NovelToon NovelToon
Dendam Sang Putri

Dendam Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Transmigrasi ke Dalam Novel / Raja Tentara/Dewa Perang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

“Bang*sat! Aku tak sudi seperti ini!” Teriakan seorang wanita menggema dalam sebuah rungan sunyi yang lembab.


Kedua bola matanya nampak mengeluarkan darah, bau amis menyengat sebagai bumbu pelengkap bertapa mengerikannya tempat tersebut.


Sang Bintang Fajar kini nampak berlumuran darah, dialah Iris. Seorang Putri dari keluarga Kaisar yang saat ini menjabat.


Dia menikah atas dasar cinta, namun cintanya tak semanis dongeng. Kini ‘cinta’ itu telah merampas segala yang dia miliki di dunia ini. Seluruh tubuhnya di pemuhi luka, tanpa mata, dengan lidah terpotong dan anak yang baru dia lahirkan, kini akan di bunuh.


Bagaimana jadinya bila Iris kembali ke masa dia masih bersama keluarganya? Simak kisah lengkapnya sekarang juga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

“Lalu Aslan, apa kau sudah tahu apa yang akan kau lakukan?” Raja menelungkupkan kedua tangannya di depan wajah, seolah tengah berfikir mengenai tindakan lanjutan.

“Saya memiliki gagasan untuk melakukan sedikit kedermawanan atas apa yang telah mereka rencanakan.” Ucap Pangeran Aslan serius.

“Kau pandai menyimpan racun dalam ucapan mu Aslan, apa yang ingin kau lakukan sesungguhnya?” Tanya Raja, Pangeran Aslan mengambil sebuah kertas dsri dalam map yang dia bawa.

“Ini adalah senjata yang tengah di buat oleh Akademi IRIS, mereka membuat sejenis senjata mematikan yang belum pernah ada sebelumnya. Black, ehem maksud saya Duke Latvan telah berhasil membuat benerapa dan bisa di gunakan. Kita bisa menggunakan ini agar mereka dapat berpikir dua kali untuk mengibarkan perang dengan kita Ayahanda, selama mereka berpikir maka kita harus berproses untuk lebih kuat lagi.” Raja mengangguk, dia juga telah tahu mengenai beberapa senjata yang di rancang oleh Black.

“Lanjutkan,” Ucap Raja, dia ingin tahu solusi sesungguhnya dari permasalahan Kerajaan saat ini.

“Kita tidak kekurangan emas atau batu sihir, kita juga tak kekurangan para jenius. Saya ingin percaya pada Duke Latvan kali ini, saya juga telah menyetujui berapa gagasan yang dia buat. Menurut saya, kita sebagai Kerajaan juga perlu membuat akademi. Atau kita dapat memberikan dukungan dari Duke Latvan, meski berada di bawah kekuasaannya namun sudah jelas milik siapa Akademi itu saat ini. Ayah, saya berharap anda dapat menyetujui pembuatan senjata dengan batu sihir.” Ucap Pangeran Aslan menunduk, penggunaan senjata dengan batu sihir memanglah bukan perkara yang mudah. Selain karena resiko yang besar, namun bila berhasil maka Kerajaan tak akan takut lagi mengibarkan diri sebagai Kekaisaran yang mandiri.

Prok!

Prok!

Prok!

“Bagus, aku suka gagasan mu. Penyihir memang banyak di Kerajaan, namun mereka juga kerap kehabisan energi saking banyaknya keperluan. Aku juga sangat menyukai gagasan dari Duke Latvan, dan sudah menandatangani persetujuannya. Hem, apa kau telah mendapat kabar darinya saat ini?” Tanya Raja menatap putranya dengan tenang.

“Sudah, nampaknya ada ular yang ingin menjadi naga. Sangat memalukan, bahkan dia menyimpan tikus pada salah satu Kesatria saat ini.” Ucap Pangeran Aslan, Raja tersenyum puas. Tak salah dia percaya pada seseorang, Duke Latvan dan Pangeran Aslan adalah masa depan Kerajaan menuju masa keemasan.

.

.

.

Di dalam hutan bayangan, sosok manusia yang tengah tertawa nampak kian menggila. Sedangkan Black kini mengangkat sudut bibirnya menyeringai penuh kemenangan.

Black membuka matanya, mata yang sebelumnya nampak begitu tenang itu kini berubah mematikan. Cahaya kemerahan keluar dari matanya, darah dari kedua tangannya berkobar laksana api yang menyala-nyala.

Bruk!

Bruk!

Bruk!

20 Orang Kesatria bawahan Black datang membawa 20 penyihir hitam yang telah tak sadarkan diri. Pria itu melotot tak percaya melihat kejadian itu.

“Kau pikir, aku tanpa persiapan. Dasar bodoh! Cuih!” Black meludah dan besi yang melingkari tangan dan kakinya meleleh seolah kepanasan dan jatuh ke tanah.

“Sepertinya introgasi kita sudah beres ya?” Ucap salah satu Kesatria, kini kepanikan melanda pada mata-mata tersebut.

“Kau pikir aku sebodoh itu, lihat wajah ku ini ban*gsat! Aku ini manusia yang telah mengalahkan Raja monster, kau pikir senjata dewa iblis bisa menghabisi ku? Mimpi!” Ucap Black melangkah dengan pasti, dia menggenggam pedang yang semula siap membunuhnya itu dan mengangkatnya dengan mudah.

“Kau pikir aku ini siapa hah?” Bentak Black mengacungkan pedang di tangannya, pria di hadapannya langsung terjatuh lemas dan di lempar oleh Black pada lingkaran tersebut.

