"Aku tidak ingin terus seperti ini, aku ingin diakui sebagai istrimu didunia dan dihati mu, aku tidak ingin menjadi istri yang hanya dijadikan istri panjanganmu saja..." Ingin sekali Tania berteriak menyampaikan rasa sakit dihati nya saat melihat suami nya malah asik bercanda ria dengan mantan nya,
mampukah Tania merebut hati suami nya yang hanya bersikap acuh dan dingin pada nya? ataukah Tania akan meninggalkan Dion dan mencari pelabuhan baru di hati nya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desi Ratnasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15) Merasa bersalah
Pagi harinya, Tania membuka mata nya saat mendengar pintu kamar diketuk, ia pun berdiri dan berjalan kearah pintu, membuka nya secara perlahan....
Seorang pelayan hotel datang, membawakan nya sarapan pagi, setelah mengambilnya Tania menutup pintu kemudian masuk kembali, Tania melihat makanan itu sejenak lalu meletakkan nya diatas meja kemudian ia berlalu kekamar mandi, untuk membersihkan badan nya sebelum sarapan....
Usai mandi dan sarapan, Tania duduk disofa seraya menonton tv, tak lama ia menonton, pintu pun dibuka, Tania menoleh dan mendapati sang suami yang sudah berpakaian rapi, seperti nya lelaki itu akan pergi meeting...
"Ini Kartu kredit untukmu, gunakan sepuasmu, dan ingat jangan membuat Monika marah jika hidupmu akan tenang,..."Ujar Dion melembar sebuah kartu kredit kemeja, Tania mengambil nya dan menyimpan nya...
"Tenang saja Tuan, saya tidak akan melakukan kesalahan, anda tepat menjadikan saya istri pajangan dan pembantu untuk kekasih Tuan...."Dion tertegun dengan kata-kata Tania, ia melihat perempuan itu yang berdiri mengambil dompet lalu menyimpan kartu kredit yang diberikan Dion....
Ada sedikit rasa bersalah dalam diri Dion melihat Tania, wanita tak bersalah yang ia jebak masuk kedalam pernikahan yang tak seharusnya terjadi, sampai-sampai Tania harus bekerja seperti orang bodoh untuk nya dan Monika...
"Maafkan saya,...."Ujar Dion setelah Tania duduk kembali disofa usai menyimpan kartu kredit...
Tania tertegun oleh ucapan Dion, sungguh tak bisa dibayangkan lelaki yang terkenal memiliki gensi yang tinggi dan tak pernah mau meminta maaf mengucapkan kalimat yang sangat mencengangkan,..."Tidak masalah Tuan, lagipula memang itu kan tugas seorang palayan, sungguh nasib buruk saya telah dijebak oleh seseorang mengelapkan uang yang sama sekali tidak saya ambil tapi tuan tenang saja, saya bukan wanita lemah, saya pasti bisa melewati semua ini dengan lapan dada...."Berkali-kali Tania menarik napas panjang, ada sedikit rasa lega karna bisa mengutarakan rasa dihati nya walaupun ia tau jika semua itu tidak akan ada artinya bagi seorang Tuan muda Dion....
"Setelah jam lagi Monika akan selesai, sebaiknya kamu juga bersiap-siap...."setelah memberikan perintah, Dion pun pergi dari kamar Tania, ia merasa sangat bersalah pada perempuan tak berdosa itu...
Setelah menunggu beberapa menit, pintu kamar Tania kembali diketuk, ia lalu beranjak mengambil tas milik nya kemudian berjalan kearah pintu, saat m membuka pintu terlihat seorang pelayan bersama Monika berdiri di depan pintu...
"Hey babu, enak banget ya hidup kamu, istirahat dengan tenang tanpa membawa semua koperku kekamarku...."maki Monika setelah Tania membuka pintu...
Tania menarik napas kasar, belum satu menit sudah mendapatkan makin dari nenek lampir didepan nya, Monika melirik pelayan kemudian memberi nya kode agar segera meninggalkan mereka berdua...
"Mana aku tau kau menyuruhku membawa nya kekamar mu, lagian saat suamiku menemui ku dia tidak bilang apapun...."Jawab Tania santai....
"Kamu itu pelayanan ku disini bicaralah dengan sopan layak nya seorang pelayan..."Monika berteriak menunjuk wajah Tania, sementara Tania hanya memutar bola mata malas...
