Seorang wanita harus mengakui akan posisi dirinya transmigran ke tubuh seseorang wanita yang tidak dia kenali,bahkan posisi dia berubah menjadi seorang istri dan itu semua karena perjodohan yang sengaja direncanakan oleh keluarganya.
Mengira dirinya akan menikah dengan seorang pria tua,tapi kenyataannya bukan dirinya menikah dari seorang pria tampan dengan sifat dinginnya bahkan berlanjut sampai di pernikahan mereka karena perjodohan yang keluarga mereka lakukan.
Tapi semua berubah setelah semua terjadi dan tergantikan posisi seseorang wanita lain menempati tubuh wanita ini.
Apakah dia akan mendapatkan kebahagiaan dari semua pengorbanannya itu.Dan apakah dia bisa meluluhkan perasaan suaminya yang begitu dingin padanya.
Walaupun diam-diam dia memiliki rahasia yang besar yang dia sembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Sekedar sandiwara
Ekspresi Lily pun sama kecewanya apalagi usaha dia mendekati Arsya pun gagal.
"Baiklah kalau begitu ,ibu mau pamit dulu.Masih ada pekerjaan ibu yang harus ibu selesaikan." pamit ibu Nirma yang diam-diam merasa kecewa bercampur bingung harus mencari rencana yang lainnya untuk bisa mendekati menantunya itu demi keuntungan semata.
Setelah ibu Nirma dan putrinya sudah pergi,kini mereka berdua masuk kembali kedalam rumah.
Arsya langsung melirik kearah istrinya."Ternyata kamu sengaja mengucapkan kata itu" ucap Arsya pada istrinya.
Miranda menatap suaminya dengan tatapan tajam."Asal kamu tahu, tadi aku hanya bersandiwara didepan mereka.Mereka selalu datang menganggu ku bahkan selalu meminta hal-hal yang aneh yang belum tentu aku setujui.Dan kenapa juga kamu bertanya hal seperti itu setelah kamu menyelediki mereka." mendengar ucapan istrinya Arsya langsung terdiam.
"Darimana dia tahu jika aku mengawasi keluarganya." batin Arsya yang sedikit kaget.
Miranda maju mendekati suaminya."Terserah kamu ingin melakukan apa dengan keluargaku.Aku pun sudah tak peduli dengan mereka,mereka parasit yang harus aku hindari.Ingat apa perkataan ku." ucap Miranda yang menepuk bahu Arsya, seperti menandakan jika dia tak akan ikut campur keluarganya lagi.
Miranda langsung pergi dari tempat itu, tapi tetap saja suaminya bertanya."Apa kamu tak merasa kehilangan mereka?" tanya Arsya lagi.
"Bagiku mereka hanyalah boneka,untuk apa aku melindungi mereka jika mereka dari awal memperlakukan ku seperti orang lain.Terserah kamu mau berbuat apa,apa sekalian kamu hancurkan saja mereka." jawab Miranda yang langsung pergi meninggalkan suaminya.
Arsya terdiam melihat sikap dari istrinya seperti memendam dendam begitu besar pada mereka.
"Sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan." batin Arsya yang benar-benar dibuat penasaran dendam apa yang membuat istrinya begitu tega melakukan hal itu.
"Apa mungkin informasi yang Erik sampaikan itu benar semua." gumam Arsya yang pada akhirnya mengakui benar adanya informasi itu.
Pagi hari
Seperti biasanya pagi ini Miranda melakukan aktivitas dengan olahraga pagi.Sedangakan Posisi Arsya sedang duduk santai bersama teman-temannya yang saat itu mereka asyik mengobrol.
"Ada apa kalian kesini pagi-pagi,apa kalian tidak sibuk dengan pekerjaan kalian sampai pagi-pagi sudah ada di rumahku?" tanya Arsya pada mereka
"Hanya ingin main saja,apalagi masih ada waktu sebelum kami berangkat kerja." jawab Rico pada Arsya.
"Aku juga tak tahu, tiba-tiba saja ia menyeret aku untuk ikut pergi ke rumahmu.Entah apa yang ingin bicarakan denganmu." jawab Marvel yang sebenarnya kaget kenapa Rico mengajak dirinya untuk main kerumahnya Arsya.
"Kamu itu ya, terlalu banyak protes." ucap Rico yang malahan mereka berdua saling adu mulut.
"Diam kalian berdua!"ucap Arsya yang nampak begitu marah pada keduanya.Rico pun sengaja melirik kanan dan kiri seperti sedang mencari sesuatu.
"Kamu cari apa?" tanya Arsya pada Rico
"Dimana istrimu?" tanya balik Rico yang penasaran sedari tadi tidak melihat keberadaan istri dari temannya itu.
