NovelToon NovelToon
Annoying Wife

Annoying Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Enemy to Lovers
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.

Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.

Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Hari ini Naya hendak bertemu dengan temannya. Mereka akan bertemu di sebuah cafe dekat sini. Karena Sagara sudah berangkat kerja, jadilah Naya mengirim pesan untuk meminta izin. Dia ingin menjadi istri yang baik mulai sekarang.

"Lolipop!" seru Naya ketika melihat temannya yang duduk di salah satu kursi.

Loli, gadis manis itu melambaikan tangannya pada Naya, senyumnya melebar menampilkan gigi-giginya yang mungil, menggemaskan.

Loli memang seumuran dengan Naya, bedanya jika Naya adalah gadis yang bar-bar, Loli adalah gadis yang manja dan kekanakan. Dia sangat dimanja oleh orang tuanya, wajar kalau dia tumbuh seperti ini. Itulah yang membuat Naya betah berteman dengan Loli, dia jadi bisa mengerjai Loli sesuka hati.

"Nay nay!"

Keduanya berpelukan seakan sudah berpisah selama bertahun-tahun. Padahal baru 3 hari lalu mereka bertemu.

Naya duduk di hadapan Loli, dia memesan minuman dan juga makanan sebelum bercerita.

"Kamu gemukan ya?" ucap Loli tiba-tiba.

Naya berdecak. "Ini bukan gemuk namanya, tapi semok alias montok, Loli!" balas Naya.

Mulut Loli memang suka blak-blakan, tapi Naya tak mengambil hati tentang hal itu.

Loli mengangguk saja sambil memakan yupi nya.

"Kamu kerja di mana sekarang?" Naya bertanya.

"Di cafe kaya gini juga. Tapi yang di dekat perusahaan gede itu loh. Masuk sana susah, aku minta bantuan om aku biar bisa masuk ke sana hehehe," jawab Lola lalu dia menyengir.

"Anak semanja kamu mau kerja juga ternyata?" cibir Naya. Padahal dalam hati dia merasa malu. Karena diantara keduanya, yang paling kekanakan itu adalah Loli, dan Loli mau bekerja, sedangkan Naya yang dewasa malah leha-leha. Pantas saja Arunika sering mengomel.

"Aku bosan di rumah. Awalnya mama sama papa larang aku, tapi aku tetap ngeyel pengen kerja. Jadi mereka bolehin deh. Untung om aku baik, soalnya dia temen yang punya cafe itu," jelas Loli.

"Om yang mana? Yang ganteng itu?" Mata Naya langsung berbinar. Dia cukup dekat dengan keluarga Loli, jadi dia tau dengan om yang dimaksud Loli.

Sambil mengunyah cake nya, Loli mengangguk. "Iya, kan kamu pernah diajak makan mie ayam juga."

"Wahhh, iya kah?! Iihhh jadi kangen..." Bibir Naya melengkung ke bawah.

Jari telunjuk Loli bergoyang kekiri dan kanan. "No no no, dia udah tunangan. Masa kamu kangen sama pacar orang. Bukannya kamu udah nikah ya? Suami kamu juga ganteng loh," ucapnya.

Mendengar kata suami, seketika Naya jadi malas. Dia menatap bosan ke arah pesanannya yang baru datang, lalu kembali menatap Loli.

"Jangan bahas dia, aku malas. Dia itu ngeselin tau! Sok cool banget!"

Loli mengerjapkan matanya. Kenapa Naya terlihat aneh? Bukannya dia suka pria tampan? Suaminya tampan, lalu kenapa gadis itu malah marah-marah?

"Harusnya kamu bersyukur, Naya. Untung suami kamu bukan ODGJ," ujar Loli.

"Heh!" Naya melotot. Bisa-bisanya temannya itu berfikir seperti itu.

"Makanya bersyukur!"

Naya berdecak. Dia menyedot milkshake nya lalu kembali menatap Loli. "Info loker dong. Aku mendadak pengen kerja juga. Kalau sama kamu, aku mau deh," ucap Naya.

Loli terlihat berfikir, mulutnya terus mengunyah makanannya.

"Umm ... gak tau. Nanti aku tanya om, deh. Siapa tau ada," katanya.

"Harus ada, Lol. Kamu tega sama teman kamu yang cantik ini? Capek tau dimarahin mama gara-gara jadi pengangguran." Naya cemberut. Bahunya merosot seolah baru menampung beban berat.

"Tapi, kamu kan udah nikah, Naya. Emang suami kamu kasih izin?" tanya Loli.

"Ck, gak ada hubungannya. Dia aja bisa kerja, kenapa aku gak bisa?"

"Terus dari kemarin-kemarin kamu ngapain, kok baru keluar dari sangkar sekarang?"

