NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

'Apa dia bilang? Dia ingin aku jadi Sugar Baby?.' Gumam Sheilla Allenna Arexa

"Maaf?!." Sheilla mengernyitkan dahinya, bingung sekaligus tak mengerti. "Mengapa aku harus menjadi Sugar Baby mu?." Tanyanya dengan nada bicaranya yang sedikit keras.

Sean memijat rahang tegasnya sembari tetap menatap ke arah Sheilla dengan seringain kecil di bibir pria itu.

"Bagaimana menurutmu?." Tanya Sean pada Sheilla. "Apa kamu tidak tau apa kegunaan Sugar Baby dalam konteks ini? Sudah ku jelaskan dan bukankah kamu sudah dewasa?."

Kemarahan melonjak dalam diri Sheilla dan wajahnya memerah karena begitu marah.

"Sudah ku bilang, AKU BUKAN P--"

**

Sheilla Allenna Arexa adalah gadis biasa yang mendapati jika dirinya tiba-tiba terjerat dengan seorang bos mafia yang kejam karena hutang dari sepupunya sebesar 5 juta Dollar. Untuk menyelamatkan keluarganya dan juga membalas budi mereka karena telah merawatnya, Sheilla terpaksa menyetujui kontrak menjadi budak dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Mengingat percakapannya dengan Nina, Sheilla memutar matanya. Namun, hawa panas membasahi wajahnya.

'Bagaimana Nina bisa menanyakan pertanyaan seperti itu padaku?' Sheilla yang malang terus terkikik seperti remaja setiap kali dia memikirkan perbincangannya dengan Nina

Nina, sahabat Sheilla itu selaku memiliki pikiran yang nakal.

Sheilla mendesah pelan, saran Nina tidak mungkin ia dengarkan. Ia tidak bisa membayangkan dirinya cocok dengan Sean. Karena tingkah pria itu selalu membuatnya bingung.

Terkadang Sean tampak agresif.

Terus-menerus mengingatkan bahwa dirinya adalah sugar baby nya dan dia adalah Daddy nya. Dan di saat lain Sean bersikap agak lembut dan apa yang sebenarnya pria itu inginkan?

Sheilla sama sekali tidak bisa memahaminya. Baginya, Sean tampak berbahaya. Seperti seseorang yang menutupi wajahnya dengan topeng, tidak membiarkan orang lain melihat dirinya yang sebenarnya.

    Bagaimana Sheilla bisa bergaul dengan orang yang tidak terduga seperti Sean? Lebih baik ia menjauh saja dari pria itu.

Sheilla segera tersadar dari lamunannya. 'Aku harus tetap kuat dan mencari cara untuk bisa membayar kembali hutang itu. Tidak mungkin aku mau berada didekatnya terus seperti sekarang.' Pikir Sheilla dalam hati dan kembali ke aula dengan tekad bulat.

Kembali ke aula bar, Sheilla melanjutkan latihannya sebagai bartender.

Dia berjalan ke gudang dan mulai bereksperimen dengan berbagai anggur yang disimpan di sana. Mungkin dia bisa menemukan terobosan dan menghasilkan sesuatu yang lezat.

"Argh!" Beberapa jam kemudian, orang-orang yang lewat di luar gudang itu sering mendengar seseorang berteriak dan mengerang frustrasi dan mereka bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan orang di dalam sana sehingga mereka mengeluarkan suara-suara aneh seperti itu.

    ***

Di dalam ruangan, ada beberapa botol yang tergeletak di lantai, ada anggur yang tidak sengaja tumpah dan Sheilla menarik-narik rambutnya karena frustrasi.

Apa pun yang dilakukannya, ia tidak bisa melakukannya dengan benar. Air mata menggenang di matanya dan ia merasa ingin menangis. Namun, apa yang akan terjadi? Tampaknya menjadi bartender bukanlah keahliannya.

Sheilla harus mencari cara lain untuk menghasilkan uang, selain menjadi sugar baby dan seorang bartender untuk Sean. Sebuah pikiran terlintas di benaknya dan senyum kecil menghiasi bibirnya.

Sheilla menyusun rencana bagaimana agar bisa mendapatkan uang untuk besok dan di saat yang sama, membalaskan dendamnya pada Sean karena telah mencuri ciuman pertamanya dan menggodanya di setiap kesempatan.