"Untuk apa kamu mencari dia,apa mungkin niatmu datang kesini hanya ingin mencari istriku?" pertanyaan itu sontak saja membuat Rico sedikit kaget serta dia mulai terlihat kebingungan.
Marvel yang mendengarnya sedikit kaget dan bingung untuk apa Rico mencari istri dari sahabatnya itu.
"Kenapa kamu dia?" pertanyaan itu sontak membuat Rico makin kebingungan.
"Hanya sekedar tanya saja." jawab Rico dengan santai.
"Sebaiknya kita bicara ke ruang kerjaku saja." ajak Arsya yang pada akhirnya mereka berjalan kearah ruang kerja dari sahabatnya. Tiba-tiba saja terdengar suara berisik dari arah samping,tepat dari arah kolam renang.
Mereka melihat ada seseorang yang saat itu sedang berdiri sembari memegang sesuatu ditangannya.
"Ternyata istrimu ada di sana." ucap Marvel, yang spontan mereka kaget semua setelah apa yang dipegang oleh wanita itu seperti pedang samurai .
"Apa tidak salah, yang istrimu pegang itu sebuah pedang samurai?" pertanyaan itu langsung keluar dari mulut Marvel.
"Tidak salah,dia memiliki benda seperti itu." jawab Arsya yang sudah mengetahui akan koleksi miliki istrinya.
"Benar-benar menyeramkan,jika saja kamu ribut dengannya aku pastikan dia tak segan-segan melukai nantinya." ucap Rico yang melihat perubahan dalam diri Miranda.
"Dia memang bisa melakukan itu dan menghajar pun dia bisa melakukan.Aku pun tak ingin berurusan wanita itu lagi." jawab Arsya yang sudah pernah di hajar oleh istrinya itu.
"Seharusnya kamu jangan membalasnya dengan kasar, tapi kamu harus membalasnya dengan memberikan perhatian lebih ." ucap Marvel yang tahu betul permasalahan yang sahabatnya sedang hadapi.
Mendengar pesan dari temannya,Arsya langsung terdiam dan mencoba memahami apa yang sahabatnya katakan.
"Apa yang Marvel bilang ada benarnya juga." jawab Rico yang setuju dengan pendapat Marvel.
"Sudahlah jangan bahas dia lagi." jawab Arsya yang lebih memilih cuek pada wanita itu.
Mereka pun pergi ke ruang kerja dan meninggalkan Miranda yang masih fokus dengan latihannya.
Tanpa mereka sadari Miranda terus memperhatikan gerak-gerik mereka yang tidak sengaja memperhatikan dirinya saat latihan.
"Untuk apa mereka kesini." gumam Miranda melihat teman-teman dari suaminya pagi-pagi sekali sudah berada di rumahnya.
"Masa bodoh, untuk apa aku pikirkan mereka." batin Miranda yang sudah tidak memperdulikan kedatangan mereka,mereka juga pun bukan teman-temannya.
Diposisi ruang kerja Arsya
Arsya dan teman-temannya nampak mengobrol sesuatu yang terdengar serius.
"Apa kamu yakin jika itu ulah Harry?" tanya Marvel yang ternyata mereka sedang membicarakan hal penting.
"Aku yakin,aku sudah menyuruh seseorang untuk mengawasi dan ternyata benar dia pelakunya." jawab Rico yang diam-diam membantu Arsya.
"Sudah aku duga dari awal pasti ulah dia." jawab Arsya yang sudah mencurigai sedari awal.
"Lalu langkah berikutnya bagaimana,tidak mungkin kamu diam." ucap Rico yang sedikit emosi.
"Itu akan menjadi urusanku,nanti aku akan menyuruh Erik untuk melakukan sesuatu." jawab Arsya yang nampak santai menanggapinya.
"Terserah kamu saja,yang penting aku hanya membantu saja." ucap Rico yang ternyata membicarakan hal itu.
"Lalu saat penyerangan itu semua baik-baik saja kan?" tanya Marvel pada Arsya.
"Baik-baik saja,tapi wanita itu yang mengakhirinya."
"Maksud kamu?" kedua pria itu lantas kebingungan dengan apa yang sahabatnya katakan.
Arsya pun menjelaskan semua hingga pada akhirnya keduanya hanya bisa terdiam.
"Kamu yakin istrimu bisa melakukan itu?" tanya Marvel yang masih tak percaya.
"Apa yang Arsya katakan memang benar,aku pun melihatnya secara langsung jika istrinya benar-benar berani melakukan itu.Sampai gilanya istrinya mempunyai peliharaan hewan buas." Rico menjelaskan apa adanya.
Alur ceritanya boleh juga.
So pasti boleh juga di jadikan referensi tuk bacaan kalaian..
Thanks ya Thor 👍🏼👌🏻✅