"Nih bawa,..."Monika melempar tas miliknya pada Tania kemudian berjalan anggun menyusuri lorong, Tania menghela napas lalu mengikuti Monika dari belakang...
"Aku sungguh kasihan pada Mama Rima, dia memiliki putra yang bucin nya minta ampun sama perempuan tak tau diri, seandainya aku jadi mama mertua sudah aku keluarkan Dion dari kartu keluarga,...."Tania cekikikan membayangkan seandainya ia menjadi mama mertua nya, hingga Monika berhenti dan membalikkan badan nya...
"Tadi kamu bilang apa?...." Tanya Monika dengan sorot mata tajam...
"Saya tidak mengatakan apa-apa Tuan putri, mungkin anda salah dengar..."Ujar Tania membuat suara selembut mungkin....
"Awas saja ya, nanti aku aduin kamu pada Dion..."Monika membalikkan badan nya dan berjalan menghentak-hentak kaki nya seperti anak kecil, Tania yang melihat nya hanya bergidik jijik....
"Rasain kamu, siapa suruh lawan Monika, ini baru permulaan Tania, masih banyak hal buruk yang telah aku rencanakan untukmu,..."Monika melihat Tania yang kerepotan membawa begitu banyak paper bag tersenyum puas, ia tiada hentinya masuk kedalam tokoh dan membeli begitu banyak barang,....
"Sepertinya Mak lampir sengaja nih membuat aku kesusahan..."Tania tersenyum licik, ia pun mengeluarkan satu persatu barang-barang Monika dan memasukkan nya kedalam satu paper bag besar....
"Nah gini kan enak...."Ujar Tania menenteng tiga paper bag penuh, kemudian paper bag yg telah kosong ia ambil kembali kemudian menenteng nya, setiap Monika masuk kedalam toko Tania dengan cepat menyatukan semua barang dalam satu paper bang sehingga dia tidak terlalu kelelahan, dan Monika sama sekali tidak menyadari nya...
"Kenapa Tania biasa-biasa saja membawa barang belanjaan ku, apa sepertinya barang yang dibeli kurang banyak??..."Heran Monika melihat Tania berjalan santai...
"Emang kamu pikir aku sebodoh itu Mon, walaupun aku ini miskin tapi otak ku tidak miskin, kusut, kusut deh ahh...."Tania tersenyum penuh kepuasan melihat barang-barang Monika yang menumpuk bak cucian didalam paper bang, ia terus berjalan mengikuti wanita itu hingga Monika kelelahan dan memilih pulang....
"Simpan belanjaan ku disana, jangan sampai kamu menyentuh satupun nanti jadi kotor...."Seru Monika menjatuhkan badan nya diatas ranjang, Tania menyimpan semua paper bag diatas sofa,...
Dion yang baru selesai mandi langsung keluar dari kamar mandi, mata nya tertuju pada Monika yang sedang berbaring diatas ranjang, kemudian ia melihat kearah Tania...
"Sepertinya Monika benar-benar membuat Tania kesusahan hari ini...."Kelakar Dion melihat paper bag yang begitu banyak diatas meja, lalu Dion pun menghampiri Monika diatas ranjang...
"Bagaimana jalan-jalan nya hari ini, apa menyenangkan?..."tanya nya mencubit gemas hidung Monika yang sedang tidur terlentang...
"Sangat melelahkan sayang, tapi aku sangat bahagia..."Jawab Monika dengan senyum gembira ia berpikir telah berhasil membuat Tania kerepotan....
"Syukurlah jika kamu senang..."
"Tania kamu boleh kembali kekamar mu..."Seru Dion menyuruh sang istri untuk kembali kekamar, Tania pun mengangguk dan dengan sangat cepat ia keluar dari kamar Dion, rasanya kedua kaki nya sangat pegal berjalan naik turun tangga....
"Sayang kenapa dia disuruh pergi, aku kan mau dia memijit badan ku...."Ujar Monika pura-pura merajuk....
"Biarkan saja sayang, nanti biar aku yang memijitmu, aku tidak ingin dia menyaksikan kita berdua terlalu lama, lagian besok kamu pasti masih membutuhkan tenaga nya, jika dia sakit tidak ada yang menemanimu jalan-jalan...."Dion mencari alasan agar sang kekasih tidak terlalu membuat Tania kerepotan, sejak perkataan Tania tadi pagi entah mengapa Dion merasa sangat bersalah pada sang istri.....
