Balas Dendam Sang CEO
Pagi hari di mulai dengan seorang perempuan membawa beberapa tumpukan berkas di tangan berjalan menuju meja kerjanya. Seorang gadis dengan rambut terikat dan kemeja berwarna krem dipadukan dengan rok sepan hitam dia mengalihkan seluruh atensi menatap layar laptop di depan. Tangannya diajak bergerak untuk menekan satu persatu huruf di keyboard, membuka berkas dan melakukan pekerjaannya seperti biasa.
"Mau nongkrong nggak nanti?" tanya seorang laki-laki dengan senyum manis di wajah.
Gadis dengan ID card Natala Mika Sherina menoleh ke sumber suara. Dia tersenyum sejenak sebelum menjawab, "Maaf ya, nggak bisa lagi. Soalnya aku nanti sibuk mungkin aku juga bakal lembur."
"Manager bisa lembur juga ya ternyata," balas lelaki itu.
"Bisalah!" balas Natala ketus memunculkan tawa kecil dari Arsenio Bagas.
Dia kembali gagal membawa Natala pergi bersamanya, tapi tak apa memandangi gadis yang sedang bekerja itu juga tidak terlalu buruk. Natala begitu mempesona, jadi jangan salah kalau Arsen jatuh hati padanya.
Suara telepon di meja Natala berdering. Dia menjawab panggilan masuk itu. Entah apa yang mereka bicarakan, Natala berakhir masuk ke ruangan salah satu petinggi perusahaan. Dia duduk di depan seorang pria berkaca mata.
"Jadi, seperti yang kita tahu kalau pak ceo tidak pernah datang ke perusahaan," ucap pria itu sebagai permulaan.
"Bukankah bapak sering mengatakan bahwa pak ceo sedang berada di Kanada mengurus perusahaan yang ada di sana, lalu maksud bapak apa?" tanya Natala.
"Itu dia masalahnya Natala, saya baru saja dihubungi oleh sekretaris pak ceo bahwa pak ceo akan datang ke perusahaan besok hari—"
"Dadakan?" Natala memotong perkataan pria itu.
Pria itu mengangguk. "Mau tak mau kamu harus memberi tahu yang lain untuk mempersiapkan hal ini. Saya tidak mau ada satupun kekurangan saat pak ceo datang ke kantor. Kita melaporkan segala hal yang terbaik kepada pak ceo setiap kali beliau bertanya tentang kondisi perusahaan, jadi saya mau kita harus sesempurna yang saya laporkan," jelas pria itu.
Setelah berbincang panjang lebar dengan pria tadi, Natala sekarang bersama tim nya sedang sibuk untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Padahal tadi yang memiliki agenda untuk lembur hanya Natala saja tetapi sekarang karyawan yang lain juga ikut lembur. Mereka rela pulang lebih lama untuk mempersiapkan kedatangan pemilik perusahaan secara tiba-tiba.
Esok hari tiba, Natala bersama yang lainnnya sudah mempersiapkan diri untuk hari ini. Mereka tetap bekerja seperti biasa tapi sambil menunggu kedatangan pak ceo ke kantor mereka.
"Kayaknya semangat amat ya nungguin pak ceo," ejek Arsen dengan nada menjengkelkan.
"Nggak gitu, gue lagi gugup aja nanti pas pak ceo datang. Gimana kalau gue ngelakuin kesalahan?"
"Tenang aja, Nat, lo nggak akan ngelakuin kesalahan. Karena yang gue tau lo adalah perempuan pekerja keras jadi nggak mungkin lo ngelakuin kesalahan nanti." Arsen berucap dengan sangat lembut, bahkan dia membawakan kopi ke meja Natala.
"Semangat kerjanya, Nata." Arsen menepuk kepala Natala pelan lalu kembali ke meja kerjanya.
Saat yang ditunggu tiba. Ketika sebuah mobil hitam mewah berhenti di depan gedung besar dan mengeluarkan sosok lelaki dengan sepatu pantofel hitam dari dalamnya. Laki-laki itu berdiri di depan gedung itu, dengan pakaian hitam membalut tubuhnya dia bersama sang sekretaris masuk ke dalam perusahaan itu.
