Pertemuan pertama di toko roti, membuat hidup Anjani selalu dihantui oleh seorang duda dingin bernama Kendra.
Anjani tak tahu bahwa Kendra adalah atasannya di tempat Anjani bekerja sebagai office girls.
Kendra yang kesal pada Anjani karena mengatainya pria impoten ketika sedang berebut sepotong roti, membuat Kendra bertekad akan balas dendam pada gadis berlesung pipi itu. Apalagi dia tahu bahwa Anjani adalah karyawan di kantornya.
"Akan ku buat kau seperti di neraka, kucing kecil" seringai mematikan dari bibir Kendra.
Akankah Anjani bertahan bekerja di kantor milik Kendra??...
Ataukah akan terjadi bibit cinta antara keduanya???
Baca terus ya novelku..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Orang-orang mencari keberadaan Novita sampai subuh. Gadis yang ber cosplay kuntilanak itu hilang entah kemana sejak semalam.
Di dalam ruang ganti kedap suara itu, Novita menghubungi Damar rekan kerjanya yang ber cosplay pocong.
Tak lama Damar pun mengangkat panggilan telepon itu.
"Halo Nov! Dimana loe?" tanya Damar.
"Hikhikhik... Abang, saya di perkaos.. Hikhikhik" Novita menangis terisak.
"Apa? Maksud loe gimana Nov? Loe dimana sekarang?" Damar menjadi cemas dan kalut. Pasalnya ia yang mengajak gadis lugu itu untuk bekerja di wahana rumah hantu. Jika ada apa-apa, maka Damar lah yang harus bertanggung jawab.
"Ruang ganti" jawab Novita.
Damar pun langsung berlari kearah ruang ganti itu.
"Dimana Novita?" tanya Angga yang ber cosplay mak lampir.
"Ayo semua ikut gua. Novita.. Arghhhhh buruan" Damar dan semua rekan nya langsung berlari menuju ruang ganti.
Damar langsung mendobrak pintu dan alangkah terkejutnya kala melihat Novita meringkuk tanpa memakai sehelai benangpun di samping seorang pria yang sama-sama tidak berbusana yaitu Ricky.
"Arghhhh Novita" Damar segera berlari mengambil kain-kain di ruang ganti itu dan langsung membalutkan ke tubuh Novita.
"Hikhikhik.. Bang sakit" ringis Novita.
"Apa yang sakit Nov?" tanya Angga yang benar-benar khawatir. Mereka sudah menganggap Novita adik sendiri.
"Depan belakang Novi sakit Bang Angga.. Hikhikhik" jawab Novita.
Damar dan Angga pun langsung menendang Ricky yang sedang tertidur pulas.
"Bangun loe bang$at.. Bangun Gob*ok!" teriak Damar.
"Bangun loe setan, jangan pura-pura mati" Angga dengan gemas mencubit pant@t Ricky dengan keras sampai Ricky terbangun.
"Ekeu ada dimana" ucapnya dengan gaya kemayu.
Semua orang melongo melihat tingkah laku Ricky.
"Loe sadar, loe sudah merusak anak orang" bentak Damar sembari menendang kaki Ricky.
"Maksud yey gimandose?" Ricky merasa bingung.
"Ya salam.. Jabang Bayi... Nasib-nasib loe Nov, di perkaos bencong" Ada rasa iba, namun ada rasa ingin tertawa melihat hal yang sedang di alami Novita. Damar pun langsung memberikan karung pada Ricky agar menutupi tubuhnya.
"Heh lihat gadis yang di sebelah loe. Dia habis loe perkaos. Tanggung jawab loe atau kita rame-rame gebukin loe lalu di arak keliling kampung" ancam Heru yang ber cosplay badut psikopat.
"Neng bener abang ewong?" tanya Ricky pada Novita.
"Hikhikhik... Jangan pura-pura gak inget Bang!" Jawab Novita sembari menangis.
Ricky pun merasa sungguh menyesal. Ia tidak menyangka efek minuman akan fatal seperti ini.
"Tanggung jawab loe beg*" ancam Damar.
"Slow Bang, saya bakal tanggung jawab" jawab Ricky.
"Mana KTP loe?" tanya Damar kembali.
"Untuk apa Bang KTP saya?" tanya Ricky.
"Supaya loe kagak kabur beg*. Sekarang Novita bakal gue bawa ke rumah sakit, sore gue dan teman-teman bakal datangi alamat rumah loe. Jangan ngilang atau batang loe gue tebas" ancam Damar.
Seketika Ricky pun memegangi burungnya.
..
Ricky kini sudah berada di rumahnya. Ia mencari sang ibu yang sedang melayani pembeli di warung nasi uduk miliknya.
"Emak... Hikhikhik" Ricky menangis seperi seorang gadis.
"Apa sih loe Bang, berisik banget!" tanya adiknya yang bernama Tiwi.
"Ema mana Tiwi, Emak mana?.. Hikhikhik" Ricky semakin kencang menangis.
"Noh di warung!" tunjuk sang adik.
Ricky pun segera berlari ke warung, Ricky langsung bersimpuh di kaki sang ibu yang bernama Azizah itu.
"Emak.. Hikhikhik" Ricky memeluk kaki Azizah.
"Iky kenapa?" tanya Azizah heran.
"Maafin Iky Mak. Maafin Iky" ucap Ricky.