Meskipun pada kenyataannya Sheilla sendiri yang melakukannya, ia masih menyimpan dendam. Keputusan untuk mencium Sean muncul karena dia sangat ingin membalas dendam dan membebaskan dirinya dari Sean.

    ***

Keesokan harinya, Sheilla berjalan dengan susah payah menuju bar, di bawah tatapan waspada Sean.

Dia menyipitkan matanya dan mengikuti di belakangnya dengan cermat.

"Kamu tahu, kamu bisa menjadi baby ku untuk mendapatkan sepuluh ribu dolar setiap hari." Saran Sean tiba-tiba ketika ia menyadari betapa lelahnya gadis itu. "Kita berdua bisa menyelamatkan diri dari masalah. Kamu tidak perlu membuat anggur dan aku tidak perlu mencicipi anggur yang kamu buat."

Sheilla memutar matanya malas, ia tahu bahwa pria itu sengaja melakukannya. "Ha," ejeknya, sembari mengangkat bibirnya karena tak suka.

    Hal konyol itu akan terjadi dalam mimpi Sean saja!

"Tidak, terima kasih. Aku akan membuat anggur." Jawabnya enteng, meskipun menurut Sheilla tidak mungkin memuaskan Sean dengan anggur.

    

    Pria itu sangat pemilih dalam meminum anggur dan Sheilla bahkan tidak tahu apa yang pria itu sukai.

Sheilla tahu akan sulit baginya untuk mendapatkan uang dengan membuat koktail anggur. Namun dengan rencananya, ia tetap akan membawa pulang uang dalam jumlah banyak untuk hari itu.

    Sheilla menyeringai, menertawakan rencana jeniusnya dalam hati. Sudah waktunya untuk membalas dendam.

Sementara itu, Sean mengernyitkan alisnya, melihat mata Sheilla yang berbinar-binar seperti bintang di langit malam. 'Kucing kecil ku itu terlihat penuh percaya diri. Seakan dia tahu hal apa yang bisa memuaskanku.' Kata Sean dalam hati.

Sejujurnya, Sean cukup terkejut dengan perubahan suasana hati Sheilla yang tiba-tiba. Beberapa hari yang lalu gadis itu merajuk karena harus membuatkannya minuman setiap hari, tetapi sekarang dia malah tersenyum lebar.

    Ada apa?

Karena mengira Sheilla hanya percaya diri dalam belajar cara menjadi bartender dan itu dapat menyenangkan hatinya, Sean menepis rasa ingin tahunya dan menyeringai.

"Terserah kamu saja. Tapi kalau anggurnya tidak enak hari ini, kamu tidak akan mendapat sepeser pun." Jawab Sean sebelum akhirnya berbalik. Pergi untuk urusan bisnis bersama bawahannya yang lain.

Sheilla menjulurkan lidahnya dan mencibir di belakang punggung Sean. 'Dasar licik!.' gerutunya dalam hati. Kalau saja sikap Sean sesuai dengan penampilannya, segalanya akan jauh lebih baik.

Meskipun Sheilla menghargai penampilan Sean

    Pria itu mengenakan pakaian serba hitam hari ini, tampak sangat tampan.

Sheilla menyadari bahwa saat Sean bersikap serius, kesopanannya akan hilang dan dia memancarkan aura dingin yang membuat pria seperti tidak bisa didekati.

Melihat Sean pergi, senyum nakal muncul di wajah cantik Sheilla. Dia harus melaksanakan rencananya saat Sean pergi untuk memberi pria pelajaran.

    **

Satu jam kemudian, Sheilla menyelinap masuk ke dalam kantor Sean, dengan langkah kakinya yang hati-hati.

Jantungnya berdebar kencang memikirkan apa yang akan dilakukannya. Matanya terus melirik ke arah pintu untuk memastikan tidak ada yang masuk. Jika Sean tiba-tiba muncul, Sheilla akan berada dalam masalah besar.

Berjalan menuju laci yang telah dilihatnya, di hari sebelumnya saat Sean membukanya. Sheilla menggunakan jepitan rambut untuk mencongkel kunci agar terbuka.

Jantungnya berdegup kencang saat membuka laci. Ia meletakkan gelas anggur di dalam laci setelah mengambil sepuluh ribu dolar yang ada di sana, lalu menguncinya lagi.