“Lempar mereka semua!” Perintah Black, para Kesatria melempar para penyihir hitam itu dan akhirnya mereka terbakar dengan upacara yang mereka buat sendiri. Black kembali menutup matanya, hingga matanya berubah kembali normal. 

“Auuuu!” Suara longlongan serigala terdengar, Black menatap sosok tersebut yang tak jauh dari mereka. Black mengangkat jempol dan berlalu begitu saja.

Pada dasarnya, hutan bayangan adalah habitat dari para makhluk dan binatang buas seperti Serigala perak, dan macan hitam. Namun, akibat amukan monster akhirnya membuat habitat mereka terancam dan satu demi satu di antara mereka mulai mati. 

Serigala itu seolah tengah berterima kasih kepada Black dan para Kesatria, meski matanya nampak buta sebelah. Namun dilihat dari ukurannya, Srigala itu nampak seperti pemimpin para Serigala lainnya.

Black dan Ksatria setianya kembali menuju kemp, dan mendapati para monster yang mati begitu saja terbakar api abu seperti para penyihir. Black nampak tersenyum puas dan bangga akan dirinya sendiri.

Satu demi satu tikus mulai lenyap, kini Black harus membasmi akar dari segala permasalahan yang ada. Dia tak mungkin membuat Novel itu menjadi happy ending seperti aslinya, dia ingin membuat semua orang happy ending lebih tepatnya. 

Black tak ingin melihat lagi korban yang tak bersalah, bila memang perang di haruskan demi sebuah perdamaian mungkin itu harus dilakukan. Black menutup matanya dan gambaran Iris tergambar di benaknya.

“Sejak kapan si aku suka sama Iris?” Gumam Black, dia kini benar-benar tak bisa lepas dari bayangan gadis manis itu. Entah sejak kapan dia begitu mencintai Iris, namun sejak dia melihat Iris pingsan tatkala dia membuka mata, saat itu dia telah menaruh hati pada Iris kecil.

“Tuan Duke, bagaimana selanjutnya?” Tanya seorang intelijen sesungguhnya.

Memang sebelumnya Black telah curiga akan adanya pengkhianat di antara pasukannya, alhasil dia diam-diam membuat pasukan lain yang terdiri atas orang-orang kepercayaannya.

Sehingga,  saat para intelijen palsu masuk ke dalam hutan kegelapan. Intelijen sesungguhnya mengikuti mereka dan mendapati sesuatu yang mencengangkan.

Para monster itu nyatanya adalah mayat monster yang telah di bantai, para oenyihir hitam menghidupkan kembali mereka dan membuat mereka mengamuk tak tentu arah.

“Kamu nayaaaa?” Kata Black, dengan ekspresi judesnya yang menyebalkan.

“Iya Tuan Duke, aku bertanya-tanya sejak tadi!” Komen bawahannya dengan sama menyebalkannya.

“Terus kamu pikir kita bakal buat rumah megah dan tinggal di sini gitu? Kalo aku si ogeh, mendingan pulang buat nikah. Bener gak?” Tanya balik Black sambil cengengesan, akhirnya beberapa Ksatria lainnya ikut tertawa termasuk Black juga yang ikut tertawa.

“Ah, sabar. Jadi jomblo abadi emang gak enak bro!” Ucap seorang Kesatria yang sudah memiliki dua anak.

“Bisik! Adik kamu buat aku aja lah!” Ucap Ksatria Intelijen itu cemberut, sedangkan Black tertawa tanpa sungkan. Karena begitulah kehidupan Kesatria yang sesungguhnya.

Ksatria memang sangat bebas, namun beretika. Satu orang kesatria setara dengan status bangsawan seorang Baron. Jadi, bila di seuaikan dengan gaji. Gaji para Kesatria jelas lebih tinggi dari seorang Baron, dan kekuasannya lebih luas di bandingkan dengan seoang Count.

Para Kesatria akan bebas dalam berbicara, tidak tertekan dengan etitut rumit seperti bangasawan lainnya. Karena tugas mereka adalah berperang, bukan berpesta.

“Aku kangen Iris,” Gumam Black, tanpa disadari seluruh Ksatria mendengarnya.

“Feet, cie..” Ucap Ksatria lainnya, Black terkekeh tanpa malu. Dia menunduk dengan wajah yang merona merah, sedangkan yang melihatnya hanya tertawa usil.

1
Ani
keren 👍👍👍👍👍👍
Ani
makin kesini makin seru nih ceritanya
lanjut kak Nuah
CaH KangKung,
👣👣
Ani
apakah jika Alice memakan buah dewa tersebut. Alice bisa hamil.. semoga saja
Ani
semoga rencana Black and Aslan yang berhasil
Ani
setidaknya Ailish selamat dari pembunuhan
Ani
gitu toh ceritanya, begitu besar harga yang harus dibayar ya.... semoga setelah ini hanya kebahagiaan lah yang menghampiri mereka...
Shai'er
buah dewa 🤔🤔🤔
Shai'er
seperti itu🥺🥺🥺
Shai'er
😒😒😒😒😒
Shai'er
😱😱😱😱😱😱
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
inikah yang dirumorkan pasangan cinta sejati 🤧🤧🤧
Shai'er
😱😱😱😱😱
Shai'er
tidak ada yang gratis, semu ada bayarannya 🤧🤧🤧
Shai'er
sahhhhhhhh🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Shai'er
sahhhhhhhh🥳🥳🥳
Shai'er
💪💪💪💪💪
Shai'er
waspada
Shai'er
loh.... bukannya udah bebas 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!