"Cerita pelan-pelan" ucap Azizah.
"Iky udah perkaos anak orang!" ucap Ricky terbata-bata.
"Apa?" Azizah langsung syok.
Tiwi juga sang adik langsung nyelonong ikut masuk kedalam warung.
"Ngomong sekali lagi" ucap Azizah.
"Maafin Iky, Mak. Iky udah merkaos anak orang. Iky beneran gak sengaja Mak" Ricky terus menangis di kaki Azizah.
"Tiwi, Abang kamu Tiwi. Dia normal Tiwi.. Hahahaha" Bukannya marah, Azizah malah tertawa. Ia senang karena akhirnya sang anak bisa merasakan legitnya apem wanita.
"Iya Mak. Selamat ya Bang, loe udah normal bang. Tiwi seneng lihat Abang normal" balas Tiwi sambil tertawa.
"Loh Emak gak Marah tah?" tanya Ricky merasa heran.
"Marah sih sama kelakuan mu. Tapi Emak senang akhirnya Iky jadi lakik. Sekarang kita temui gadis itu. Kamu harus tanggung jawab" perintah Azizah.
Ricky hanya manggut-manggut saja.
Ricky pun akhirnya pergi bersama Azizah dan Tiwi ke rumah sakit..
.....
subuh-subuh Anjani baru tersadar setelah Malam panjangnya yang membuat ia tak sadarkan diri Kendra dengan setia menunggunya
Anjani menggeliat dalam pelukan Kendra. Matanya mengerjap dan merasakan kepalanya yang masih berdenyut.
"Eughhhhhhh!" ringis Anjani.
Kendra membuka matanya, ia senang karena sang kekasih sudah sadar.
"Mas" ucap Anjani lirih.
"Sudah sadar dari mabuk nya, hem?" Kendra memandang Anjani dengan tatapan tajam.
Anjani seketika merasa malu. Ia langsung menundukkan kepalannya.
"Mas tahu?" tanya Anjani.
Kendra hanya mengangguk saja.
Anjani pun diam. Ia tidak tahu harus bicara apa pada Kendra. Ia sungguh malu karena Kendra pasti menganggapnya gadis yang tidak benar.
"Aku hanya di ajak Ricky. Aku pikir efeknya akan biasa saja. Mas kenapa ngikutin aku sih? Kamu kan lagi berduaan sama cewek" tanya Anjani kesal.
Kendra sudah tahu arah pembicaraan Anjani. Tetapi ia tidak mau menyimpulkan dulu semuanya. Ia ingin tahu langsung dari mulut Anjani.
"Ya malam itu kami berdua sedang makan malam" ucap Kendra.
"Makan malam, ya? Uh romantisnya. Tapi kalian berdua cocok kok, sepadan juga" Anjani sangat kecewa, ia pun langsung meraih tasnya hendak pergi dari sana namun cepat-cepat Kendra meraih tangan Anjani.
"Mau kemana, hem?" Kendra semakin mengeratkan pegangan tangannya.
"Mau makan malam romantis. Lepas Mas" Anjani semakin kesal.
"Tapi aku tak izinkan kamu pergi" balas Kendra.
"Lepas!" Anjani semakin memberontak.
Grepp!!!!
Kendra langsung memeluk Anjani. Di dalam pelukan Kendra lah Anjani menangis tersedu.
"Kamu cemburu, hem?" tanya Kendra.
"Tidak! Hikhikhik.... Pergi sana sama perempuan itu. Kalian cocok, sama-sama orang berada. Ngapain juga Mas terus deketin aku" Anjani meracau sembari memukul-mukul dada Kendra.
Sebenarnya Kendra ingin sekali tertawa gemas melihat sang kelinci kecilnya marah karena cemburu pada Puspa. Tetapi ia tahan dan malah membiarkan Anjani meluapkan isi hatinya. Kendra ingin tahu seberapa jauh Anjani mencintainya.
Kendra hanya diam, tangannya ia gunakan untuk mengelus kepala Anjani agar sang gadis itu tenang.
Sebagai pria matang, ia paham betul jika wanita merajuk tandanya ingin di bujul dan di mengerti.
"Sudah marahnya? Sudah menangis nya? Boleh Mas jelasin semuanya?" tanya Kendra dengan suara lembut.
Anjani pun tenang. Ia pun mengangkat wajahnya dan memandang wajah Kendra.
Ingin rasanya Kendra menelan wajah ranum itu yang terlihat sungguh menggemaskan dengan hidung yang memerah.
"Mas tidak mau siapa-siapa kecuali kamu, sayang. Mas makan malam sama wanita itu juga terpaksa karena di suruh Mama. Dan Mas tidak peduli tentang status sosial kamu. Mas hanya cinta kamu. Maafin Mas ya sayang, sudah buat kamu marah. Mau ya maafin Mas?" Kendra terus membujuk dan memohon agar Anjani percaya.
Anjani pun memandang mata Kendra dan tidak menemukan kebohongan sedikitpun di sana.
"Mau ya maafin Mas?" tanya Kendra sekali lagi.
Anjani pun mengangguk sembari tersenyum.
Tak menyia-nyiakan itu, Kendra langsung menerjang bibir Anjani dengan brutal.
dan kenapa harus plesetan sih say tulisannya. PERKOSA aja gtu ga usah perkaos merkaos perkoas apalah itu.