NovelToon NovelToon
Arjuna Bopo Istimewa

Arjuna Bopo Istimewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Keluarga / Spiritual / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:125.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Kisah ini adalah kelanjutan dari Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas.
Di sini, Author akan lebih banyak membahas tentang Arjuna Jati Manggala, putra dari Arsha dan Raina yang memiliki Batu Panca Warna.
Batu Panca Warna sendiri di percaya memiliki sesuatu yang istimewa. 'Penanda' Bopo ini, barulah di turunkan pada Arjuna setelah ratusan tahun lamanya. Jadi, Arjuna adalah pemegang Batu Panca Warna yang kedua.
Author juga akan membahas kehidupan Sashi, Kakak Angkat Arjuna dan juga dua sepupu Arjuna yaitu si kembar, Naradipta dan Naladhipa.
Beberapa karakter pun akan ada yang Author hilangkan demi bisa mendapatkan fokus cerita.
Agar bisa mengerti alurnya, silahkan baca terlebih dahulu Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades dan juga Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas bagi pembaca yang belum membaca kedua Novel tersebut.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Tersengat Listrik

"Ayah jadi mau ke Kota?" Tanya Arjuna saat melihat Ayahnya sedang bersiap - siap.

"Iya. Ada pekerjaan di Perusahaan yang haarus Ayah urus langsung." Jawab Arsha.

"Lama gak, Yah?" Kini ganti Sashi yang bertanya.

"Lama, sebulan!" Sahut Arjuna.

"Iya, Yah? Kok lama banget?" Tanya Sashi.

"Enggak, Mbak. Ngawur aja jawabnya Juna itu. Mungkin sekitar satu minggu." Jawab Arsha sambil mengusap kepala Sashi.

"Hiih! Anak kok jahil banget." Gerutu Sashi sambil melempar kepala Arjuna dengan menggunakan bantal.

"Dari pada Mbak Aci, anak kok gak bisa jauh dari Ayahnya!" Sahut Arjuna.

"Biarin! Kamu aja gak bisa jauh dari Ibu." Sergah Sashi.

"Astaghfirullah. Kok yo mulai leh udur - uduran. (Kok ya mulai eyel - eyelannya.)" Kata Arsha.

"Tau tuh, Yah. Anak Ayah duluan yang mulai." Jawab Arjuna yang membuat Sashi mencebik karena malas meladeni Arjuna.

"Ayah di anter siapa? Aku anter ke Stasiun ya, Yah." Kata Arjuna.

"Kamu belum punya SIM, Nang. Gak usah macem - macem." Kata Raina yang membuat Arjuna kicep.

"Ayah di anter Bopo ke Stasiun." Jawab Arsha kemudian.

"Aku ikut lah. Bosen hari Minggu di rumah aja." Kata Arjuna yang kemudian beranjak dari kamar orang tuanya untuk bersiap - siap.

"Mbak Aci mau ikut anter Ayah juga, Nok?" Tanya Raina.

"Enggak ah, Bu. Aci di rumah aja sama Ibu." Jawab Sashi yang memang lebih suka berada di rumah.

Setelah berpamitan, Arsha pun berangkat menuju ke Stasiun dengan di antar Arjuna dan juga Aksa. Setelah mengantar Arsha ke Stasiun, Arjuna dan Aksa tak langsung pulang, mereka mampir dulu ke Pabrik Pakan milik Arsha yang ada di Kabupaten.

"Ngapain ke Pabrik, Po?" Tanya Arjuna.

"Kata Ayah, suruh lihat mesin yang rusak. Sekalian suruh manggil teknisi buat benerin." Jawab Aksa sambil berjalan masuk ke dalam Pabrik besar peninggalan dari mendiang Pak Karto.

Di bawah kepemimpinan Arsha, Pabrik itu berkambang lebih pesat, hampir dua kali lipat dari sebelumnya. Arsha juga berhasil memperluas Pabrik itu dengan membeli tanah di sekitar Pabrik.

"Hari Minggu, kok ya mobil - mobil udah pada antri aja." Kata Arjuna saat melihat puluhan mobil truk yang menganti untuk memuat pakan ternak hasil produksi Pabrik esok hari.