Ia hendak meninggalkan kantor ketika rasa bersalah menyerbu perasaannya. Namun, ia segera menepisnya.

    'Jangan berhenti, Sheilla. Lagipula, mereka juga tidak mendapatkan uang secara legal.' Batin Sheilla, mencoba meyakinkan dirinya sendiri dan pergi.

***

Ketika Sean kembali ke klub, hal pertama yang dilakukannya adalah melihat ke konter minuman untuk memeriksa gadis kecilnya

Alisnya berkerut saat dia tidak melihat Sheilla.

    'Di mana Sheilla?.'

Sheilla belum seharusnya meninggalkan tempatnya. Sebuah pikiran melintas di benaknya dan matanya berbinar.

    'Apa mungkin Sheilla pergi ke kantorku untuk menungguku dan memberiku anggur?' Batin Sean.

"Bos, Nona Sheilla sudah pergi sejam yang lalu. Katanya dia sudah pulang... ke mansion anda."

Tom tiba-tiba memberikan laporan dan dengan hati-hati menyampaikan hal tersebut, punggungnya dipenuhi keringat dingin saat Sean menyempitkan tatapan dinginnya padanya.

"Lain kali, jangan biarkan dia pergi sendiri!." Bentak Sean dan wajahnya berubah gelap. Dia marah karena Sheilla pergi tanpa menunggunya.

'Sepertinya gadis kecil ku mulai sedikit tidak patuh.' Raut wajah Sean tak terbaca saat ia berbalik dan berjalan menuju kantornya.

    Diego mengikutinya dari belakang, bertanya-tanya mengapa Sean tiba-tiba kehilangan kesabarannya, padahal bosnya sekaligus temannya itu selalu berusaha mengendalikan emosinya di depan orang lain.

"Bos, haruskah aku menelepon orang-orang di mansion dan mencari tahu apakah Sheilla ada di sana?" Tanya Diego pada Sean dengan hati-hati.

    "Tidak perlu."

'Sheilla tidak cukup bodoh untuk melarikan diri, meskipun tahu aku dapat menemukannya dengan mudah,' kata Sean dalam benaknya.

Memasuki kantornya, pandangan Sean tertuju pada selembar kertas kosong di mejanya.

Alisnya berkerut, bertanya-tanya mengapa dia menaruh kertas kosong itu di sana. Dia berpikir sejenak dan berjalan ke laci, membukanya.

Sean tiba-tiba teringat saat tatapan Sheilla terus tertuju padanya, pada hari sebelumnya.

Seperti yang diduganya, dia menemukan segelas anggur di dalam laci dan menggantikan uang yang tadinya ada di sana.

Sembari menoleh ke kertas, Sean mengerutkan dahinya dan menuangkan anggur ke atasnya. Seketika, kertas itu menunjukkan kalimat setelah kertas basah kuyup, [Anggur hari ini hasilnya bagus, jadi aku akan mengambil uangnya dan pulang dulu.]

Saat membaca catatan itu, Sean membayangkan wajah Sheilla yang sedang tersenyum licik saat gadis itu menulisnya membuatnya tidak bisa menahan senyum.

    Sheilla adalah orang yang sangat menarik.

Sembari mendudukkan dirinya, Sean memanggil Diego yang sedang menatapnya.

Diego terkejut melihat Sean tersenyum setelah tahu lacinya baru saja dibobol.

    'Bukankah seharusnya Sean memerintahkan agar tangan Sheilla dipotong atau semacamnya?'

Diego mengernyitkan dahinya, mengamati Sean. 'Apakah Sean sudah tidak setegas dulu?.' Pikir Diego dalam hati.

"Diego, cepat beli brankas baru untuk kantor. Pilih dari bahan yang kuat dan aman! Jika tidak, kucing kecil ku akan merampokku sampai semua uangku habis." Kata Sean, lalu terkekeh sendiri.

1
Siti Aishah
good
Mimik Pribadi
Ayo donk thor,smangat up nya,aku tunggu kelanjutan nya,,,,☺️🤗
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,Begitulah rasanya cinta Sean,untung yng kamu mkn es cream, jdi tidak seburuk kata perumpamaan yng mengatakan klo sdh cinta, tahi ayam pun serasa coklat Sean 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Menarik,,,,aku suka ❤️
Jenny
baru nemu ceritamu kak, nyimak dulu yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!