Elara Andini Dirgantara.
Tidak ada yang tidak mengenal dirinya dikalangan geng motor, karena ia merupakan ketua geng motor Ladybugs. Salah satu geng motor yang paling disegani di Bandung. Namun dalam misi untuk mencari siapa orang yang telah menodai saudara kembarnya—Elana, ia merubah tampilannya menjadi sosok Elana. Gadis manis, feminim dan bertutur kata lembut.
Lalu, akankah penyelidikannya tentang kasus yang menimpa kembarannya ini berjalan mulus atau penuh rintangan? Dan siapakah dalang sebenarnya dibalik kehancuran hidup seorang Elana Andini Dirgantara ini? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Elara turun dari motor Langit setelah sampai di rumahnya. Elara lantas membuka helm, tetapi Langit dengan segera mengambil alih untuk membantu membuka helm Elara.
"Thanks," ucap Elara setelah helm terlepas dari kepalanya.
"Sama-sama."
"Kalau begitu aku masuk dulu."
"Elara tunggu," Langit turun dari motornya, lalu berdiri tepat berhadapan dengan Elara.
"Langit?" Elara merasa canggung saat melihat tatapan Langit yang menatapnya dengan begitu dalam. Terlebih lagi genggaman tangan Langit di tangannya membuat dadanya berdebar tidak dengan ritme biasanya.
"Aku sudah banyak merasakan pahit dalam hidup, tapi denganmu aku merasakan rasanya bahagia dengan cara yang berbeda. Kau selalu mengacuhkanku, kau melawanku, kau yang suka bertindak tanpa memiliki rasa takut, semua itu aku suka. Aku menyukai dirimu dengan semua keberanianmu itu. Elara Andini Dirgantara, apakah kau mau menjadi pacarku?"
Elara menarik tangannya dari genggaman Langit. Dapat ia lihat sorot mata Langit yang menunjukkan kekecewaan setelah ia menarik tangannya.
"Kau menolakku, El?"
"Aku ke Jakarta karena aku memiliki tujuan untuk menuntaskan misiku, dan aku tidak mau konsentrasiku untuk memecahkan misi ini terganggu hanya karena hubungan percintaan yang menurutku tidak begitu berguna."
"Lalu bagaimana denganku?"
"Kau adalah partner-ku untuk menjalankan misi ini. Jadi, mari kita jalani hubungan kerja sama ini tanpa melibatkan perasaan."
"Apa ini artinya kau benar-benar menolakku, El?"
"Katakanlah begitu." ucap Elara sekenanya. "Cuaca sudah mendung, sepertinya akan turun hujan. Pulanglah sekarang atau kau akan kehujanan. Aku permisi." Elara lekas menutup gerbang dan masuk ke dalam rumahnya.
Setelah Elara pergi, Langit belum juga beranjak dari depan rumah Elara. Langit masih tidak habis pikir, selama ini para gadis mengejarnya dengan begitu gigih, bahkan Siena 'pun masih tetap mengejarnya hingga saat ini. Tetapi Elara justru menolaknya mentah-mentah. Rasanya Langit sulit mempercayai bahwa penolakan ini adalah sebuah kenyataan.
...•••***•••...
"Hahaha... Seorang Langit ditolak? Yang benar saja?" Jojo dan Sam masih asik dengan tawa mereka setelah mendengar cerita Langit.
"Apa kalian masih belum puas tertawa? Perlu aku ajari caranya berhenti tertawa?"
"Ampun, Bos." Sam menangkupkan kedua tangan di depan Dada tanda perdamaian. "Tapi Bos, kau ini seorang playbo**y dan kau selalu bisa mendapatkan gadis manapun yang kau inginkan. Lalu sekarang kau justru galau karena ditolak oleh Elana si gadis culun itu? Ayolah, kau tidak mungkin melupakan jimat rahasiamu saat di hadapannya, 'kan?" Lagi, tawa Sam dan Jojo pecah untuk kesekian kalinya.
Langit sedikit menyesal setelah mengatakan kegalauan hatinya pada kedua sahabatnya ini, dan kini ia malah jadi bahan tertawaan keduanya. Andai mereka tahu kalau gadis yang mereka pikir Elana itu adalah Elara, mungkinkah mereka masih bisa menertawakan dirinya seperti sekarang ini.
"Sudahlah, itu tidak lucu." tukas Langit lagi. "Oh iya Jo, apa kau sudah mendapatkan data pemilik motor yang kemarin aku kirimkan?" tanya Langit.
Mendengar pertanyaan Langit, raut wajah Jojo mulai berubah serius. "Sudah, tapi sayangnya itu hanya motor rentalan, Bos. Tapi, plat nomor D itu berasal dari Bandung."
"Bandung?" Pikiran Langit mulai menerka-nerka setelah mendengar jawaban Jojo. "Itu daerah asal Elara, 'kan? Apa mungkin pelakunya adalah orang yang ada disekitar Elara?"
...•••***•••...
