NovelToon NovelToon
Balas Dendam Sang CEO

Balas Dendam Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: PurpleLinaa

Pernikahan yang terjadi tiba-tiba antara Alvar CEO muda yang selama ini tak pernah menampakkan dirinya di khalayak umum bahkan orang-orang di kantor saja pun belum ada yang bertemu dengannya secara langsung. Tapi saat kedatangan Alvar untuk menikah dengan manager yang ada di kantornya membuat gempar seisi kantor.

Natala Mika Sherina—seorang manager yang dinikahi oleh CEO tanpa alasan yang jelas. Namun yang pasti diketahui oleh Natala bahwa Alvar menikahinya bukan karena cinta, melainkan karena dendam. Dendam atas kematian sang adik.

***

"Kamu menuduhku yang telah memb*nuh adikmu?"

"Ya. Tidak ada orang lain selain kamu di sana, Natala. Terimalah nasib kamu sekarang."

***

"Siapa dia?"

"Kekasih saya Shylla Qara Adiwana."

***

Apakah Natala akan bertahan dengan pernikahan yang dilatarbelakangi oleh dendam ini? Apa benar Natala adalah orang yang telah membunuh adik Alvar? Dan bagaimana cara Natala untuk tetap bertahan dengan perilaku menyakitkan yang Alvar berikan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PurpleLinaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Bunga mawar pemicu rasa

"Thank you for your cooperation, sir."

Alvar berjabat tangan dengan kliennya. Setelah beberapa jam mereka membicarakan tentang bisnis, keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh bersama akhirnya klien Alvar mantap untuk melakukan kerja sama perusahaan dengan perusahaan Alvar.

"Lega banget."

Alvar menghela napas kelewat lega. Akhirnya salah satu tujuan hidupnya bisa terjadi juga. Perusahaan yang dia ajak kerjasama ini adalah tiga dari perusahaan terbaik yang ada di Belanda. Alvar sudah mengincarnya selama hampir lima tahun tapi dia selalu gagal untuk mengajaknya bekerjasama. Alvar akui mereka masih terlalu takut untuk menjalin kerjasama karena mereka menilai bahwa Alvar masih terlalu muda. Dan tentu saja mereka khawatir bahwa Alvar tidak akan bisa menangani perusahaan dengan baik nantinya.

Namun, Alvar berhasil membuktikannya. Di usia yang masih 30 tahun, Alvar sudah meraih omset puluhan milyar setiap bulan. Semua cabang perusahaan keluarganya di beberapa negara juga berkembang pesat. Sejauh ini, baru sedikit kerugian yang menimpa Alvar.

Selama dia menjabat sebagai CEO selama 10 tahun, Alvar membawa nama perusahaan keluarganya ke ambang kejayaan. Keluarga Darmendhra yang semula sudah kaya ia buat bertambah kaya.

"Senang nggak?" Keenan menepuk pundak Alvar bertanya pada temannya sekaligus atasannya.

"Senang banget, nggak sia-sia usaha saya," balas Alvar dengan kalimat formal karena masih ada beberapa karyawannya di sini.

"Saya juga ikut bahagia, Pak. Semoga kerjasama ini awal dari semua kejayaan yang akan datang untuk Bapak di masa depan."

Doa Keenan sungguh terbaik. Alvar sampai memandang lelaki itu penuh kagum. Alvar dan Keenan sudah berteman cukup lama. Mungkin sejak mereka duduk di bangku SMA? Keenan menjadi teman pertama Alvar dan akan selamanya menjadi teman terbaik Alvar. Lelaki itu begitu tenang, dia bisa mengendalikan Alvar yang memiliki emosi sulit dikendalikan.

Keenan juga manusia yang bijaksana, Alvar banyak menerima nasihat darinya. Selain sang ibu yang sering memberi wejangan pada Alvar, Keenan juga sering memberi wejangan padanya. Keenan sudah banyak membantu hidup Alvar. Hingga dia tidak tahu harus bagaimana lagi membalasnya.

"Pulang, Pak?" tanya Keenan.

"Ya. Tapi sebelum itu, saya ingin mengajak kalian untuk makan-makan. Anggap saja ini sebagai hadiah untuk keberhasilan kerjasama kita hari ini."

Tentu saja semua karyawan Alvar yang ada di sana bertepuk tangan. Mereka senang dengan keputusan Alvar yang satu ini.

Karyawan Alvar makan di ruangan biasa. Sedangkan Alvar dan Keenan berada di ruang VIP. Banyak hal yang ingin Alvar ceritakan pada Keenan.

"Gimana hubungan lo sama Nata sekarang?" Keenan menjadi orang pertama yang membuka topik obrolan mereka.

"Biasa aja sih."

"Oh ya? Tapi tadi lo bilang dia banyak bantu lo pagi ini."

"Emang. Tapi cuma sebatas peduli aja. Mungkin, karena dia mantan karyawan gue, jadi dia takut kalau gue rugi terus bangkrut nantinya," ujar Alvar.

"Mungkin."

"Nan, yang kita bicarakan kemarin. Gue sudah mulai," tutur Alvar.

"Sudah sejauh mana?"

"Masih, di tahap pengenalan. Menurut lo, apa lagi yang harus gue lakuin ke dia?"

"Mau tahu?"

Alvar tentu saja mengangguk. Keenan memintanya untuk mendekat kemudian dia berbisik. Membisikkan sesuatu yang membuat ujung bibir Alvar terangkat mendengarnya.

"Jenius," puji Alvar untuk temannya ini.

"Always. Gue juga sudah punya banyak pengalaman, Al. Dan, kita satu visi misi."

