Incaran Para Beatles

Alexa menatap punggung aksa, dia mengikuti kemana arah aksa melangkah. Sepertinya aksa sudah mahir bersembunyi dari incaran petugas kedisiplinan dan anak osis yang menjaga. Alexa dibawa melewati tempat-tempat sepi yang tidak ada satupun orang disana, ternyata aksa tidak seburuk pemikirannya. Dia jadi babu pun karena keteledorannya sendiri , aksa tidak akan mengusik hidup siapapun kalau bukan orang itu duluan.

" Bentar lagi upacara selesai, yang terpenting jangan beranjak dari sini sebelum barisan dibubarkan "

Aksa memberikan instruksi, sebagai siswa teladan dia bisa mengetahui waktu yang tepat untuk alexa masuk ke kelasnya. Alexa mengangguk pelan dia mendongak untuk melihat wajah aksa, lagi-lagi alexa meringis melihat sudut bibir aksa mengeluarkan darah. Entah apa yang terjadi sampai-sampai cowok itu merelakan wajah tampannya dipukuli, aksa tidak bisa berlama-lama dia harus pergi sebelum ada orang yang menyadarinya.

" Gw hanya bisa antar lo sampai sini, selanjutnya tergantung keberuntungan lo hari ini "

" Thanks ya, saa "

Aksa hanya mengangguk, lalu ia berbalik badan.

" Eh tunggu dulu "

" Ada apa lagi, lo masih takut ?? "

" B-bukan itu, bentar..... " alexa mengambil sesuatu ditasnya lalu memberikannya kepada aksa.

" Buat apa ?? " tanya aksa mengernyit, dan mengambil tisu pemberian alexa.

" Buat luka disudut bibir lo, dari tadi ngeluarin darah terus "

Aksa menatap tisu ditangannya, tanpa sadar dia tersenyum tipis, dia tidak menggunakan tisu tersebut. Malah memilih untuk menyimpan tisu pemberian alexa ke sakunya. Tanpa pamit ia beranjak dari sana meninggalkan alexa.

Alexa menghelakan napas lega, mendadak dia deg deg kan bersama aksa. Merasa ada dua aksa yang ia kenal, yang tadi terkesan baik dan kalem. Alexa merasa aksa memiliki kepribadian ganda.

" Nggak xaa, lo gak boleh mikirin cowok nyebelin itu. Mungkin pagi ini di baik sama lo, tapi tidak untuk selamanya. Paling juga bentar diperintah-perintah lagi "

Alexa masih ditempat persembunyiannya, dekat tangga dilantai dua. Kata aksa disana tempat paling aman dari petugas kedisiplinan sekolah. Alexa baru berani keluar dari persembunyiannya saat siswa-siswi sudah bubar dan berjalan menuju kelas mereka masing-masing.

" Syukurlah aksa mau bantuin gw, kalau nggak pasti gw gak bisa ikut ulangan hari ini "

Alexa mengatur napasnya yang memburu, mendudukkan dirinya di kursi miliknya. Tangan kanannya mengipasi lehernya yang kepanasan.

" Lah sejak kapan lo datang ?? "

Clarissa keheranan melihat alexa sudah duduk manis di kursinya. Dia ingat jelas alexa tidak mengikuti upacara, alexa juga tidak ada dibarisan murid yang terlambat.

" Gw terlambat "

" Gimana caranya lo masuk tanpa ditahan ?? " tanya clarissa, lalu duduk disebelah alexa.

" Gw lewat jalan lain "

" Jalan lain ?? Lo siswi baru tapi tau jalan lain ?? Gila hebat bangett sih lo, kasih tau gw dong jalannya "

Alexa menggeleng pelan, dia tidak akan memberitahu dimana pintu tersembunyi itu, karena dia sudah berjanji pada aksa.

" Lo kok gitu, gw penasaran tau, setau gw gak gampang lolos dari petugas kedisiplinan, apalagi disaat upacara, pasti mereka menyebar di berbagai titik"

Selama bersekolah di Elysia High School sudah beberapa kali clarissa terlambat dan dihukum oleh petugas kedisiplinan, mau kabur aja susah karena mereka ada dimana-mana.

" Lo emang siswi ajaib "

" Ajaib apanya ?? "

" Status lo siswi baru, tapi udah kenal sama pentolan sekolah, lo juga gak pernah takut sama siapapun, dan paling hebatnya lo bisa lolos dari jeratan petugas kedisiplinan yang terkenal killer"

Clarissa terlalu terbawa suasana, padahal menurut alexa biasa saja. Alexa mendekatkan tubuhnya ke clarissa.

" Aksa yang bantuin gw " bisik alexa.

" Apaa aksa?? " clarissa berteriak histeris.

Alexa berdecak, percuma dia berbisik kalau clarissa berteriak menyebut namanya. Hampir semua murid dikelas menoleh kearah mereka, dan membuat mereka penasaran apa yang sedang dibahas oleh alexa dan clarissa. Seisi sekolah tau bahwa alexa dekat dengan aksa meskipun dalam arti lain.

