Malam Ulang Tahun Pearly Hazel Willfred yang ke lima belas, menjadi malam yang tak akan terlupakan baginya. Seorang gadis lain datang dan mengaku sebagai putri kandung Keluarga Willfred.
Pearl pun kembali pada keluarga aslinya tapi kembali melarikan diri, hingga ia bertemu kembali dengan sosok pria yang selalu ia dekati di sekolah.
Alexander Marshall, menjadi sosok penolong bagi Pearl dan juga seorang ketua geng motor. Dengan bantuan Alex, Pearl kembali ke sekolah, tanpa mengetahui sosok sebenarnya dari seorang Alex.
* note : ini adalah novel misi dari NT. Alur cerita tiap bab berasal dari pihak NT, author hanya membantu mengembangkan melalui narasi dan percakapan, juga disesuaikan dengan latar belakang yang diambil oleh author. Terima kasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMUTUSKAN HUBUNGAN
Senyuman yang terukir di wajah Pearl, membuat Merva ingin sekali memukulnya. Wajah Merva juga sudah menampakkan kekesalan dan kebencian luar biasa pada Pearl. Ia juga mengepalkan tangannya ketika terus menerus mendengar bagaimana Mom Lady memohon pada Pearl untuk kembali tinggal bersama dengan mereka, di Kediaman Keluarga Willfred.
"Kamu harus kembali tinggal bersama kami, sayang. Mommy akan menjagamu. Secara hukum pun kamu masih berstatus putri Mommy dan Daddy," ucap Nyonya Lady.
Mata Merva membulat kala ia lupa kalau status Pearl masih adalah putri kandung Keluarga Willfred sementara ia masih seorang anak angkat. Ya, Keluarga Willfred memang belum mendaftarkan dirinya secara hukum karena ada beberapa masalah di perusahaan Keluarga Willfred yang harus ditangani oleh Tuan Willfred dan juga Brian.
Merva menghela nafasnya pelan, kemudian memeluk Nyonya Lady dengan erat.
"Mom, sudah. Jangan menangis lagi. Biarkan saja kalau Pearl tak ingin tinggal bersama dengan kita. Mom jangan terus memaksanya dan menangis. Nanti Mommy bisa sakit lagi dan aku sedih melihat Mommy seperti ini," ucap Merva menampakkan wajah sendu nya.
Pearl menyunggingkan senyum sinisnya melihat bagaimana Merva yang seakan ingin berbaik hati, tapi juga menusuknya secara bersamaan. Hidup beberapa lama di luar dari Keluarga Willfred, membuatnya banyak belajar mana orang yang jujur, mana yang hanya manis di mulut, dan mana yang memang benar benar tak suka dengan keberadaan nya.
"Mommy bisa lihat bagaimana dia sudah tak mengikuti ajaran Mommy lagi. Baginya lima belas tahun bersama Mommy sama sekali tak berarti. Ia dengan mudahnya bisa terpengaruh dengan kehidupan bebas. Lebih baik Mommy tak meminta ia tinggal lagi bersama kita karena ia juga tak menginginkannya. Jangan memaksanya. Ada aku yang akan selalu bersama Mommy dan menjadi putri kebanggaanmu," lanjut Merva.
"Kamu sangat benar sekali, Merva. Kamu memang putri yang luar biasa bagi Keluarga Willfred. Temani Nyonya Lady dan jadilah putri seperti yang ia inginkan. Jangan mengecewakannya atau membuatnya menangis. Aku sudah terpengaruh kehidupan bebas dan hal ini menyenangkan bagiku. Namun aku bangga pada diriku yang masih bisa kuat bertahan sampai hari ini, meskipun tanpa harta Keluarga Willfred," ucap Pearl.
Merva mengepalkan tangannya. Ia tahu kalau secara tidak langsung, Pearl sedang menyindir dirinya dengan kata kata yang Pearl ucapkan.
"Tuan Willfred, Nyonya Lady, terima kasih banyak atas tawaran yang anda berikan bagi saya untuk tinggal kembali bersama anda seperti dulu. Namun saya sungguh sadar diri bahwa kalian bukan siapa siapa bagi saya. Hubungan kita telah putus sejak kalian menemukan putri kandung kalian dan aku keluar dari Kediaman keluarga Willfred. Kita tidak memiliki hubungan darah sama sekali dan aku berbeda dengan kalian. Aku berterima kasih atas lima belas tahun yang kalian berikan, tapi semua akan jadi lebih baik kalau tak ada hubungan di antara kita sama sekali. Bahkan jika bertemu di luar seperti ini lagi, anggap kalian tak pernah mengenalku," ucap Pearl sambil menahan rasa sakit di dalam hatinya.