Alvar dan Keenan mengangkat gelas berisi minuman. Mempertemukan kedua gelas itu hingga mengeluarkan suara.

"Perayaan untuk kerja sama," ucap Alvar.

"Perayaan untuk awal yang bagus," balas Keenan.

...***...

Mobil Alvar berhenti di depan pekarangan rumah. Dia keluar dari dalam mobil itu, dan saat lelaki itu masuk ke dalam rumah melewati pintu utama rumah, Natala segera pergi dari jendela. Dia sengaja berpura-pura minum air di meja makan. Seakan sejak tadi dia tidak menunggu kepulangan Alvar.

"Kamu masih belum tidur?" tanya Alvar terkejut melihat Natala masih duduk di meja makan meskipun ini sudah pukul 22.00 WIB.

"Belum ngantuk saya," balas Natala tanpa bergerak sedikitpun dari tempatnya.

Posisi duduk Natala membelakangi posisi Alvar berdiri. Namun Natala berusaha untuk melirik dan mengintip apa yang akan Alvar lakukan.

"Gimana, Pak? Berhasil kerja samanya?"

"Berhasil. Makasih ya, Natala. Kalau nggak ada kamu, saya nggak tahu nasib saya kayak gimana," jawab Alvar.

"Sama-sama, Pak." Natala menjawab ketus memperlihatkan bahwa dia tidak terlalu peduli dengan berita Alvar. Karena sebenarnya dia juga menyesal, satu-satunya kesempatan untuk membuat Alvar hancur sudah ia lewatkan.

Alvar meletakkan sesuatu di sofa. Dia berjalan mendekati Natala, duduk di depan gadis itu.

Alvar dengan wajah tampannya tersenyum di depan Natala. Dia juga perlahan memegang pergelangan tangan Natala di atas meja.

Natala mendadak tegang dengan perlakuan Alvar ini. Gadis itu bahkan memasang raut wajah penuh keheranan sekaligus terkejut juga.

"Natala, sekali lagi saya ucapkan makasih ya."

"Iya, Pak iya."

Natala segera menarik tangannya dari genggaman Alvar. Lama-lama dia merasa risih banyak berkontak fisik dengan Alvar.

"Natala, sebenarnya saya ingin memberi kamu sesuatu," ujar Alvar.

"Apaan?"

Alvar bangkit dari duduknya dan itu membuat Natala beranjak juga. Dia berbalik badan melihat apa yang Alvar ambil di balik sofa.

Mata Natala dibuat terkejut bukan main melihat apa yang Alvar bawa di tangannya. Sebuah barang yang berhasil menimbulkan degup kencang di jantung Natala. Sesuatu yang membuat Natala merasa aneh sekaligus terpukau.

"Buat kamu."

Alvar memberikan satu buket bunga mawar merah untuk Natala. Natala tidak langsung mengambil, dia masih terlalu takut untuk mengambil apapun yang asalnya dari Alvar.

"Anggap saja ini sebagai permintaan maaf sekaligus ucapan terima kasih dari saya untuk kamu, Natala. Terima kasih karena sudah membantu saya untuk bersiap-siap pagi ini dan maaf karena sudah merepotkan kamu untuk tadi pagi." Alvar berucap tulus, menciptakan getaran di tubuh Natala yang sama sekali tak gadis itu mengerti.

"Untuk masalah tadi pagi, kamu jangan menilai saya orang yang susah untuk dibangunkan, ya. Kemarin itu saya meminum obat tidur jadi saya tidur begitu nyenyak. Saya sering mengalami insomnia, Natala. Jadi saya sering mengonsumsi obat tidur jika saya tidak bisa tidur."

"Biasanya, Keenan yang akan membangunkan saya kalau saya tertidur akibat obat tidur tapi tadi pagi kamu sudah menggantikan posisi Keenan. Terima kasih."

"Ini serius buat saya?"

Natala masih tidak yakin satu buket bunga mawar merah indah itu dihadiahkan untuknya.

"Iya, Natala."

"Bukan buat pacar Bapak?"

"Kan sudah saya bilang, Natala. Hubungan saya dengan Shylla sudah berakhir. Kamu jadi satu-satunya ratu di hidup saya sekarang. Jadi terimalah bunga ini."

Dengan pergerakan lambat, Natala mengambil buket bunga itu dari Alvar. Dia menghirup aromanya, begitu menenangkan.

"Kamu bisa taruh bunga itu di kamar kamu untuk mempercantik kamar. Saya tidak akan memaksa kamu untuk tidur di kamar saya kalau kamu memang belum siap."

"Bapak serius nggak marah?"

"Buat apa saya marah, Natala? Marah dengan perempuan secantik kamu? Saya rasa hanya orang gila yang sanggup melakukan itu semua. Dan beberapa hari yang lalu saya memang sedang gila jadi saya berlaku kasar padamu. Namun untuk kali ini saya tidak akan gila lagi."

Alvar membawa Natala masuk ke dalam pelukannya. Perlahan, mendekap seluruh tubuh Natala. Natala tidak berbohong, ada sesuatu yang tak bisa Natala tebak. Rasanya seketika nyaman berada di pelukan Alvar. Ada sesuatu yang berbeda namun Natala tidak tahu.

"Izinkan saya untuk mencintai kamu, Natala. Dan izinkan saya juga untuk membuat kamu jatuh cinta pada saya."

1
Yusria Mumba
kasiang, natali, sabar
Emy S
jadi bingung SM alur ceritanya
Elok Pratiwi
buruk
Elok Pratiwi
cerita ga jelas ... judul cerita sama isi nya ga nyambung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!