"Ya gitu perjuangan Supir, Nang. Biasanya mereka yang udah antri duluan itu dapat jatah pengiriman yang jaraknya jauh dari Perusahaan, biar bisa tepat waktu." Jelas Aksa.

Pabrik Pakan itu memang bekerja sama dengan sebuah Perusahaan Besar untuk memenuhi pasokan pakan ternak yang akan di kirim ke berbagai penjuru di Pulau Jawa. Arjuna mengikuti Aksa yang berjalan ke tempat mesin yang rusak. Setelah memeriksa mesin itu bersama beberapa pekerja Pabrik, Aksa pun segera memanggil teknisi yang biasa menservice mesin - mesin di Pabrik ini.

"Kenapa gak nyari Teknisi yang stand by aja sih, Po. Biar kalo ada tanda - tanda rusak bisa langsung di benerin." Kata Arjuna.

"Iya. Udah di rencanakan kayak gitu, Nang, tapi masih belum matang aja buat di realisasi. Soalnya, satu mesin ini kan gak bisa di kerjakan cuma sama satu Teknisi. Kita juga harus mikirin biaya untuk Teknisi itu juga kan, gak mungkin kalau udah jadi pegawai tetap di sini, gak di gaji tiap bulan. Kalau gini kan, cuma di bayar waktu mereka benerin mesin aja." Jawab Aksa.

Sembari menunggu Teknisi datang, Aksa dan Arjuna pun kembali berkeliling untuk memeriksa Pabrik. Mereka pun nampak mengobrol santai dan bersenda gurau dengan para pekerja Pabrik. Saat sedang asyik mengobrol, mereka di kejutkan dengan suara teriakan minta tolong yang berasal dari luar Pabrik.

Aksa, Arjuna dan beberapa pekerja Pabrik pun segera berlari untuk menghampiri sumber suara. Mereka di kejutkan saat melihat seorang pria yang tersengat aliran listrik. Beberapa orang pun berusaha menolong dengan menggunakan kayu, agar tangan pria itu terlepas dari tiang yang membuatnya tersengat karena arus listrik yang bocor.

Melihat itu, Arjuna dan Aksa pun berlari dan berusaha ikut menolong. Saat orang - orang sedang mencari kayu yang lebih besar, Arjuna justru menghampiri korban dan langsung menarik tangan korban hingga terlepas dari tiang yang di aliri listrik bertegangan tinggi.

Semua orang tentu terperangah melihat aksi Arjuna. Bahkan, dengan jarak beberapa langkah dari korban saja, mereka bisa merasakan sengatan arus listrik itu. Namun, Arjuna bisa menarik dan berusaha memapah si pria yang sudah tak sadar lagi.

"Kok malah, bengong? Bukannya di tolongin." Tanya Arjuna saat ia berhasil membawa si pria ke tempat yang aman.

"Ya Allah, kamu gak apa - apa, Nang?" Tanya Aksa dengan raut wajah yang pucat pasi saat melihat Arjuna melenggang dengan santai dan menolong si pria.

"Aku? Aku ya gak apa - apa, Po. Kan korbannya beliau." Jawab Arjuna sambil menunjuk korban yang masih tergeletak di tanah.

"Arusnya itu tegangan tinggi lho, Nang. Bapak itu aja ikut kesetrum waktu mau nolong temannya." Kata Aksa sambil menunjuk pria yang ia maksud.

"Makanya orang - orang mau nolong, cari balok, kayu atau bambu dulu, biar gak ikut kesetrum." Imbuh Aksa. Mendengar penuturan Aksa, kini ganti Arjuna yang bingung dan bengong.

"Sudah - sudah, ayo kita bawa ke rumah sakit." Kata Aksa yang sudah meminta salah satu pekerja pabrik mengambil mobilnya.

Dengan kecepatan tinggi, Aksa membawa dua korban yang tersengat liran listrik itu menuju ke Rumah Sakit terdekat. Kebetulan, Rumah Sakit besar yang terdekat dari Pabrik adalah Rumah Sakit milik keluarga Falih.