Nyonya Lady memegang dadda nya yang begitu sakit ketika mendengar ucapan Pearl. Hatinya begitu sesak karena putri yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang dan limpahan harta, kini menginginkan hal itu, bahkan tak ingin mereka saling mengenal lagi.
"Pearl! Mengapa kamu mengatakan hal semacam itu pada Mommymu?" tanya Tuan Willfred yang sudah mengangkat tangannya, bersiap untuk menampar pipi Pearl.
"Tampar saja aku, Tuan Willfred. Dengan senang hati aku akan menerimanya. Aku juga tak akan mengelak atau membalas. Tapi setelah anda melakukan itu, maka aku tak punya hutang apapun pada keluarga kalian."
"Dad, jangan," pinta Nyonya Lady dengan air mata yang sudah luruh di pipinya. Brian juga sudah menahan tangan Ayahnya agar tak menyentuh Pearl. Melihat hal itu, Merva semakin kesal saja karena sebenarnya ia ingin sekali melihat pertikaian terjadi di antara mereka. Ia ingin mereka semua membenci Pearl, membenci dengan sangat hingga tak akan mempedulikan gadis itu sama sekali.
Tuan Willfred menurunkan tangan nya. Ia sendiri tak akan tega memukul Pearl, putri kesayangan yang ia jaga sejak masih bayi, meskipun ternyata bukan putri kandungnya.
Pearl bangkit dari duduknya. Ia memberi hormat kemudian pergi dari sana menuju motor yang ia parkir. Ia tak tahu harus bicara apa lagi dan akan lebih baik jika ia segera pergi.
"Pearl," Brian memegang lengan Pearl, tapi Pearl langsung menepisnya.
Pearl naik ke atas motornya dan sebelumnya ia melihat ke arah Keluarga Willfred. Terbersit rasa penyesalan yang begitu besar karena telah mengatakan hal itu pada mereka, terutama Tuan Willfred, Nyonya Lady, dan Brian. Sebenarnya ia tak ingin menyakiti mereka, terutama Nyonya Lady yang sudah sangat menyayanginya. Pearl bahkan rindu akan pelukan hangat Daddy dan Mommynya itu, begitu pula dengan kasih sayang Brian yang selalu melindungi dan menjaganya.
Namun, Pearl harus membentengi dirinya sendiri dari masa lalu. Ia tak ingin hal itu menghambatnya untuk maju. Ia tak bisa terbelenggu dengan masa lalu yang membuatnya terus bersedih, apalagi ada Merva yang sangat terlihat tak menyukainya sejak pertemuan pertama mereka.
"Kamu harus bangkit, Pearl. Lepaskan mereka dan lupakan semua. Tak ada yang abadi di dunia ini. Semua bisa datang dan pergi kapan saja. Kamu harus banyak belajar untuk itu dengan belajar mencintai dirimu sendiri," gumam Pearl sebelum akhirnya melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi dan benar benar pergi meninggalkan tempat itu.
Brian melihat kepergian Pearl hingga sosok adiknya itu tak terlihat lagi. Brian hidup bersama Pearl selama lima belas tahun dan ia begitu sangat dekat. Ia tahu bahwa Pearl menyimpan sesuatu yang tak bisa ia ungkapkan. Ingin sekali ia memeluk adiknya itu dan berhadapan muka dengan muka. Ia ingin kembali seperti dulu di mana Pearl selalu menceritakan segala keluh kesah nya pada dirinya. Tak ada rahasia di antara mereka. Namun, kini semua telah berbeda.
"Seharusnya kita tak pernah membiarkannya pergi dari rumah dan meninggalkan kita. Kita harus menemui kedua orang tuanya dan memintanya kembali. Ia adalah putri kita, Dad. Aku ingin ia kembali," ucap Lady pada Willfred.
Brian memegang tangan Mom Lady, memberi kekuatan padanya, "Tenanglah, Mom. Mungkin Pearl masih syok dengan perubahan yang ia alami. Berikan ia waktu, aku yakin ia akan kembali pada keluarga kita setelah ia menyadari semuanya."
"Benarkah itu, sayang?" Nyonya Lady sangat berharap apa yang dikatakan oleh Brian adalah sebuah kebenaran. Ia takut melihat perubahan Pearl, apalagi jika gadis itu benar benar memutuskan hubungan dan tak ingin mengenal mereka lagi.
"Benar. Apa yang dikatakan oleh Brian adalah benar. Beri ia waktu, sayang," Tuan Willfred juga berusaha menenangkan istrinya, sementara Merva terus saja mengepalkan tangannya dan merasa kesal dengan situasi ini karena pemeran utama dalam Keluarga Willfref adalah Pearl.
🧡 🧡 🧡