Naya mencebik. Kenapa Loli jadi pandai membuatnya malu?

"Udahlah, pokoknya kamu harus bilang sama om kamu itu buat masukin aku ke tempat kerja kamu juga. Harus bisa!"

"Iya deh," pasrah Loli. Lagi pula Naya temannya, dia akan jadi semangat kalau bersama Naya.

"Bagus! Awas aja sampai gak bisa!"

Loli mengangguk sambil mengunyah.

Naya tersenyum. Dengan begini dia akan membuat mamanya tidak mengomel lagi. Dia juga jadi jarang bertemu Sagara dan memiliki alasan jika tidak membereskan rumah.

"Nayanika?"

Bukan hanya Naya yang menoleh, Loli pun ikut menoleh ke arah seorang laki-laki yang berdiri di samping mereka.

Naya dan Loli saling menatap, mereka tidak kenal siapa pria itu.

"Kamu ... siapa?" tanya Loli seraya mengerjapkan matanya bingung.

Pria itu tersenyum tipis melihat keduanya bingung. "Aku Karel, teman SMA kalian. Lupa?"

Loli langsung terbelalak. "Karamel?! Kok kamu berubah?!" pekiknya.

Karel meringis, dia menggaruk tengkuknya malu-malu.

Naya pun sama seperti Loli. Dia terkejut melihat perubahan Karel. Bagaimana tidak terkejut? Dulu, Karel itu laki-laki paling culun di sekolah nya, kutu buku, pendiam, tidak punya banyak teman, sering dibully juga. Tapi, Naya dan Loli tidak pernah berniat jahat pada Karel, mereka juga tidak dekat, hanya sekedar kenal karena pernah kerja kelompok bersama.

"Aku ... boleh gabung?" tanya Karel ragu-ragu.

Loli mengangguk cepat dengan sendok es krim yang dia gigit. "Boleh boleh!" ujarnya tanpa ragu.

Naya pun tak melarang. Lagi pula hanya bergabung, tidak aneh-aneh.

"Gimana kabar kalian?" tanya Karel. Dulu dia pendiam, tapi sekarang dia banyak bicara.

"Baik," sahut Naya dan Loli.

"Kamu kok bisa jadi gini? Dulu culun banget loh," ucap Loli.

Naya meringis mendengar ucapan Loli yang blak-blakan. Untung saja Karel tidak tersinggung.

Karel tersenyum. "Zaman sudah beda. Masa iya aku harus seperti dulu terus?"

Loli mengangguk membenarkan. "Benar juga. Tapi aku hampir pangling loh. Keren kamu!" tanpa ragu dia menepuk punggung lebar Karel.

Jika dulu Karel adalah pria yang kurus dan culun, sekarang dia menjadi pria gagah dengan bahu lebarnya, garis rahang nya begitu sempurna. Wajahnya juga terlihat dewasa dan seksi, mungkin karena pria itu sering olahraga juga.

Siang itu mereka bercerita banyak. Ketiganya tidak merasa canggung sama sekali. Karel bercerita banyak tentang dirinya. Naya dan Loli menyimak dengan baik, pantas saja Karel bisa sekeren ini.

Tak terasa senja mulai menampakkan diri. Mereka hendak pulang. Awalnya Karel ingin mengantar kedua gadis itu, tapi Loli sudah lebih dulu dijemput supirnya. Jadilah sekarang sisa Naya dan Karel.

"Aku antar aja, ya?" tawar Karel.

Naya berdecak saat kesulitan mencari taksi online. Dia menatap Karel dengan ragu.

"Nggak apa-apa?"

Karel mengangguk. "Nggak papa, Naya. Ayo, keburu malam," ajaknya.

Naya pun menurut, mereka berdua segera masuk mobil Karel dan pergi dari area cafe.

****

Bertepatan mobil Karel menjauh dari rumah Naya, mobil Sagara juga baru sampai. Otomatis pria itu menyadari ada mobil asing yang memasuki area nya.

Naya sendiri memilih segera mandi, karena tubuhnya terasa lengket.

Setelah memasukkan mobilnya ke garasi, Sagara langsung masuk rumah. Dia berusaha santai meskipun bertanya-tanya siapa orang yang berada di dalam mobil itu.

Saat masuk kamar, dia mendengar suara gemericik air dan suara Naya yang bersenandung. Makin curiga saja Sagara. Sepertinya mood Naya sangat baik hari ini.

Dia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya, menunggu Naya selesai mandi.

Hingga tak lama kemudian, Naya keluar dengan handuk kimono membalut tubuhnya. Tanpa menyadari kehadiran Sagara, Naya berjalan membuka lemari, bibirnya masih bersenandung ria.