Sesampainya di sana, dua korban yang merupakan supir dan kernetnya itu langsung mendapat pertolongan. Sementara Aksa langsung menelfon Falih.

"Loh Mas, kenapa? Ada apa?" Tanya Ashoka yang menghampiri Aksa dan Arjuna bersama Falih.

"Coba kamu periksa Ponakanmu dulu, Dek. Dia abis narik orang dari tempat arus tegangan tinggi." Kata Aksa.

"Korban yang baru sampe dua orang tadi?" Tanya Falih dengan netra terbelalak.

"Iya, Nang? Bener kata Bopo?" Tanya Ashoka sambil menangkup wajah Arjuna.

"Iya, Mika." Jawab Arjuna.

mendengar jawaban Arjuna, Ashoka langsung menarik keponakannya itu dan membawanya ke IGD. Ashoka sendiri yang memeriksa kondisi Arjuna. Bahkan Falih pun turut memastikan dengan ikut memeriksa kondisi Arjuna.

"Aku gak apa - apa loh, Om, Mika." Kata Arjuna.

"Gimana bisa? Orang yang kamu tolong aja meninggal, Nang." Kata Ashoka yang baru mendapat kabar itu.

"Meninggal, Mika?" Tanya Arjuna.

"Iya, Nang. Salah satu korban mengalami luka bakar sembilan puluh persen, organ dalamnya juga kena, makanya gak bisa di selametin. Orang itu yang kamu tarik tangannya dan kamu seret kata Bopo, Nang." Ujar Ashoka.

"Gimana, Bang?" Tanya Ashoka yang wajahnya khawatir. Ia tentu takut sesuatu terjadi pada Arjuna.

"Arjuna gak apa - apa. Bahkan gak ada luka bakar sama sekali." Jawab Falih dengan yakin.

1
Hadi Pratomo
👍
Kasih Bonda
next Thor semangat
Faqisa Sakila
Good arjunaaa 👍👍👍
Reni Setia
waduh,,, gak mau nambah anak 😄
tapi buatnya mau
syora
serba salh jd juna,nglwan salah nggak nglawan mlh mkin geeerrr suasana
semoga sisansan cpt sadar,kcuali mang nggak betes sjk.lhir dia punya otak
klau smpai ngadu ke ortu,sruh aja jdi tmannya si jul jul jule tuh pas dek kyaknya
Amalia Putri
Masak bopo kembar gak nambah lagi kasihan amat bopo Abi sama biyung Runi cucuk nya cuma 6 ya.lanjut thor💪💪💪
syora
mnding kalian bantu doa supaya si sansan ngak dialihkan ke dunia lain
Atik Kiswati
wah....meh gegeran ki....
Santi
tiba2 Arjuna ku up jam segini,bahagia hatiku
Dhina Ragil
mesti sandi beraninya kroyok'an nich..cuihhh..cement..
mz arjunaku yg ca'em,bagus,guanteng sak kabehe,smpyn meneng mawon.lenggah sing tenang.tak santette sandi sak krocone.😡🤬😤
tiniteyok
wahhh seru seruuuuu....😀😀😀ayo ndang gelut Jun 🤣
Nur Wakidah
aduhhh , , , cari mati nih si Sandi 🤣🤣🤣 , , , ben dicelukne bledek kui ngko karo mas Juna ,,,
incha
hadeh sandi salah lawan kamu
ayoooo juna sentil si sandi dengan kelelawar🤭
widi
kasih paham jun itu mulutnya si sandi
la💪
wis author tersayang lagi kesurupan apa ni tumben gak ada angin hijan geledek jam segini up🤣
FDS: baru dapet wangsit. abis semedi di Grojogan Lengkung /Scowl/
total 1 replies
Ita Xiaomi
Wah Arjuna nak mengundang makhluk apa nih utk datang?
Ita Xiaomi
Kasihan lah mbak Aci, Jun.
Ita Xiaomi
Nah ini buaya dah datang😁
Arin
Tahan emosi Jun. Jangan sampai terpancing. Kekuatan mu tidak bisa di pandang remeh. Takutnya berakibat fatal biarpun cuma sedikit dikeluarkan.
Ita Xiaomi
Bijak nih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!