EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Nanda Maheswari tak pernah menyangka bahwa ia akan mengandung benih dari Langit Gemintang Laksono tak lama setelah pria yang ia cintai secara diam-diam tersebut merudapaksa dirinya karena emosi dan salah paham semata. Terlebih Langit saat itu di bawah pengaruh alkohol juga.
"Aku benci kamu Nan !!" pekik Langit yang terus menggempur Nanda di bawah daksa tegapnya tanpa ampun.
"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"
"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"
Masa depannya hancur berantakan. Kehilangan kesucian yang ia jaga selama ini dan hamil di luar nikah. Beruntung ada pria baik hati yang bersedia menutupinya dengan cara menikahinya. Tetapi naas suaminya tak berumur panjang. Meninggal dunia karena kecelakaan.
"Bun, kenapa dunia ini gelap dan kejam?"
Takdir semakin pelik bagi keduanya. Terlebih Langit sudah memiliki istri dan satu orang anak dari pernikahannya.
Update : Setiap Hari.
Bagian dari Novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Emosi
Bik Sari begitu begitu terkejut saat melihat suami majikannya yang ia tahu kemarin sedang dinas keluar kota untuk bekerja, mendadak sudah tiba di rumah siang ini. Ia hanya bisa menunduk hormat pada Langit.
Sedangkan Langit tanpa basa-basi langsung masuk ke dalam kamar putrinya. Sebab ia melihat Bik Sari berdiri dekat pintu kamar Ara yang terbuka lebar.
Pupil matanya seketika melebar saat disuguhkan pemandangan yang tak ia duga. Pemandangan yang begitu menyayat hatinya. Ia melihat Kayla tengah mencubit tangan dan kaki Ara disertai guyuran dari air shower dengan mode sangat dingin. Padahal cuaca di Bandung sudah cukup dingin. Sebab akhir-akhir ini setiap sore hingga malam terus diguyur hujan lebat.
"KAYLA !!" pekik Langit.
Seketika Kayla menghentikan apa yang ia lakukan pada Ara saat ini.
Deg...
Ia menoleh dan begitu terkejut melihat suaminya sudah pulang lebih awal. Dikarenakan semalam Langit bilang padanya akan tiba di Bandung sore atau malam hari. Namun siang hari ternyata suaminya tersebut sudah menginjakkan kaki di rumah. Ia berusaha menormalkan degup jantungnya dan mimik wajahnya.
"Mas..."
"Kamu sudah pulang," sapa Kayla.
Wajah Langit berubah tajam pada Kayla dengan rahang yang mengetat. Namun berubah sendu ketika menatap Ara yang tengah basah kuyup disertai wajah putrinya itu sembab dengan bibir bergetar karena kedinginan. Ia tahu Ara pasti barusan menangis.
"Gila kamu, Kay !!" bentak Langit yang langsung maju ke arah putrinya.
Tangannya segera menyambar handuk dan membungkus tubuh putrinya yang tengah menggigil kedinginan itu. Lalu ia langsung menggendong putrinya keluar dari kamar mandi dan menuju ke kamar tidur milik Ara.
"Dia bandel banget, Mas. Enggak mau makan dan minum. Kalau Ara sampai sakit gimana coba?"
"Ujungnya aku yang disalahin sama keluargamu. Pastinya kamu juga nyalahin aku. Huft !!" gerutu Kayla seraya menjelaskan alibinya agar Langit tak marah besar padanya.
Sebab ini pertama kali dirinya ketahuan oleh sang suami saat memberi hukuman pada Ara. Sejak Ara terlahir di dunia ini, Langit seakan memang enggan untuk dekat dengan bayi Ara. Ia merasa Ara adalah sebuah kesalahan yang seharusnya tidak hadir dalam pernikahannya bersama Kayla.
Alhasil ia hanya bersikap baik, penyayang dan terlihat harmonis pada Kayla serta bayi Ara ketika di depan orang lain terutama keluarga mereka berdua. Sejak dirinya mendapatkan ingatannya kembali, ia hanya sibuk pada dua hal yakni berusaha mencari Nanda dan pekerjaan.
Langit didera rasa bersalah mendalam pada sahabatnya itu dan juga rasa lain yang mulai masuk dalam jiwanya tanpa ia sadari pada seorang Nanda Maheswari. Sedangkan pekerjaan tentunya sebagai bentuk tanggung jawab dirinya sebagai kepala rumah tangga. Ia tetap wajib memberi nafkah untuk istri dan putrinya, Ara.
"Bik Sari !" panggil Langit.
"Iya, Tuan." Bik Sari pun langsung masuk ke kamar Ara dengan sopan untuk menghadap ke majikannya.
"Segera ambil baju Ara dan gantikan bajunya. Jangan sampai ia kedinginan!" perintah Langit dengan tegas.
"Baik, Tuan."
Bik Sari pun bergegas melakukan apa yang disuruh oleh Langit padanya. Sedangkan Kayla menggerutu kesal dalam hati. Sebab gara-gara Ara, dirinya jadi bertengkar dengan suaminya.
"Sini kamu !" pekik Langit seraya menyeret pergelangan tangan Kayla untuk keluar dari kamar Ara.
"Apaan sih, Mas !!" bentak Kayla tak terima. Ia merasa tak bersalah terhadap apa yang ia lakukan pada Ara. Sebab ia ingin mendidik Ara agar disiplin dan menghormati orang tuanya. Tidak menjadi anak bandel yang nantinya susah diatur. Itu yang ada di benak Kayla sebagai dasar acuan dirinya membela diri sehingga bersikap pada Ara seperti itu.
"Kita perlu bicara. Sepertinya banyak hal yang tidak aku ketahui terutama caramu mendidik Ara selama ini !"
Langit pun tetap menyeret paksa istrinya untuk turun ke lantai satu. Ia ingin berbicara berdua dengan istrinya di kamar pribadi mereka tentunya.
Mendadak emosinya muncul dan langsung berada di ubun-ubunnya ketika melihat Kayla bersikap arogan pada Ara, yang notabene putri kandung mereka sendiri. Anak yang dilahirkan dari rahim Kayla sendiri. Sampai hati ada seorang ibu kandung bisa berbuat seperti itu. Tak habis pikir di benak Langit saat ini yang tengah menggelayutinya.
Dirinya yang seorang ayah kandung, walaupun dahulu tidak pernah perhatian pada Ara, tetapi ia masih waras. Tentu saja ia tidak akan tega melakukan hal kasar pada seorang bocah yang tak berdosa dan tak mengerti apa pun problematika orang tuanya. Sejatinya anak bukanlah tempat pelampiasan kekesalan dan kemarahan orang tua.
Ada tempat konsultasi yakni datang ke psikolog. Ada juga tempat yang paling mujarab yakni bersujud, memohon ampun dan terus berdoa pada Sang Pemilik Kehidupan. Jika doa kita belum dikabulkan niscaya kita tetap mendapatkan suatu kelegaan hati karena sudah banyak bercerita pada Tuhan. Rasanya akan plong setelah mengeluarkan segala uneg-uneg yang ada pada tempat yang tepat.
Sebab Tuhan tak akan pernah mengeluh atau bosan pada hambaNya yang terus berdoa dan meminta pertolongan padaNya.
Kayla dan Langit pun kini sudah masuk ke dalam kamar mereka. Lalu pintu kamar ditutup oleh Langit secara kasar.
BRAKK !!"
Bersambung...
🍁🍁🍁