Sagara menatapnya dengan datar. "Siapa tadi?"

"AAAAAAA!!" Naya memekik saking terkejutnya. Dia menatap Sagara dengan mata melotot, tangannya memegang dadanya yang berdegup kencang.

"Sejak kapan kamu di situ?!" seru Naya. Dia berusaha mengatur nafasnya.

"Saking senangnya, kamu sampai gak tau saya di sini?" Sebelah alis Sagara terangkat.

Naya berdecak, dia kembali mengambil bajunya.

"Emang kenapa? Harus banget aku tau kalau kamu ada di situ?" cibirnya.

"Siapa dia?" Sagara kembali bertanya.

"Dia dia dia, siapa sih?!" kesal Naya.

"Yang antar kamu pulang."

"Oh. Temen," jawab Naya acuh. Dia berjalan menuju ruang ganti untuk memakai pakaiannya.

Sagara berdecak karena merasa diabaikan. Untung saja sabarnya seluar bumi.

"Apa itu kekasih Naya?" gumamnya.

"Udah tua, gak boleh kepo," celetuk Naya. Dia keluar dari ruang ganti sembari mengusap rambutnya dengan handuk kecil.

"Wajar, saya suami kamu. Saya berhak tau apapun yang kamu lakukan di luar sana," balas Sagara. Dia berjalan menghampiri Naya.

"Eitsss ... kamu lupa kalau kita itu nikah secara ter-pak-sa," tekan Naya. "Jadiiii ... kita boleh lakuin apapun. Mau jalan sama siapapun, gak masalah. Kalau kamu punya pacar juga gak masalah, kan kita—"

Tubuh Naya seketika menegang saat Sagara menarik pinggangnya agar merapat pada tubuh pria itu.

Tatapan Sagara membuat Naya meneguk ludahnya dengan kasar.

"Kita memang dijodohkan. Tapi, saya gak pernah main-main tentang pernikahan ini, Nayanika." Suara Sagara yang begitu rendah membuat Naya merinding.

"Prinsip saya, menikah hanya untuk sekali seumur hidup. Kamu pikir saya akan melepas kamu begitu aja?" Sudut bibir Sagara tertarik, ia menyeringai tipis. "Tidak akan, tidak akan saya lepaskan. Ingat itu." Sagara meniup wajah Naya hingga membuat mata Naya berkedip. Setelahnya dia melepaskan rangkulannya dan langsung masuk ke kamar mandi.

Bruk!

Naya langsung terduduk di pinggiran ranjang. Wajahnya terlihat masih syok karena melihat sikap Sagara tadi.

"K-kenapa dia jadi mirip iblis?" gumamnya tergagap.

Seringaian Sagara membuat Naya merinding jika mengingatnya. Huh, pria itu benar-benar aneh!

Naya berdecak setelah sadar. "Dia pikir aku bakal nurut gitu?"

bersambung...

1
Iren Nursathi
jangan sad ending dong thor gk rela akuuuu
dyarryy: hehehehe🤭🤭🤭
total 1 replies
vj'z tri
🐰 putih sedang menyerahkan diri 🤣🤣🤣🤣🤣
Iren Nursathi
lanjuuuuut thor semangaaaaaaat
Iren Nursathi
lanjut thor kurang nih he he
vj'z tri
ega jadi tumbal 🤭🤭🤭 siap siap di labrak nanay 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
😱😱😱😱 malah ketemu juga dah di jaga ketat.... semoga gak DA niat buruk ke nanay
erma irsyad
aq nggk bisa koment2 cuma bs ksih kopi😉
Iren Nursathi
makasih thor aku cukup cukupin deh ya
dyarryy
jangan lupa tinggalkan jejak 😗
Iren Nursathi
lanjut thor aku penasaran nih ceritanya bagus bikin senyum² terus ngakak dej
azh
semoga sampai happy ending ya ka author
dyarryy
yuk kasih bintang dan ulasannya
yourheart
Luar biasa
erma irsyad
mksih thor Upnya
vj'z tri
di tunggu loh beneran ini 🥰🥰🥰🤩
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣 sama aja itu nama nya Gerry salut 🤣🤣🤣🤣ngeledek gara 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhhh meleleh hati adek mas gara 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
vj'z tri
sorry ya nay gak bakal cemburu ,cuman kesel ajj ya nay liat gara sama sapii ngobrol 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
erma irsyad
part nya kurang panjang😁,tambahin lgi ya thor,nggk berasa bacanya udh hbis🤭
dyarryy: iya nanti ditambahin, agak siangan yaaa
total 1 replies
awesome moment
bisa klepek2 tu mas bojo. nay3x kmu hobby bgts bikin saga klenger
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!