Semua karyawan berdiri dari duduknya saat mata mereka bertemu dengan seorang laki-laki yang datang bersama salah satu petinggi perusahaan. Begitu juga Natala, dia yang bersiap sejak tadi beranjak dari meja kerjanya menuju tempat di mana pemilik perusahaan mereka berada.
Natala berdiri di depan laki-laki berjas hitam dengan kacamata hitam bertengger di matanya.
"Welcome to our office, Sir. I hope you enjoy in here," ucap Natala sopan.
"Thanks atas sambutannya. I like it," balas lelaki yang mereka bilang sebagai pemilik perusahaan.
Laki-laki itu mulai menyapa satu persatu karyawan yang ada di sana. Dengan senyuman, laki-laki itu menurunkan kaca mata hitamnya. Iris hitam legam yang dia punya langsung terlihat, rambut hitamnya yang pekat yang disisir rapi ke belakang sehingga seluruh dahinya terpampang, pesona dari pemilik perusahaan begitu tak tertahan.
"Perkenalkan semuanya, nama saya Alvar Clay Darmendhra. Saya satu-satunya anak keluarga Darmendhra sekaligus pemilik perusahaan ini."
Mereka semua tak menyangka bahwa Alvar fasih dalam berbahasa Indonesia, mengingat dia yang sudah lama berada di Kanada.
"Saya minta maaf karena selama ini tidak pernah menemui kalian secara langsung, seperti yang kalian tahu saya sangat sibuk," lanjut Alvar. "Saya suka dengan kinerja kalian semuanya, kalian pekerja keras dan mematuhi aturan perusahaan. Setelah ini saya berjanji akan sedikit lebih lama berada di negara ini. Mungkin untuk beberapa waktu ke depan progres kalian akan saya pantau secara langsung," jelas Alvar panjang lebar.
Ada beberapa karyawan yang menyukainya tapi ada juga yang mendadak takut saat mengetahui bahwa Alvar akan memantau pekerjaan mereka.
"Mari, Pak bisa ikut dengan saya." Salah satu petinggi perusahaan membawa Alvar masuk ke ruangan bersamanya. Natala tiduk ikut bersama mereka, dia disuruh oleh petinggi perusahaan untuk menyiapkan hidangan dan juga kopi untuk dirinya, Alvar dan juga sekretaris Alvar.
Natala menyiapkan beberapa roti dan juga kopi. Dia membawa itu semua sendirian. Natala masuk ke dalam ruangan setelah dia mengetuk pintu. Natala menghidangkan kopi dan juga roti itu ke satu persatu orang yang ada di sana.
Saat dia menyajikan secangkir kopi dan sepiring kecil roti kepada Alvar mata mereka bertemu. Selama beberapa saat mereka bertatapan. Tatapan Alvar sangat membuat jantung Natala berdegup kencang. Seakan-akan tatapan itu siap untuk memakannya, begitu tajam tapi seakan ada maksud lain dari sorot mata itu. Maksud yang tidak akan pernah Natala ketahui.
"Siapa kamu?" tanya Alvar jelas membuat Natala mengerutkan kening.
"Dia—"
"Saya tidak bertanya denganmu," potong Alvar saat petinggi perusahaan berusaha menyela.
Natala tidak menunjukkan raut takut sama sekali, dia terlihat tenang. Seorang gadis dengan rambut yang tergerai, mengenakan kemeja putih dan jas abu-abu serta celana abu-abu, dia tersenyum kepada Alvar. Dengan sangat santainya, Natala menjawab, "Perkenalkan nama saya Natala Mika Sherina, umur saya 28 tahun saya sudah bekerja di perusahaan ini selama hampir 8 tahun dan posisi saya sebagai co manager. Terima kasih."
Sejak saat itu Alvar langsung menarik kesimpulan dari gadis yang baru saja dia kenal. Seorang perempuan dengan iris hitam dan rambut ke cokelat-cokelatan, perempuan yang membuat Alvar tertegun begitu mendengar namanya. Sejak saat itu Alvar memutuskan bahwa Natala akan menjadi miliknya. Akhirnya Alvar menemukan sosok yang dia cari selama ini, dan setelah ini Alvar tidak akan kehilangan dia lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments