Seorang pemuda biasa yang memiliki mimpi untuk menjadi Kultivator terkuat untuk suatu kedamaian alam semesta
Namun semua itu harus terhalang banyak nya kultivator serakah dan iri pada dirinya.
Karna tubuh spesial dan juga memiliki 4 dantian di tambah lagi dia juaga memiliki garis darah yang sangat kuat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR.QUINZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEHANCURAN DESA QIN SHAN
Malam harinya,QIN SHAN terbaring di tempat tidur yang sangat sederhana.
Cahaya lentera malam terlihat sedikit meredup, ketika mengangkat satu tangan menghasilkan bayang-bayang, QIN SHAN pada saat itu sedang memikirkan semua kejadian yang baru saja dia alami.
"Sebelumnya pak tua itu mengatakan padaku bahwa berada di tempat sebelumnya, diriku hanya sebatas tubuh jiwa.
Tapi, begitu diriku keluar, mengapa aku bisa berada di atas jurang dan tubuhku pada saat itu nyata?
" QIN SHAN berpikir kalau pak tua Luo Shen seperti telah menyihir penglihatannya, sehingga dirinya yang polos berhasil tertipu dengan mudah.
QIN SHAN menggelengkan kepala, dia mencoba untuk membuang pemikiran tersebut.
" Tidak bisa, aku tidak boleh tertipu oleh pak tua itu!
"QIN SHAN meyakinkan dirinya sendiri.
Walau dia menolak, akan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya,QIN SHAN sangat ingin menjadi seorang kultivator.
"Bagaimana rasanya menjadi abadi, hidup dalam waktu yang tak terhitung jumlahnya."
Di lain sisi QIN SHAN juga sedih.
Apabila suatu hari dirinya berhasil mewujudkan keinginan itu, dirinya pasti akan sendirian.
Mungkin seorang kultivator bisa hidup abadi, tapi tidak dengan kedua orang tuanya, karena mereka hanyalah manusia biasa.
QIN SHAN sangat bimbang dan bingung dengan mimpinya, karena bagaimana pun juga, hidup tanpa melihat senyumannya dari sosok yang mereka cintai akan merasakan kesepian.
Seraya terus memikirkan hal itu, tanpa sadar QIN SHAN telah menghabiskan waktu jam tidurnya.
"QIN SHAN,berhentilah berpikir, ingatlah kalau dirimu akan berangkat bekerja besok hari!
"QIN SHAN memarahi dirinya sendiri.
Setelah mengosongkan pikirannya, pemuda tersebut memejamkan mata dan tidur.
Hingga keesokan harinya.
Hari-hari seperti biasa,QIN SHAN pergi berangkat bekerja dengan berpamitan dengan kedua orang tuanya.
"Ayah, ibu, THANG SHAN pamit pergi.
"QIN SHAN membungkuk hormat sebelum dirinya pergi meninggalkan desa.
"THANG SHAN, berhati-hatilah di jalan!
" Sang ibu meneriaki putranya yang sudah berjalan jauh.
Mendengar teriakan itu, QIN SHAN mengangguk dan menjadi semakin semangat, walaupun hari-harinya tak seindah anak seusianya yang sibuk mengejar mimpi, menikmati sumberdaya dari keluarga mereka.
Keluar dari desa kecil,QIN SHAN sampai di pusat perkotaan.
Orang-orang sangat ramai melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Namun ketika melewati jalan gang sempit, QIN SHAN merasa seolah-olah seperti ada yang sedang mengawasinya.
Langkah kakinya terhenti mendadak.
"Aneh sekali, mengapa aku merasa seperti ada yang sedang mengawasiku.
Di jalan ini tidak ada siapapun.
Apakah ini hanya halusinasiku karena tadi malam aku telat tidur?"
"Huaa.." Sambil menguap karena ngantuk,QIN SHAN pun pada akhirnya pergi melanjutkan perjalanan menuju Sekte Hengyue.
Tepat di saat dirinya pergi, 100 langkah dari posisi QIN SHAN sebelumnya berada, terdapat makhluk kecil misterius yang mengawasi dari dalam tanah.
Makhluk ini tidak sepenuhnya menunjukkan tubuhnya, dia hanya memperlihatkan kepalanya saja.
Makhluk ini memiliki selaput mata panjang seperti mata keong.
Sepasang matanya merah dan terlihat sangat menjijikan.
Karena tak ada lagi yang perlu dia awasi, makhluk tersebut kembali memasuki tanah dan menghilang.
Di Sekte Hengyue.
Pagi itu banyak murid yang sedang berkerumun seperti sedang melihat hal penting di daftar papan pengumuman.
Tempat ini terletak tidak jauh dari arena pertarungan.
QIN SHAN yang sedang membersihkan arena sangat penasaran dengan yang para murid itu lihat.
"Apakah ada berita penting yang sedang mereka lihat?
" Meski penasaran QIN SHAN tidak berani meninggalkan pekerjaannya, sebelum dirinya selesai.
Sementara itu, yang dilihat para murid rupanya sebuah poster pengumuman.
Pengumuman ini berisi tentang tiga bulan lagi akan ada pertandingan besar antara setiap cabang sekte Hengyue.
Hengyue memiliki tiga cabang, cabang pertama, kedua dan ketiga.
"Menurut kalian, apakah murid-murid disini bisa memenangkan pertandingan?
Mengingat mereka semua yang berasal dari cabang satu dan dua memiliki kemampuan bakat yang luar biasa.
Sedangkan kita?"
"Benar, apakah kita harus menyerah saja.
Tidak perduli seberapa banyak murid di cabang ini, pada akhirnya kita semua akan kalah dengan mereka yang merupakan para senior."
"Jika kita mengikuti pertandingan, aku takut kita nantinya akan mendapatkan penghinaan."
Semua murid disana pada menghela napas. Hingga salah seorang murid pria memberitahu keuntungan dalam pertandingan kali ini.
"Tapi, jika salah satu dari kita ada memenangkan pertarungan, dan mereka para tetua melihat kemampuan kita, mereka bisa saja akan merekomendasikan kita menjadi murid dalam, dan bagi siapa saja yang diterima menjadi murid dalam, maka mereka akan naik posisi dan bisa merasakan sumberdaya sekte cabang ke-2!"
Ketika para murid tengah bingung untuk mengambil keputusan.
QIN SHAN yang berada di tengah arena di datangi seorang teman.
Pria itu Cang Yan, satu-satunya murid yang mau menerima QIN SHAN sebagai teman.
"Teman, kemarin sore kemana saja dirimu, mengapa aku tidak melihat mu?
" Cang Yan bertanya.
Karena setiap sore, ketika mereka akan berpisah, keduanya pasti tidak lupa untuk berpamitan sebelum QIN SHAN pulang.
QIN SHAN menggelengkan kepala.
"Aku memiliki urusan terdesak, sehingga aku pulang ke rumah dan tak sempat bertemu dengan dirimu."
QIN SHAN berbohong kepada temannya, yang padahal dirinya masih berada di sekte.
QIN SHAN bingung.
Tidak seperti biasanya, kota yang ramai menjadi sunyi.
"Aneh sekali, mengapa aku tak melihat satu pun orang di kota ini?
Apakah sedang terjadi sesuatu?"
Melihat situasinya ada yang tidak beres QIN SHAN segera berlari menuju ke arah desa.
Pikiran QIN SHAN sangat kacau karena dia sangat khawatir terhadap kedua orang tuanya.
Ketika sampai di desa kecil, desa yang merupakan tempat tinggalnya, QIN SHAN berhenti secara mendadak dan tercengang.
Dia melihat kalau desa kecil itu sudah roboh dan dipenuhi dengan kobaran api.
"Bagaimana bisa seperti ini?
"QIN SHAN memandang desanya yang hacur dengan tatapan tidak percaya.
"THANG SHAN, cepat pergi dari sini, nak!" Terdengar suara lemah dari seorang wanita, sura ini berasal dari kediaman rumah miliknya.
"Ibu!"QIN SHAN yang mengenal suara ini langsung bergegas mendatangi rumahnya.
Dari reruntuhan tiang bangunan,QIN SHAN melihat ada ayah dan ibunya disana.
Ibu QIN SHAN terduduk lemas, dan ayahnya aat itu sedang terbaring lemah.
Dan yang paling mengejutkan, tidak jauh dari tempat mereka berada,QIN SHAN juga melihat ada begitu banyak mayat yang berserakan, dari anak kecil, pria hingga wanita.
"Ibu, ayah, apa yang sebenarnya sedang terjadi?
"QIN SHAN bertanya saat mendekati ayah dan ibunya.
Perasaan QIN SHAN bercampur aduk antara sedih dan marah.
Ayahnya saat itu terbaring dengan luka dibagian perutnya.
Sang ayah yang masih tersadar segera memperingatkan QIN SHAN.
"TANG SHAN, cepat pergi dari sini.
De-Desa kita sedang tidak baik-baik saja."
Ibu QIN SHAN juga berkata.
"THANG SHAN, cepat pergi dari sini nak.
Pergilah jauh-jauh dan jangan pikirkan kami, yang terpenting dirimu selamat!"
"Ibu, ayah, sebenarnya apa yang sedang terjadi?
" QIN SHAN bertanya bingung.
Melihat kondisi kedua orang tuanya, QIN SHAN sangat bersedih.
Namun tepat pada saat itu, ada semacam untaian cabang tajam yang langsung menusuk tubuh ibunya dari belakang.
Zrak! "Ibu!"
QIN SHAN sangat panik hari itu.
Ketika matanya melirik ke atas, ia melihat sosok makhluk besar dengan tubuh keras berbanyak cabang.
Cabang-cabang itulah yang telah menusuk ibunya dari belakang..
"Iblis!"