nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered
Sinopsis:
Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.
Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.
Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.
Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3: Mata Dunia dan Pilar Pengkhianat
Tiga hari setelah jatuhnya Desa Veltrien, berita tentang serangan misterius mulai menyebar. Di istana utama Kerajaan Avarynn, para bangsawan berkumpul dalam ruang perang. Raja Valen duduk gelisah di singgasananya, sementara peta terbentang di depannya dengan tanda merah besar di titik selatan.
"Desa itu dijaga oleh para ksatria magang terbaik. Lalu dibantai dan direkrut hanya dalam satu malam," desis salah satu jenderal tua. "Dan kalian masih tak tahu siapa dalangnya?"
Seorang pria bertudung hitam berdiri di pojok ruangan, menyilangkan tangan. "Kami tahu... sebagian."
Ia adalah Kepala Bayangan Istana, mata-mata tingkat tertinggi yang hanya menjawab langsung pada raja.
“Nama yang mereka teriakkan... adalah Kael Arvane.”
Suasana ruang sidang langsung membeku.
"Mustahil!" bentak Valen. "Dia mati! Dibuang ke Lembah Sunyi!"
"Benar, Yang Mulia," jawab Bayangan. "Tapi tampaknya dia tak hanya bertahan... dia berkembang."
---
Sementara Itu – Di Markas Sekte Chaos
Kael berdiri di depan Pilar Keenam, Ashvane, dan Pilar Pertama, Lirien. Mereka berada dalam ruangan strategi bawah tanah, dikelilingi peta dan laporan dari para pengintai.
“Kerajaan pasti sudah tahu kita bergerak,” ucap Kael.
Lirien mengangguk. “Kami telah menangkap satu mata-mata dari tim bayangan. Dia bicara sebelum mati.”
Ashvane tersenyum miring. “Mereka mulai panik. Sudah waktunya memberi mereka alasan untuk takut.”
Kael mengangguk, lalu membuka layar sistemnya.
[Misi Baru Tersedia: "Buka Gerbang Keempat Pilar"]
Syarat: Pergi ke Benteng Ravanthar, Lokasi Pilar 7 yang Disegel]
---
Perjalanan ke Benteng Ravanthar
Benteng itu berada di lembah paling dalam, dijaga oleh makhluk jiwa api purba. Hanya mereka yang bisa menaklukkan perapian neraka yang dapat membangunkan Pilar Ketujuh.
Kael hanya membawa dua orang: Velka si pembunuh, dan Garvak sang penjagal.
Di dalam benteng, mereka disambut oleh kobaran api dan suara-suara bisikan yang mengoyak kewarasan. Velka hampir kehilangan akalnya, tapi Kael melindunginya dengan kekuatan sistem.
Akhirnya mereka mencapai pusat: sebuah kristal besar yang menyegel tubuh manusia berbaju zirah hitam, dengan luka menganga di dada.
Sistem bersinar:
[Pilar 7 – Zeyr, Ksatria Pengkhianat]
Status: Mantan Ksatria Suci, Dibakar Karena Melawan Perintah Raja
Kecocokan Chaos: 97%
Kael menyentuh kristal.
[Menyerap Segel…]
Tubuh Zeyr terbangun, dan mata peraknya bersinar tajam.
"Apa... aku masih hidup?"
Kael menatapnya dalam.
“Tidak. Kau lebih dari itu. Kau bebas.”
Zeyr berlutut, bukan karena lemah, tapi karena memilih untuk tunduk.
“Beri aku nama baru, tuanku. Aku buang semua sumpah lamaku.”
Kael tersenyum, senyuman villain yang hangat namun mengancam.
“Mulai hari ini, kau adalah Pilar Ketujuh. Pengawal Kekacauan.”
---
Kembali ke Dunia Atas – Sebuah Kejutan
Namun saat kembali ke markas, mereka disambut kabar buruk. Pilar Kelima, Durran, telah menghilang bersama lima murid. Di dinding ruangannya, tertulis dengan darah:
“Aku bukan bagian dari kehancuran. Dunia masih bisa diselamatkan tanpa kekacauan.”
Ashvane mencibir saat membaca pesan itu. “Satu Pilar jatuh. Dia akan jadi masalah.”
Kael tak berkata banyak, namun matanya tak bersinar marah—melainkan tajam, berhitung, penuh strategi.
“Biarkan dia hidup. Dunia harus tahu... tak semua pengkhianat bebas dari hukuman.”
Sekte Chaos kini memiliki 7 dari 12 Pilar. Tapi satu dari mereka membelot. Dunia mulai merespon. Dan waktu terus bergerak menuju perang besar yang tak terelakkan.
Kael berdiri di menara barunya—dibangun dari reruntuhan desa-desa yang ditaklukkan. Di tangannya, ia menggenggam pedang yang terbuat dari esensi kekacauan, hanya bisa dipegang oleh pemimpin sekte.
“Dunia lama ingin aku mati. Tapi aku bukan pahlawan yang kalian gantung di tiang salib. Aku adalah murid dari api, dan pencipta zaman baru.”
“Pilar-Pilar akan lengkap. Dan ketika itu terjadi… langit pun tak akan cukup tinggi untuk menampung kekuatan kami.”
---