Motor Elara melaju membelah jalanan Ibukota menuju Kota Bandung. Hanya membutuhkan beberapa jam perjalan, akhirnya Elara tiba di rumah sakit tempat Elana dirawat. Elara bersama Zakia masuk bersamaan ke dalam ruang rawat Elana.
"Hai, Lan. Aku membawakan buah apel kesukaanmu, makanlah." Elara menyuapi Elana dan Elana 'pun menerima tanpa penolakan.
Elara terus mengajak Elana berbicara banyak hal, mengenai masa kecil mereka, masa-masa sekolah saat di Bandung, tidak lupa Elara juga menceritakan pengalamannya saat menggantikan Elana di sekolah Darma Bangsa.
Sesekali Elara akan tertawa saat menceritakan hal-hal yang lucu pada Elana. Namun, jangankan untuk ikut tertawa, bahkan bereaksi 'pun tidak Elana lakukan. Elana seakan sibuk membangun dunianya sendiri dengan melamun, membuat Elara menghentikan ceritanya dan beralih menatap Kak Zakia.
"Kak, kenapa Lana belum mau bicara padaku?" tanya Elara sedih.
"Sabarlah sedikit lagi, El. Kondisi Elana memang belum pulih, alam bawah sadarnya masih memiliki ketakutan untuk bangun dan memulihkan kesadarannya. Tugas kita hanyalah terus menyemangatinya dengan kata-kata karena mungkin hanya itu yang bisa membuatnya bangun dari kubangan traumanya. Terlebih kalian berdua saudara kembar, ikatan kalian berdua sangat kuat dan pasti bisa saling menyemangati lewat batin kalian yang saling terhubung."
Elara mengangguk paham setelah mendengar penjelasan Zakia. "Dari sepuluh persen, berapa perkiraan Elana akan sembuh, Kak?"
"Sangat besar, sekitar tujuh per sepuluh."
"Benarkah?"
"Hm, asal kita terus meyakinkan dia untuk bisa keluar dari lingkaran traumanya, maka pemulihannya akan bisa lebih cepat dari perkiraan kita."
Senyum Elara merekah mendengar jawaban Zakia. Paling tidak, Elara memiliki harapan besar akan kesembuhan Elana sekarang. Dan ia akan berusaha sebisanya untuk membawa Elana keluar dari lingkaran trauma yang membelenggunya.
...•••***•••...
Elara masuk ke kelasnya dan langsung disambut oleh Feli dan Chelsea. Setelah Elara duduk di kursinya, Feli dan Chelsea membawa kursi mereka untuk duduk di dekat Elara.
"Kantung matamu hitam sekali Lan, kenapa?" tanya Chelsea.
"Tidak apa-apa."
"Jangan bohong, kau pasti begadang lagi demi belajar, 'kan?" tebak Feli. "Sudahlah Lan, kami tahu kau sangat ingin mengikuti olimpiade ini, tapi please jangan forsir tenaga dan pikiranmu terlalu berlebihan. Ingat, kesehatan itu jauh lebih penting, Lan. Coba kau bayangkan kalau seandainya kau dipilih sekolah untuk mengikuti olimpiade ini, tapi kau jatuh sakit, apa yang akan kau lakukan? Kau hanya akan diam dan berbaring di kasur dan posisimu dalam olimpiade ini juga akan digantikan oleh orang lain. So, please jaga kesehatanmu."
"Feli benar Lan, kesehatanmu jauh lebih penting dari apapun." timpal Chelsea.
Elara merasa kehangatan di hatinya mendengar ceramah panjang lebar dari Feli. Setidaknya ia tahu bahwa di sekolah ini Elana masih dikelilingi oleh sahabat sebaik Feli dan Chelsea. Terlebih, perpaduan Chelsea dan Feli juga cukup baik, Feli yang selalu melindungi Elana dan siap menjadi garda terdepan, sedangkan Chelsea yang memang lebih pendiam juga selalu bisa membuat Elana merasa diperhatikan.
"Terima kasih atas nasihat kalian. Aku akan mulai memperhatikan kesehatanku setelah ini." ucap Elara. "Tapi tidak janji," Elara tergelak dengan ucapannya sendiri hingga membuat kedua matanya menyipit seiring dengan senyumnya yang terbuka lebar.
Chelsea ikut tersenyum bahagia melihat senyum Elara. "Aku senang melihatmu tertawa lagi, Lan. Karena semenjak kau kembali sejak kecelakaan itu, kau sangat jarang tertawa lagi."
...----------------...
Yang kemarin nebak Bapaknya Elana pelakunya, mungkin aja benar. Secara motor yang ngintai Elana ternyata berasal dari Bandung. Tapi benarkah? Atau ada orang lain dibalik ini semua? Stay tune biar tau jawaban selanjutnya ya.
semakin di bikin penasaran sama authornya .,...🤣🤣
pinisirin kelanjutannya.....💪
masih belum ada titik terang siapa yg memperkosa elana...