementara itu reva yang melihat flora pergi langsung menepuk kinara yang masih tertawa itu
”woy,,woy, jangan ketawa mulu, Flora ngambek tuh," ucap Reva sambil melotot ke arah Kinara.
"Eh, iya, iya...salah siapa lo nyebut dia badut tapi serius, gue kaget banget tadi. Dia dandanannya niat banget," ucap Kinara sambil menahan tawa.
"Yaelah, gue juga kaget, tapi gue gak nyangka dia bakal pergi gitu aja," ucap Reva sambil menghela napas.
"Yaudah, kejar gih! Masa pacar lo dibilang badut terus lo diem aja?" ujar Kinara sambil mendorong bahu Reva.
Reva pun langsung buru-buru menyusul Flora ke toilet. Sampai di depan pintu, dia ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya mengetuk pintu.
"Flora... lo di dalam?" tanya Reva pelan.
Gak ada jawaban.
Reva kembali mengetuk. "Flora, maaf, gue tadi gak maksud ngeledek lo segitunya..."
Masih gak ada jawaban.
Reva menghela napas panjang lalu bersandar di pintu. "Kalau lo gak mau keluar, yaudah, gue tungguin di sini aja."
Dari dalam toilet terdengar suara isakan pelan. "Lo jahat, Kak...aku memang gak secantik cewek-cewek yang dekat sama kakak tapi setidaknya lo jangan bilang kayak gitu "
Reva langsung merasa bersalah. "Iya, gue tau, gue salah. Tapi serius deh, Flora, lo gak perlu dandan segitunya buat gue. Lo tuh udah cantik dari dulu."
"Tapi gue pengen keliatan lebih cantik di mata lo..." ucap Flora pelan.
Reva terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. "Gue gak butuh lo jadi lebih cantik. Yang gue butuh cuma Flora yang selalu ceria dan gak gampang baper."
Pintu toilet akhirnya terbuka sedikit, menampakkan wajah Flora yang masih cemberut dengan riasan yang berantakan karena dihapus oleh flora. "Beneran?"
Reva mengangguk. "Beneran. Lo tetap pacar gue, dengan atau tanpa bedak setebal tembok "bujuk reva
Flora mendengus, lalu memukul pelan bahu Reva. "Ih, nyebelin!"
”udah hapus air mata lo nanti kalo diliat orang nanti dikira gue ngapa-ngapain lo lagi”ucap reva
Merekapun keluar dari toilet yaudah gue ke kelas dulu dan lo juga sana ke kelas
”ya,,”ucap singkat flora
dan reva pun kembali ke kinara
”udah balik si cupunya rev?”tanya kinara
”udah ngerepotin aja lagian gue heran ma dia ngapain coba dandan macam gitu cantik kaga kayak badut ya,,”ucap reva
”hahaha,,,”Astaga Reva, lo beneran gak punya filter ya," ujar Kinara sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Reva hanya mengangkat bahu. "Lah, emang gue salah ngomong? Beneran kan dia dandanannya aneh banget?"
Kinara masih tertawa kecil, tapi kemudian menepuk pundak Reva. "Yaudah, minimal lo udah minta maaf, kan?"
"Udah, tapi tetep aja dia masih manyun. Yaudahlah, nanti juga baikan sendiri," ucap Reva santai.
”ya,,udah yuk kita ke kelas”ajak reva
istirahat sekolah pun tiba flora pun nyamper ke kelas reva hendak mengajaknya ke kantin bareng namun disaat sampai kelas reva flora pun langsung terdiam melihat reva yang sedang bersama cewek-cewek dan hal itu seketika membuat flora minder dan memilih mengurungkan niatnya dan iapun pergi menyendiri di taman sekolah dan tiba-tiba ada seorang siswi bertubuh langsing dan manis menghampiri flora
”sendirian aja”ucap siswi yang bernama aleandra
”ekh,,ekh,,iya”ucap flora gugup sambil mendongakkan kepalanya ke atas
”kalo gitu aku boleh gak duduk disini?”tanya alea
”boleh kok,,silahkan”ucap flora sambil menggeser
Aleandra pun duduk di samping Flora dengan santai, sementara Flora masih terlihat sedikit canggung.
"Kayaknya lo lagi gak mood, ada masalah?" tanya Aleandra sambil menatap Flora dengan penuh rasa ingin tahu.
Flora menghela napas pelan. "Gak ada apa-apa kok, cuma... lagi gak pengen aja ke kantin."
Aleandra menatap Flora yang duduk sendirian di bangku taman. Dengan langkah santai, ia mendekat dan tersenyum.
"Sendirian aja?" tanya Aleandra.
Flora yang sedang melamun langsung tersentak, menoleh ke arah Aleandra. "Eh... iya."
Aleandra tersenyum ramah. "Boleh duduk di sini?"
Flora buru-buru menggeser duduknya. "Boleh kok, silakan."
Aleandra pun duduk di samping Flora, menyandarkan punggungnya ke bangku. Mereka terdiam sejenak sebelum Aleandra membuka suara lagi.
"Kayaknya lo lagi gak mood. Lagi ada masalah?" tanyanya santai.
Flora ragu sejenak, tapi akhirnya menggeleng. "Enggak kok, gue cuma lagi... gak pengen aja ke kantin."
Aleandra menoleh, menatap Flora dengan penuh rasa ingin tahu. "Oh, lo tipe yang lebih suka nyendiri gitu?"
Flora tersenyum kecil. "Enggak juga, cuma... lagi gak kepengen ketemu banyak orang aja."
Aleandra mengangguk-angguk. "Hmm, berarti lo lagi butuh ruang buat sendiri?"
Flora menghela napas pelan. "Mungkin."
Aleandra tertawa kecil. "Lo gak takut dikira anak misterius gitu? Duduk sendirian di taman, tatapan kosong ke langit..."
Flora menoleh, menatap Aleandra dengan bingung. "Hah?"
Aleandra menyeringai. "Iya, lo keliatan kayak cewek yang lagi mikirin sesuatu yang dalem banget."
Flora akhirnya ikut tertawa kecil. "Gue gak se-misterius itu, kok."
Aleandra tersenyum puas. "Nah, gitu dong. Ketawa dikit biar gak dikira lagi kena kutukan atau semacamnya."
Flora menghela napas, lalu menatap Aleandra. "Ngomong-ngomong, kita pernah ketemu sebelumnya?"
Aleandra menggeleng. "Kayaknya sih enggak. Gue Aleandra, biasa dipanggil Alea."
Flora mengangguk kecil. "Oh, gue Flora."
Aleandra tersenyum. "Nice to meet you, Flora."
Flora tersenyum tipis. "Nice to meet you too, Alea."
Aleandra bangkit, lalu menatap Flora. "Udah lebih baik belum mood-nya? Kalau lo masih mau nyendiri, gue tinggal. Tapi kalau lo butuh temen, gue ajak lo ke kantin."
Flora berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Oke, gue ikut lo aja."
Aleandra tersenyum puas. "Nah, gitu dong! Yuk!"