" Bodo, gw males cerita apapun "

Alexa menggeser kursinya menjauh dari clarissa, lalu mengeluarkan buku dari tasnya, berniat untuk membaca pelajaran sebelumnya, agar ulangannya lancar. Clarissa memanyungkan bibirnya, rasa penasarannya harus dikubur dalam-dalam karena kecerobohan dirinya sendiri. Dia tidak percaya aksa menolong alexa, yang statusnya sebagai babu. Satu sekolah juga tau bahwa mereka berdua sering ribut, clarissa bisa melihat benih-benih cinta diantara mereka berdua. Sebagai teman alexa satu-satunya, clarissa setuju alexa dekat dengan aksa, kalau bisa pacaran, nikah lalu punya anak. Satunya cantik dan satunya lagi ganteng, punya sifat yang sama-sama keras, pasti bakalan lucu jika mereka pacaran.

...----------------...

Suara gerutu mengejutkan banyak orang, siswa-siswi mengalihkan pandangannya ke pintu, matahari bersinar cerah, tidak ada tanda-tanda akan turunnya hujan. Tapi darimana suara gemuruh itu berasal.

" Tadi lo bilang aksa bantuin lo ya, xaa ??? "

Alexa hanya mengangguk

" Kalian sama-sama telat atau gimana ? "

" Gak tau, dia tiba-tiba aja datang dengan kondisi babak belur lalu pergi begitu saja setelah bantuin gw "

" Anak beatles berulah lagi nih pasti "

Bukan hal baru jika dijam pelajaran ada sekolah lain yang menyerang Elysia High School, mereka tidak lain adalah musuh beatles.

" Maksudnya ?? "

Baru saja clarissa ingin menjelaskan apa yang sedang terjadi, pengumuman dari ruang guru berbunyi. Guru meminta semua murid tetap di kelas, sampai pihak berwajib datang membubarkan tawuran.

" Bapak heran dengan anak-anak zaman sekarang, sering sekali bikin kegaduhan. Ini pasti ulah aksa lagi, anak itu terlalu dimanjakan oleh pihak sekolah sampai bersikap seenaknya "

Pak Devan mengeluhkan kelakuan anak beatles terutama ketua mereka, laki-laki berusia senja itu paling tidak suka dengan aksa. Tidak peduli betapa jeniusnya dia, tetapi jika kelakuan seperti berandal tetap saja aksa minus dimatanya.

" Yang nyerang sekolah kita siapa ?? " bisik alexa.

" Sekolah sebelah, edgar dan anggotanya. Gak tau deh masalah apalagi yang terjadi antara mereka "

Alexa terdiam, dia menatap lekat papan tulis didepannya. Clarissa tidak tau kalau semalam alexa datang ke pesta ulang tahun papanya aksa, yang dimana edgar juga ada disana. Setelah dia pertimbangkan kemungkinan besar edgar dan aksa itu sepupu. Namun masalah apa yang membuat mereka tidak akur sampai bermusuhan seperti itu.

" Tadi lo bareng edgar lagi ?? "

Clarissa mendekatkan kursinya ke alexa agar bisa mengobrol tanpa ada yang mendengarnya.

" N-nggak gw berangkat sendiri, tapi tadi pagi dia menjemput gw sih, tapi gw tolak karena malas cari masalah dengan aksa "

" Fix lo penyebabnya !! "

" M-maksud lo apa ?? Kok gw penyebabnya ? "

" Gw gak tau harus ngejelasinnya gimana, tapi gw yakin 100 % kalau lo penyebabnya "

Alexa mendesah berat, bagaimana kalau dugaan clarissa benar.

...3 jam yang lalu...

Aksa menyeringai melihat edgar menanti alexa didepan pagar rumahnya. Sayangnya dia telat beberapa detik dari edgar, seharusnya dia yang datang lebih dulu dan menjemput alexa. Tidak ada alasan kenapa aksa ingin menjemput alexa, tapi entah kenapa motornya mengarah kesana.

" Shitt !! Ternyata alexa mulai suka ama tuh cowok, bebal banget jadi cewek "

Ternyata dugaan aksa salah, alexa malah menolak ajakan edgar dan lebih memilih untuk naik bus. Pilihan alexa membuat hati aksa senang, akhirnya dia mau mendengarkan apa kata aksa. Bukannya malah menghampiri alexa dan mengajaknya untuk berangkat bersama, aksa malah menyusul edgar.

Aksa mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi, dia tersenyum puas saat edgar memilih jalan sepi. Memanfaatkan kesempatan itu, aksa langsung menyalip dan menghadang motor edgar. Sedetik saja edgar telat menekan rem, tabrakan pun tidak bisa terelakan.

Aksa beranjak dari motornya, melepas helm hitamnya yang menjadi ciri khasnya. Aksa melangkah mendekati edgar yang masih duduk diatas motor kesayangannya itu. Edgar pun melepas helmnya, ia tidak percaya bahwa aksa akan mengikutinya dan menghadangnya dijalan.

" Gw heran sama manusia kayak lo, selalu saja tertarik dengan apa yang gw miliki " aksa menertawakan kelakuan sepupunya itu, yang terlalu iri dengki kepadanya.

Edgar tersentak saat aksa mencengkram kerah bajunya, lalu melayangkan pukulannya. Edgar tidak mau kalah, dia langsung menepis tangan aksa dari lehernya.

Salah satu mereka tidak ada yang lepas dari luka dan memar, tidak ada yang mau kalah dan ingin lebih unggul. Aksa mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya, sudut mata edgar juga berdarah karena pukulan keras aksa.

" Bilang aja lo takut kalah saing kan ?? Gw pastiin cewek lo kali ini bakal jatuh di tangan gw " titah edgar diiringi dengan senyuman sinis.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...